Kontribusi Generasi Penerus Dalam Mencetak Petani Milenial di Era Pertanian 4.0

42
2091

Perubahan era industri 4.0, menjadikan aktivitas di segala bidang seperti ekonomi, pendidikan, produksi pangan dan lain sebagainya erat berkaitan dengan penggunaan teknologi yang terhubung dalam internet. Jaringan internet menjadi faktor utama dalam perkembangan era revolusi industri saat ini.

Seiring berkembangnya revolusi industri, maka semakin banyak perubahan yang dirasakan di semua sektor mulai dari sektor ekonomi, pendidikan, sosial, pangan dan lain sebagainya. Hal yang paling penting dalam suatu perubahan adalah dapat menjaga sumber penting untuk melanjutkan segala usaha dalam perubahan tersebut. Salah satu hal penting tersebut adalah ketahanan pangan di era revolusi industri 4.0.

Pangan saat ini menjadi tren yang tidak ada habisnya untuk dibahas, ini adalah suatu hal yang menjadi fokus utama pada permasalahan dunia di era revolusi industri 4.0 saat ini. Semakin berkembangnya dunia industri, kesadaran akan pangan pun semakin menjadi prioritas karena pangan memiliki pengaruh penting dan masalah pangan dunia yang dihadapi belum sepenuhnya terselesaikan.

Masih banyak sektor yang belum mencapai titik keseimbangan pangan karena untuk mencapainya, diperlukan SDM (Sumber Daya Manusia) yang mumpuni dan berkompeten dalam mengembangkan dunia pangan. Dunia pangan sendiri tidak terlepas dari sektor pertanian, yang menjadi sumber utama untuk menghasilkan atau mempertahankan dunia pangan tetap eksis dan menjadi sumber kesejahteraan dunia. Sektor pertanian sangat erat kaitannya dengan proses pendistribusian dan pengolahan yang tepat dalam era revolusi industri 4.0, tentunya tidak terlepas dari teknologi.

Sebelum memasuki proses lebih lanjut harus ada kesiapan dari seluruh aspek pendukung, terutama petani sebagai pengendali dalam bidang pertanian. Menyiapkan petani milenial yang mampu mengintegrasikan dunia teknologi dengan bidang pertanian menjadi sangat penting untuk digerakkan.

Untuk merealisasikannya, diperlukan sebuah program, untuk mengedukasi petani milenial yang mampu mengaplikasikan dunia digital demi meningkatkan angka pangan dan mencapai titik keseimbangan. Disamping itu, juga memengaruhi tingkat kesejahteraan petani pada era digital secara integral. Program tersebut bisa berupa pembinaan atau pelatihan terhadap para petani secara langsung dengan menggunakan media teknologi berupa alat-alat yang berhubungan dengan proses pemanenan dan pasca panen.

Para petani langsung bisa mensimulasikan atau menggunakan alat-alat bantu tersebut, karena pada saat proses pra panen, panen hingga pasca panen, proses-proses tersebut merupakan dasar untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan ketahanan pangan dunia.

Dari hasil pelatihan tersebut para petani mendapatkan pemahaman ilmu lebih tentang hal baru dalam bidang pertanian dan sertifikat yang menandakan bahwa mereka telah menjadi bagian dari petani milenial yang mampu bersaing secara cerdas di era revolusi industri 4.0.

Dengan menggunakan teknologi kita dapat meminimalisir biaya produksi karena mempermudah mekanisme sehingga keuntungan yang didapatkan lebih besar dibanding dengan metode pada umunya. Petani dapat melakukan otomatisasi proses dalam pra panen, panen, serta pasca panen. Melaui proses yang memenuhi standar kualitas, maka hasil yang diperoleh juga berkualitas sehingga memengaruhi ketahanan pangan di dunia.

Melalui kerjasama dari para generasi penerus dengan para petani diharapkan dapat mencetak petani milenial yang mampu bertahan serta mampu beradaptasi dengan keberagaman pangan di dunia. Tidak menutup kemungkinan bagi generasi penerus untuk menjadi bagian dari petani milenial yang memiliki potensi mengembangkan ketahanan pangan di dunia.

Ayu Diah Damayanti , mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Al-Azhar Indonesia