Ayah,
Pagi ini aku terbangun dari lelap,
Sejenak bermenung penuh harap,
Tak banyak kaca yang terucap,
Hanya curahan rindu yang menguap.
Jujur, aku benci terus begini,
Terus mengingat bahwa kau telah pergi,
Benci membayangkan serangkai memori,
Seakan semua tak perduli.
Ayah, kerinduan tak pernah urung,
Dikala hari semakin murung,
Meski kenyataan kian memasung,
Namun cinta takkan terbendung.
Ayah, sajak ini kukirimkan padamu,
Pada malam yang berbau rindu,
Sejak kini hingga malam berlalu,
Rinduku takkan hilang untukmu.
Wiki Pebrianto