Wujudkan Desa Eco-Eduwisata, Mahasiswa UGM Ajak Warga Tambakbulusan Selesaikan Masalah Sampah

0
234

Perwakilan masyarakat Desa Tambakbulusan bersama mahasiswa KKN-PPM Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun 2019 JT-232 menandatangani komitmen bersama untuk menjaga lingkungan Desa Tambakbulusan, dengan slogan “Menuju Tambakbulusan Bebas Sampah” pada akhir Juli 2019 lalu. Kegiatan itu merupakan bagian dari rangkaian acara Sosialisasi Pengelolaan Sampah yang diselenggarakan oleh KKN-PPM UGM 2019 Unit JT-232 yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak.

Persoalan sampah jelas bukan merupakan masalah sepele. Produksi sampah tidak bisa dihindari, sementara kapasitas penguraian sampah oleh mikroorganisme sangat terbatas. Oleh karena itu, kesadaran untuk peduli terhadap masalah sampah harus dibangun sejak dini. Mulai dari membuang sampah pada tempatnya, meminimalkan produksi sampah, hingga kesadaran untuk mengelola sampah mulai dari skala rumah tangga.

Desa Tambakbulusan merupakan desa yang terletak di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, yang saat ini sedang dikembangkan menjadi kawasan Eco-Eduwisata. Sebagai desa yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa, Desa Tambakbulusan menyimpan banyak potensi, terutama biodiversitas mangrove dan komoditas tambak serta olahannya. Selain itu, keindahan Pantai Glagah Wangi yang terletak di bagian utara desa juga menjadi daya tarik tersendiri.

Sebagai desa yang sedang disiapkan menjadi kawasan eco-eduwisata, pembenahan di berbagai sisi menjadi sebuah keharusan. “Kita ingin desa kita menjadi desa wisata. Namun, ketika desa wisata tidak didukung oleh lingkungan yang bersih dan hijau, tidak mungkin bisa menjadi desa wisata. Yang namanya sampah, identik dengan sejuta masalah,” ujar Kepala Desa Tambakbulusan, Ahmad Chabibulloh, ketika memberikan sambutan untuk membuka rangkaian acara tersebut.

Ia tidak memungkiri bahwa pengolahan sampah dapat menjadi potensi tersendiri untuk pengembangan desa wisata. “Ketika muncul wacana desa wisata, artinya apapun di lingkungan kita berpotensi mendukung untuk mewujudkan Tambakbulusan menjadi desa wisata,” katanya lagi.

Acara Sosialisasi Pengolahan Sampah Desa ini diselenggarakan sebagai langkah awal untuk mendukung kesiapan Desa Tambakbulusan menjadi desa wisata, terutama pada aspek lingkungan. Dalam rangkaian acara ini, disampaikan beberapa hal terkait pengelolaan sampah, meliputi urgensi pengelolaan sampah, pengenalan eco-brick sebagai salah satu solusi penumpukan sampah plastik, serta ditunjukkan pula beberapa produk yang dihasilkan dari proses pengolahan sampah, mulai dari kerajinan sederhana hingga spot selfie.

Komitmen bersama

Rangkaian acara diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama oleh perangkat desa, Karang Taruna, PKK, Kader Lingkungan, perwakilan masyarakat dari setiap dusun, serta perwakilan mahasiswa anggota tim KKN-PPM UGM 2019 unit JT-232.

“Penandatanganan komitmen dilakukan sebagai simbol tekad yang kuat dari perangkat desa dan perwakilan warga. Setelah memahami pentingnya pengelolaan sampah, seluruh komponen di desa akan bergerak bersama untuk mewujudkan Tambakbulusan yang bebas sampah,” jelas Puji Rahayu, mahasiswa Fakultas Pertanian UGM angkatan 2015 yang menjadi sebagai salah satu panitia acara tersebut.

Selain penandatanganan komitmen, seluruh peserta acara juga menuliskan harapan dan rencana masing-masing tentang kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah di Desa Tambakbulusan. Melalui inisiasi dari KKN-PPM UGM, semoga problem sampah di Tambakbulusan secara perlahan dapat dikembangkan oleh seluruh komponen masyarakat menjadi sebuah potensi tersendiri.

Adzilla Fikria, Mahasiswa Fakultas Farmasi UGM Angkatan 2016, Anggota Tim KKN-PPM UGM 2019 Tambakbulusan.