Jurnalistik hakikatnya memang selalu tentang pemberitaan dan kewartawanan. Kendati demikian program studi jurnalistik di perguruan tinggi negeri yang berada di Depok, Jawa Barat, memberikan warna baru dalam kewartawanan.
Kampus itu terlihat cukup unik dibandingkan kampus-kampus lain. Namanya Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), mungkin orang awam akan menebak-nebak jika letak kampus tersebut di Jakarta seperti namanya. Namun siapa sangka, lokasi Kampus PNJ ini berada di Depok, Jawa Barat dan letaknya tepat di dalam wilayah kampus Universitas Indonesia.
Memiliki jurusan yang terbilang jarang ada di Indonesia. PNJ memiliki Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan atau biasa disingkat TGP yang Di dalamnya terdapat empat program studi, yaitu teknik grafika, teknik industri cetak kemasan, desain grafis, dan penerbitan (jurnalistik).
Jurnalistik yang ada di Jurusan TGP ini berbeda dengan jurusan Jurnalistik pada umumnya yang diberikan penekanan ‘penerbitan’. Ia mewajibkan mahasiswanya untuk multipleks dan multimedia.
Penulisan berita, sastra, kebahasaan, praktik serta teori pemberitaan akan selalu dipelajari secara mendalam di setiap semester. Sampai magang pun juga harus di tempat lembaga atau media pemberitaan. Namun, disetiap semester tersebut, mahasiswa jurnalistik mendapatkan pelajaran yang tidak biasa didapatkan oleh mahasiswa jurnalistik pada umumnya.
Pelajaran statistik
Program studi jurnalistik tidak hanya belajar tentang tata kebahasaan, namun juga mempelejari matematika statistik dan ekonomi. Kendati tidak terlalu mendalami pelajaran matematika statistik, setidaknya mahasiswai jurnalistik di sini juga harus mengerti statistik. Wartawan nantinya bisa menghitung data statistik sebagai sumber pemberitaan yang beritanya berbentuk infografis.
Fotografi jurnalistik
Berita akan lebih menarik jika diberikan foto sebagai bukti pendukung fakta dari pemberitaan suatu peristiwa. Mahasiswa jurnalistik di tempat kami mendapatkan pelajaran fotografi jurnalistik pada dua semester pertama.
Wartawan dituntut harus bisa mengoperasikan kamera untuk memotret dan merekam video peristiwa. Wartawan tidak hanya harus bisa menulis berita dan berada di depan kamera, melainkan harus bisa mengoperasikan kamera.
Apalagi untuk swafoto jurnalistik, ketika suatu saat wartawan bertugas sendirian dan membuatnya sendirian tanpa didampingin fotografer atau videografer.
Desain grafis
Pelajaran inilah yang setidaknya berkaitan dan nilai plus selain kewartawanan yang harus dimiliki oleh lulusan jurnalistik untuk bersaing di dunia kerja nanti.
Kini media cetak dan daring memang memiliki desainer tersendiri, dan wartawan hanya membuat berita yang nanti didesain semenarik mungkin oleh desainer suatu lembaga pemberitaan.
Namun, mahasiswa jurnalistik harus dituntut untuk multipleks dan multimedia. Apalagi jurnalistik disini bagian dari penerbitan, yang tidak hanya fokus pada jurnalistik.
Pelajaran yang kami dapatkan meliputi desain layout berita majalah, tabloid atau buku menggunakan adobe indesign. Sudah memotret hasil sendiri, naskah buatan sendiri lalu bisa mendesain majalah dan tabloid.
Naskah berita yang sudah pernah dibuat jangan dibuang atau disimpan saja. Kelak kita bisa membuat media cetak pemberitaan dan mencoba membuat buku karya milik sendiri.
Mendesain infografis menggunakan adobe ilustrator. Berita juga tidak hanya selalu tentang foto dan tulisan. Hasil pendataan statistik ada, naskah juga sudah dibuat. Dengan didukung elemen – elemen desain, berita akan lebih terlihat menarik dan berwarna di mata pembaca.
Mendesain video berita dan video infografis menggunakan aplikasi adobe after effects dan adobe premier. Hasil liputan video atau foto berita sudah dibuat, saatnya didesain menjadi video berita atau slide show foto berita.
Kini maraknya pemberitaan sudah menjarak di media sosial seperti instagram dan media daring, mengharuskan mahasiswa Jurnalistik PNJ untuk mengerti tentang editing video.
Teknik grafika
Bagaimana mungkin seorang wartawan harus belajar tentang pemilihan kertas untuk mencetak, serta pemilihan teknik yang cocok untuk mencetak sampul buku atau majalah ? Di sinilah mahasiswa butuh mempelajari grafika, namun hanya pada tingkat dasar grafika saja. Jika ingin mendalami, ada program studinya tersendiri di TGP yaitu jurusan teknik grafika.
Ketika nanti ingin atau membuka usaha cetak buku atau majalah, kita setidaknya mengerti jenis kertas yang dipakai untuk majalah, seperti art papper, art carton dan lain-lain. Wartawan juga harus mengerti teknik untuk sampul buku, majalah menggunakan teknik laminasi, doff atau emboss.
Setidaknya itu beberapa pelajaran yang didapatkan bagi lulusan Jurnalistik di TGP PNJ. Kini calon wartawan lulusan Jurnalistik PNJ sudah harus multipleks dan multimedia.
Wartawan kini bukan hanya bisa menulis dan menghasilkan berita, namun bisa membuat suatu berita terlihat menarik di mata pembaca.
Fahjie Prasetyo Mahasiswa Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Program Studi D-3 Penerbitan (Jurnalistik) – Politeknik Negeri Jakarta.
Comments are closed.