Usaha Warkop DKI Pertahankan Eksistensi

0
318

Trio pelawak Indonesia, Warkop DKI melakukan beragam cara untuk mempertahankan eksistensinya. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah pembuatan animasi singkat Warkop DKI Kartun yang ditayangkan sebelum film Warkop DKI Reborn. Berdurasi dua menit, film singkat dua dimensi ini memberikan warna baru bagi karya Warkop DKI.

Animasi sengaja dipilih sebagai cara mengenalkan Warkop DKI kepada generasi muda, khususnya anak kecil. Salah satunya lewat ciri khas setiap tokoh, seperti gigi khas Dono, perawakan Indro yang tinggi dan logat betawi milik Kasino yang digambarkan pada kartun. Karakteristik ini sengaja ditampilkan untuk membuat anak-anak lebih kenal dengan legenda yang sudah ada sejak 1973 tersebut.

Indro Warkop bersama sutradara Rako Prijanto serta para pemain Warkop DKI Reborn Randy Danistha, Aliando Syarief, dan Adipati Dolken.

“Untuk anak-anak Warkop DKI mungkin belum begitu menarik. Kita ingin mulai, jadi anak-anak tahu. Aku mengharapkan itu sebagian pengenalan awal pada anak kecil. Ketika mereka mulai dewasa nanti nonton DKI Reborn nih, meskipun awalnya di kartun tapi bisa membekas” ujar Indro.

Pelajar dari berbagai sekolah dasar turut menyaksikan penayangan perdana animasi kartun Warkop DKI di Senayan City, Jakarta Pusat, Kamis (5/8/2019). Selain bersemangat untuk menyaksikan film pendek ini, mereka juga girang karena bertemu dengan para pemain Warkop DKI Reborn yaitu Adipati Dolken, Aliando Syarief, Randy Danistha dan Indro Warkop. Diiringi dengan alunan lagu “Warung Kopi”, anak-anak datang dengan bersemangat mencari kursi dengan pemandangan terbaik. Bahkan, mereka sampai lompat dari atas kursi dan berteriak memanggil para pemain untuk segera hadir bersama mereka di studio.

Pelajar dari berbagai sekolah sedang menari tarian “Chicken Dance” yang nantinya akan bersama-sama tampil secara berkelompok dengan para pemain Warkop DKI Reborn.

Animasi kartun ini dibuat sebagai usaha menjembatani kesenjangan. Film ini merupakan sebuah usaha untuk melestarikan dan mengenalkan Warkop ke seluruh kalangan mulai dari orang tua hingga anak-anak. Oleh karena itu, membuat film animasi kartun ini merupakan salah satu cara untuk bisa memperkenalkan budaya Indonesia dan bisa meningkatkan rasa nasionalisme dengan menjangkau dari anak-anak.

“Warkop itu budaya di bangsa ini, hampir di setiap daerah ada warung kopi. Ada demokrasi, ada komunikasi, hanya sekedar suara rakyat kecil, itu warkop banget dan itu kultur budaya yang sebenernya kita bener-bener pengen pertahanin,” ujar Indro.

Proses pembuatan animasi juga memiliki tantangan tersendiri. Jika pada saat shooting semua properti yang digunakan nyata, diperlukan imajinasi lebih saat proses mengisi suara atau dubbing animasi karena hanya dilakukan di studio.

“Paling susah untuk membuat situasinya jadi hidup, karena kalau realita kita tidak perlu membayangkan karena ada aslinya,” cerita Adipati Dolken yang berperan sebagai Kasino pada film ini.

Menjual tiket dengan harga Rp 5.000 untuk hari pertama penayangannya, Warkop DKI Reborn sukses menarik minat masyarakat hingga tiket terjual habis dalam satu hari. Bersaman dengan 46 tahun Warkop berkarya untuk Indonesia, kini Warkop DKI Reborn siap menyuguhkan film yang berbeda dengan yang Warkop DKI Reborn sebelumnya.

“Kalau di sini ceritanya sudah berdiri sendiri, benang merahnya sudah jelas, terus komedinya juga walauoun tetap dengan karakter dalam koridor warkop, tapi komedinya sudah kekinian banget,” ujar Indro.

Pingkan Debora Phrily Kaligis, Fakultas Humaniora, Jurusan Hubungan Internasional, Bina Nusantara University

Nashya Tamara, Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Jurnalistik, Universitas Multimedia Nusantara