Produk Kecantikan Terus Bertambah dan Problem yang Menyertai

58
648

Setiap tahun industri kecantikan terus berkembang dan menjadi salah satu produk populer di masyarakat. Sudah pasti mereka menghasilkan produk – produk baru setiap bulan. Hari – hari remaja dan orang dewasa juga pasti dipenuhi dengan produk perawatan kulit dan tata rias yang tak habis–habis demi kulit yang sehat dan penampilan yang menarik.

Tetapi tanpa kita sadari, kehadiran produk perawatan kulit dan tata rias bersamaan dengan kemasan–kemasan yang biasanya terbuat dari materi yang tidak bisa diuraikan seperti plastik dan beberapa bahan – bahan kimia tertentu yang bisa berdampak buruk untuk lingkungan. Data yang terdapat di lembaga riset Euromonitor mengungkapkan pada tahun 2017 silam, ada sekitar 76,8 miliar sampah kemasan plastik yang dihasilkan oleh industri kecantikan.

Angka sebesar itu belum termasuk sampah dari alat–alat pengaplikasian tata rias dan kemasan (mini scooper). Materi plastik tersebut susah terurai oleh lingkungan, bahkan bisa mencapai puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai. Tak dapat teruraikan adalah kasus paling buruk.

Berdasarkan data di Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, industri kosmetik nasional bertumbuh sekitar 20 persen pada tahun 2018 atau empat kali lipat atau lebih daripada pertumbuhan pada tahun 2017. Yang pasti, produk–produk kecantikan akan lebih sering diproduksi. Itu artinya akan semakin banyak juga kemasan–kemasan produk kecantikan yang terbuat dari bahan non-degradable yang akan berdampak buruk pada lingkungan kalau kita tidak tahu cara mengelolanya dengan baik.

Lalu pasti timbul pertanyaan seperti seberapa buruk sih efek plastik pada lingkungan? Plastik mengacaukan lautan dan pantai serta membunuh kehidupan biota laut. Disayangkan, tidak ada tindakan yang dapat dilakukan jika sampah atau plastik telah tersedot ke pilin, beredar disana selama–lamanya, berputar–putar bagaikan sup plastik di setiap penjuru lautan di dunia.

Plastik–plastik dan sampah lain tersebut biasanya berakhir di pantai – pantai sekitar pilin atau di perut binatang laut seperti ikan dan burung laut. Perut hewan-hewan laut terisi oleh plastik atau bagian tubuhnya  terlilit aneka sampah sehingga mereka akhirnya mati karena tak bisa bergerak, bernafas dan mencari makanan.

Untuk kemasan produk kecantikan yang sudah habis, kita tidak bisa sembarang membuangnya begitu saja ke tempat sampah di rumah ya

Bahan – bahan dari produk kecantikan seperti exfoliating microbeads, phthalate, BHA, BHT, dibutyl triclosan, oxybenzone, dan siloxanes juga merupakan bahan yang bisa menimbulkan dampak buruk untuk lingkungan, khususnya untuk kehidupan daripada laut. Bahkan bisa menimbulkan kematian pada karang laut dan mengancam kelangsungan hidup binatang di lautan.

Bagaimana cara kita membantu masalah itu ? Tentu dengan mengeliminasi produk– produk kecantikan yang mengandung bahan–bahan yang disebutkan di atas dan mulai bijak dalam membeli produk–produk kecantikan. Mulailah menggunakan kosmetik yang ramah lingkungan dan punya efek berkelanjutan bagi lingkungan.

Untuk kemasan produk kecantikan yang sudah habis, kita tidak bisa sembarang membuangnya begitu saja ke tempat sampah di rumah ya. Pasalnya itu tidak menjamin akan dikelola dengan baik di tahap pembuangan sampah berikutnya.

Tempat kosmetik berukuran cukup besar seperti toples bisa kita gunakan sebagai pot tanaman dan wadah. Atau, kita bisa mengumpulkan sampah kemasan produk kecantikan kita mulai dari kemasan karton, plastik, kaleng, dan beling di kotak drop box yang sudah disediakan Praise dan Waste4Change di beberapa outlet Farmers Market dan beberapa titik lokasi di Jakarta. Mereka akan mendaur ulang sampah tersebut sehingga tak akan mencemari tanah begitu saja.

Kita juga bisa mencari tahu apakah brand kecantikan dari produk yang kita beli menyediakan layanan penukaran kemasan produk kecantikan seperti Sentatia Botanicals, Innisfree, MAC, The Body Shop, dan Kiehl’s.

Ayo menjadi pengguna produk kecantikan yang berwawasan dan pintar dalam mengelola sampahnya. Jangan lupa untuk bijak dalam membeli produk kecantikan. Beli dan gunakanlah produk kecantikan yang tidak mengandung bahan–bahan berdampak buruk untuk lingkungan. Pilih produk yang aman buat lingkungan demi kebaikan bumi kita bersama.

Izdhihar Syifa Aurellia Indaru, mahasiswi Jurusan Public Relations,  The London School of Public Relations Jakarta.

58 COMMENTS