Alternatif Kegiatan Bagi Mahasiswa Saat Pembatasan Sosial

0
168

 Sejak kemunculan kasus Covid-19 pertama di Indonesia pada awal Maret ini, Presiden Joko Widodo menyampaikan agar masyarakat dapat melakukan jaga jarak sosial yang kini disebut pembatasan sosial. “Saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah,” ujarnya saat konferensi pers di Istana Bogor, Minggu (17/3/2020).

Imbauan pemerintah ini cukup diindahkan oleh beberapa pihak. Baik sekolah maupun perguruan tinggi sudah menetapkan pembelajaran jarak jauh. Ujian Nasional (UN) 2020 pun resmi dibatalkan. Sebelumnya, UN dijadwalkan akan terselenggara dari 16 Maret sampai 30 April 2020. Hal itu dilakukan demi memutus rantai penyebaran virus korona.

Untuk perguruan tinggi, beberapa telah menetapkan akan melakukan kuliah daring sampai akhir semester. Untuk menunjang hal ini, beberapa universitas juga telah bekerja sama dengan beberapa provider untuk memberikan tambahan kuota agar pembelajaran dapat berjalan tanpa hambatan internet.

Namun respon yang didapat juga beragam. Salah satunya, Yasmin Hanan, mahasiswa tingkat dua yang kini sedang magang di salah satu non-goverment organization (NGO) Youth of Indonesia (YOI) yang berbasis di ranah pemuda dan pendidikan. Menurut Yasmin, ekspektasi kuliah daring yang akan lebih santai justu membuat dia lebih banyak mendapatkan tugas dari biasanya. Tapi di lain sisi, ia jadi lebih bisa berkegiatan hal lain di rumah karena tidak perlu memakan waktu perjalanan seperti dari rumah ke kampus.

Menurut Yasmin, meskipun tugas yang didapat jadi lebih banyak, ia jadi lebih bisa balas dendam melepas penatnya lebih keras lagi. “Kalau gue sih nerapin prinsip ‘work hard, play hard’. Jadi, semakin gue ngerasa tertekan, semakin gue memotivasi diri kayak ‘pokoknya setelah tugas ini selesai, gue mau…’ apa gitu suka-suka gue,” ujarnya.

Membuat ”CV”

Mumpung lagi di tengah-tengah semester, nih, mendingan merapikan” CV”, membuatnya lebih bagus untuk melamar magang di libur semester nanti. Hitungan waktunya juga pas. Kalau libur semester jatuh di bulan Juni, berarti kita punya waktu sekitar dua bulan untuk lamar ke berbagai tempat, seperti ke perusahaan atau kantor pemerintahan.

Oleh karena waktu-waktu saat magang itulah yang bakal dapat banyak ilmu langsung dari lapangan dan belajar banyak dari ahlinya. Selain itu, bisa juga ketemu orang-orang keren. Kayak Yasmin yang bertemu idolanya, pemain film Chelsea Islan, yang juga pendiri dari YOI.

Keterampilan baru

Upaya lain, kamu bisa menambah keterampilan baru. Misalnya belajar desain grafis, bahasa isyarat, menyanyi, menulis, mengedit video, apapun!  Mumpung masih jadi mahasiswa yang (sebenarnya) punya waktu luang, menambah keterampilanl bisa jadi investasi saat kita lulus nanti. Semakin langka keterampilan  yang kita punya, nanti di ”pasar,” tenaga kerja, semakin tinggi “harga” yang datang kepada kita.

Hilangkan kemubaziran

Bukan cuma makanan, mubazir juga bisa berbentuk barang-barang yang menempel di tubuh, seperti baju dan tata rias. Coba deh tengok lemari. Pilih baju mana aja yang pas kita lihat bikin kita bergumam, “oh gue punya baju ini ya?”.

Selain menerapkan gaya hidup minimalis, baju atau tata rias layak pakai yang sudah jarang kita pakai itu bisa kita sumbangkan atau dijual lagi. Kan lagi ngetren tuh belanja daring yang menjual barang-barang preloved. Selain itu, dengan mendaur baju, kita juga ikut membantu menjaga lingkungan, lho.

Perawatan muka

Walaupun kuliah tatap muka baru berjalan sebulan dan sudah disuruh balik ke rumah lagi,  kita patutnya berbahagia. Ini artinya, kita punya waktu berbulan-bulan untuk memperindah pemandangan orang-orang saat ngobrol sama kita.

Pagi dan malam hari bisa dijadikan rutinitas untuk memakai produk perawatan wajah seperti serum dan pelembab. Juga pemakaian masker seminggu tiga kali akan sangat membantu membuat wajah makin mulus seperti pemain sinetron Nia Ramadhani.

Berbagi berkat

“Hidup mahasiswa..!” “… susah”

Ya, walaupun namanya mahasiswa yang suka cari roti dan micin diskonan, seharusnya juga jangan lupa untuk berbagi atau menolong orang-orang yang sekiranya bisa ditolong. Karena pembatasan sosial ini, mobilisasi masyarakat ikut menurun yang membuat pelanggan ojek daring ikut menurun. Omset pedagang khususnya makanan di luar sana pun begitu.

Untuk membantunya, kita bisa mencoba cara pesan makanan di aplikasi penyedia ojek daring. Tapi, makanan itu bukan buat kamu, melainkan buat pengemudi yang memesan makananmu itu. Saat makanan sudah dipesan, bilang aja lewat fitur chat, “Pak, makanannya gak usah dianter. Buat bapak aja”. Tapi jangan lupa bayar dulu pake dompet elektronik, ya!

 Kencan daring

Nah, tips satu ini khusus untuk yang lagi bersolo karir, ya! Mumpung lagi di rumah, buruan deh unduh aplikasi kencan daring, seperti Tinder atau Tantan. Alasannya karena hampir semua orang diam di rumah, jadi kemungkinan untuk dapat gebetan yang jaraknya dekat lumayan besar.

Siapa tahu kalau ternyata kamu punya tetangga selebgram atau youtuber. Lumayan kalau beneran nyangkut, jadi datang kondangan atau ke wisuda teman ada gandengan. Sekali lagi, tips satu ini hanya untuk yang lagi bersolo karir. Kalian yang sudah ada pasangan, jangan sekali-kali berani mencoba, kecuali kalau yakin tak bakal ketahuan.

Nurul Hafizhah, mahasiswa program studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran