Youth Ranger Indonesia : Urusan Pemuda Tak Melulu Soal Cinta dan Asmara

0
1117

Halo Sobat Muda, apa kabar kalian semua ? Jangan lupa untuk selalu memakai masker dan tetap menjaga jarak ya ! Sekarang kita bakal membedah sebuah organisasi yang mengembangkan potensi diri pemuda Indonesia. Wah, kayaknya seru deh. Penasaran kan, organisasi apa itu? Yuk kita cari tahu!

Organisasi-organisasi pemuda Indonesia semakin hari semakin bertambah jumlahnya. Kegiatan-kegiatannya pun beragam dan bergerak di berbagai bidang. Organisasi itu tak jauh tujuannya untuk membentuk pemuda Indonesia yang siap meneruskan perjuangan bangsa dan merawat Indonesia. Sebut saja Komunitas Mata Kita, Become More Jakarta, Sabang Merauke, dan Youth Ranger Indonesia. Sekarang, kita bahas salah satu dari organisasi itu, yaitu Youth Ranger Indonesia.

Berdasarkan kutipan di laman resmi youthrangerindonesia.com, Youth Ranger Indonesia atau biasa disebut YRI merupakan non governmental organization (NGO) yang berperan sebagai wadah pelatihan dan mentoring untuk mengembangkan potensi diri pemuda yang mampu berkontribusi secara nyata bagi Indonesia serta berdaya saing secara global. Organisasi atau komunitas itu berdiri secara resmi pada tanggal 28 Oktober 2018.

“Youth Ranger Indonesia adalah organisasi atau platform untuk anak muda bisa menumbuhkan dan mengembangkan potensi dirinya,” Jelas Rinaldi Nur Ibrahim (22), salah seorang pendiri YRI, saat dihubungi melalui Google Meet pada (4/9/2020). Ia adalah seorang mahasiswa yang sedang menempuh program pendidikan apoteker di Universtas Islam Negeri  Syarif Hidayatullah Jakarta.

Komunitas tersebut bertujuan membantu anak-anak muda yang dahulu merasa minder, kemudian menciptakan lingkungan positif dan menciptakan platform-platform yang membantu anak muda untuk mengembangkan potensi dirinya.

Salah satu kegiatan offline YRI, yaitu YRI Goes to Jakarta. Kegiatan ini dilaksanakan pada (3/8/2019) di Gedung FK UIN Jakarta. Foto : Tim Dokumentasi YRI.

Inal, sapaan akrabnya, menaruh harapan dari nama komunitas yang ia dirikan ini. Youth berarti ‘pemuda’ dan Ranger berarti ‘pelindung’. Apabila disatukan menjadi pemuda pelindung Indonesia. Latar belakang pendirian komunitas ini adalah pengalaman pribadi yang Inal rasakan.

Dulu ia merasa minder karena berasal dari desa di daerah Bone, Sulawesi Selatan. Meskipun berasal dari desa, ia tetap membawa mimpinya untuk Indonesia. Ketika Inal sampai di Jakarta untuk melanjutkan studinya, banyak orang yang memandang sebelah mata. “Saya orang dari desa, saya biasa saja, tetapi saya berusaha mengasah diri dan memperbaiki diri,” katanya.

Karena keresahan Inal terhadap sulitnya pemuda mengembangkan potensinya, ia mendirikan Youth Ranger Indonesia ini. Ia berusaha membuat “wadah” untuk pemuda yang ingin mengasah potensi yang ada dalam dirinya. “Banyak pemuda yang mau berkembang, tapi wadahnya dan sistem suportnya nggak ada,. Jadi saya coba buat itu,” tuturnya.

Dalam dua tahun, jumlah anggota YRI sudah mencapai 11.000 rangers, sebutan untuk anggota YRI. Anggota komunitas YRI ini terbuka bagi pemuda berumur 15 – 30 tahun. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bagi orang yang berusia lebih dari 30 tahun untuk bergabung bersama YRI.

Keanggotaan di YRI bersifat terbuka tanpa harus ada persyaratan yang panjang. Karena bersifat terbuka, anggota YRI berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. “Saya sudah cek database-nya. Ada perwakilan dari seluruh 34 provinsi di Indonesia,” katanya.

Ia tak sendirian. Inal mengajak empat  temannya yang memiliki visi dan misi yang sama untuk mengembangkan minat dan bakat anak muda Indonesia. Mereka adalah David Wijaya, Glenzi Fizulmi, Syifa Kenedi, dan Made Gilang Sedayu. Awalnya, seluruh pendiri YRI ini tidak saling mengenal satu sama lain. Akan tetapi, karena diikat oleh mimpi yang sama, akhirnya mereka saling mengenal walaupun jarak memisahkan. “Founder itu nggak selamanya harus kenal satu sama lain. Akan tetapi, founder itu punya semangat juang yang sama,” jelasnya.

“Kami sama sekali belum dapat pendanaan dari mana pun,” tutur Inal. Untuk saat ini, YRI belum mendapatkan dana dari pihak mana pun. Para pendiri mengumpulkan uang mereka secara kolektif demi kebutuhan operasional komunitas ini. Inal berharap agar ke depannya ada pendanaan yang berkesinambungan untuk komunitas ini. Jika YRI ingin membuat acara besar, biasanya para pengurus melakukan penggalangan dana.

Salah satu program Ngobras yang dilaksanakan online melalui Zoom Meeting di tengah pandemi Covid 19. Foto : Tangkapan Layar Zoom Meeting

Program-program yang ada di komunitas ini dilakukan secara offline (tatap muka) dan online (daring). Akan tetapi, pandemi Covid-19 menuntut semua kegiatan dilakukan secara daring  melalui Zoom Meeting dan Google Meet. Salah satu program YRI yang terkenal adalah Ngobras. “Ngobras itu kan singkatan dari ngobrol asik. Di Ngobras, kami mengajak pemuda di seluruh Indonesia agar bisa teredukasi dan di-mentoring dari Ngobras itu. Nantinya, mereka mendapatkan influence melalui Ngobras itu,” jelas Inal.

Ngobras dilakukan melalui Whatsapp, Live Instagram, Zoom Meeting, dan Google Meet. Program Ngobras ini sudah dilakukan sejak 2018. Tujuan dari Ngobras ini agar seluruh pemuda di Indonesia dapat bertemu dan berkesempatan mendapat edukasi yang sama. Menariknya, seluruh kegiatan yang dilakukan oleh YRI tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis.

Tema yang dihadirkan pada acara Ngobras juga beragam. Temanya antara lain pendidikan, sosial, bisnis, olahraga dan seni, pemerintahan, dan hiburan. Di sini, bakat pemuda bisa dikembangkan sesuai dengan minatnya masing-masing di bidang tertentu. Bintang tamu dan pembicaranya juga keren dan sesuai dengan bidangnya keahliannya masing-masing.

YRI mengadakan acara International Youth Day dengan tema “Digital Transformation 5G Network & Cyber Safety” pada (12/8/2019) di Ruang Komunal Indonesia from Facebook. Foto : Tim Dokumentasi YRI

Selain kegiatan secara daring, YRI juga melakukan kegiatan tatap muka, yaitu “YRI Goes to”. Kegiatan ini adalah kegiatan kunjungan yang sudah dilakukan di berbagai kota, seperti Bandung, Makassar, dan Jakarta. Selain kunjungan ke daerah-daerah, YRI juga aktif melakukan mentorship untuk melatih public speaking pemuda.

Inal bukan siapa-siapa tanpa bantuan para impact man. Mereka adalah orang-orang yang melaksanakan semua kegiatan-kegiatan YRI. Bagi Inal, impact man adalah tonggak utama pembentukan program-program itu. Contoh tugas yang dilakukan oleh impact man adalah membuat desain di poster acara. Selain membuat poster, para impact man juga menjadi mentor, delegasi, dan pembicara dalam setiap program YRI.

Dalam dua bulan terakhir ini, YRI memfasilitasi anggotanya berkomunikasi di grup Whatsapp. Grup Whatsapp ini bertujuan agar satu sama lain anggota saling mendukung dan membantu. Di setiap grup Whatsaap, jumlah anggotanya adalah 257 orang. Saat ini, YRI sudah memiliki 12 grup di Whatsapp. Ada yang tak luput dari perhatian, yaitu setiap grup memiliki ketua kelasnya masing-masing.

“Di grup itu ada ketua kelas, wakil, sekretaris, dan bendaharanya juga. Kita bisa mendengar masukan dari mereka agar jadi penunjang untuk mengembangkan potensi mereka,” jelas Inal. Dari setiap grup, mereka bebas memberikan sarannya kepada Inal. Salah satunya adalah lomba video kreasi TikTok.

Inal memiliki harapan besar terhadap YRI yang ia dirikan ini. Ia berharap, YRI dijadikan tempat pengembangan potensi anak muda yang sangat besar. Ia bermimpi YRI bisa disandingkan dengan UNICEF sebagai organisasi internasional.

Anggota YRI membagikan makanan kepada warga Kampung Pemulung di Ciputat – Tangerang Selatan pada (4/8/2019). Foto : Tim Dokumentasi YRI

Inal menutup pembicaraannya dengan mengharapkan “Kita berharap, anak muda punya jiwa kepemimpinan yang kuat dan mampu berkolaborasi dengan orang lain serta mampu mengembangkan potensinya,” harapnya. Ia menambahkan “Jika kalian ingin mendaftar, langsung saja buka pendaftaran di web YRI dan ikuti rules yang ada. Nantinya kalian akan diberikan link untuk masuk di grup Whatsapp,” tambahnya.

Wah, sepertinya asik ya organisasinya. Untuk Sobat MuDa yang ingin mengasah bakat dan potensi diri, segera mendaftarkan diri. Selain mengasah kemampuan kita di YRI, kita juga bisa bertemu teman-teman baru dari berbagai daerah di Indonesia. Selalu ingat, kemampuan soft skill itu juga penting loh Sobat MuDa untuk bersaing di dunia kerja nanti.  Jangan lupa daftarkan diri kalian ya !

Rafi Ramadhan, mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Publik Universitas Brawijaya Malang dan Magangers Kompas Muda Harian Kompas 2019.