Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu potensi suatu wilayah untuk mengembangkan ekonomi masyarakatnya. Desa Brosot, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kurang lebih seratus delapan UMKM yang tersebar di sepuluh dusun. UMKM tersebut meliputi kuliner, fashion, dan agribisnis.
Dusun Karang, salah satu dusun di Desa Brosot, memiliki sembilan UMKM. Angka tersebut berdasarkan data dari kantor desa Brosot dan dimungkinkan telah bertambah hingga tahun 2019 ini. Selain pertanian, UMKM menjadi penggerak roda perekonomian warga Dusun Karang.
Sebagian besar UMKM di Dusun Karang bergerak di bidang kuliner. Untuk mendukung UMKM bidang kuliner tersebut, Tim Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Mayarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sub Unit 1 Desa Brosot mengadakan sosialisasi dan praktik pembuatan nugget ayam dan nugget tempe pada akhir Agustus lalu di rumah ketua PKK Dusun Karang. Sasaran sosialiasasi tersebut adalah ibu-ibu anggota PKK yang juga para pelaku UMKM.
“Sosialisasi dan praktik pembuatan nugget ini diharapkan menjadi inovasi bagi pelaku UMKM atau bahkan menjadi awal mula berdirinya UMKM baru di Dusun Karang”, tutur Amalia, mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian UGM.
Sebelum melakukan sosialisasi dan praktik pembuatan nugget, Tim KKN-PPM UGM telah melakukan percobaan pembuatan untuk mengukur cita rasa dan ketahanan nugget dalam lemari es. Dari hasil percobaan tersebut, diperkirakan nugget dapat bertahan selama sebulan jika diletakkan di lemari es bagian freezer.
Teknik pengemasan yang dipakai sehingga tercapai ketahanan selama sebulan itu adalah dengan menggunakan plastik polyethylene (PE) dan ditutup rapat menggunakan alat perekat kemasan (sealer).
Pelaksanaan sosialisasi dihadiri dua belas Ibu PKK yang antusias mendengarkan penjelasan mengenai bahan-bahan tanpa pengawet yang diperlukan untuk membuat nugget, zat makanan dan gizi yang terkandung, tata cara pengolahan, dan pengemasan. Mereka kritis melontarkan pertanyaan mengenai bahan apa saja yang bisa menggantikan bahan-bahan utama. Praktik pembuatan nugget dilakukan Tim KKN-PPM UGM dengan ibu-ibu anggota PKK secara bersama-sama.
Hasil praktik pembuatan tersebut dikemas dan diberi label yang telah disiapkan Tim KKN-PPM UGM lalu dbagikan secara merata kepada ibu anggota PKK yang hadir. Label yang dibuat Tim KKN-PPM UGM juga merupakan inovasi pengemasan yang sebelumnya belum pernah dilakukan para pelaku UMKM kuliner di Dusun Karang. Label tersebut diharapkan dapat menjadi contoh dan awal mula penamaan pada produk makanan hasil UMKN Dusun Karang.
Tidak berhenti sampai tahap pengemasan, Tim KKN-PPM UGM juga menerangkan cara pemasaran yang efisien di era kini. Cara pemasaran yang diterangkan mengacu pada digital marketing sebagai hasil perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Tim KKN-UGM menjabarkan perbandingan antara pemasaran biasa dan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi tersebut.
Keuntungan dan kerugian atau dampak terhadap produk menggunakan kedua metode pemasaran di atas juga dijelaskan secara rinci. Penjelasan mengenai digital marketing ini sejalan dengan program pemerintah Kabupaten Kulon Progo berupa portal digital ekonomi yang diluncurkan secara resmi pada Juni 2018 lalu. Portal tersebut bertajuk Belabeliku.
Belabeliku diperuntukkan bagi pelaku UMKM di Kulon Progo dan dianggap penting keberadaannya sebagai media promosi potensi daerah menyongsong adanya New Yogyakarta International Airport (NYIA).
“Saya berterima kasih kepada Tim KKN-PPM UGM yang telah memberikan sosialisasi dan praktik pembuatan nugget. Semoga acara ini bermanfaat untuk kami dan menjadi semangat baru untuk ibu-ibu dalam mengembangkan UMKM-nya,” tutur Ny Sudarsa, ketua PKK Dusun Karang.
Tim KKN-PPM UGM berharap sosialisasi dan praktik pembuatan nugget dapat menjadi pembuka berdirinya suatu UMKM bidang kuliner baru yang didukung pemerintah dengan adanya portal digital ekonomi sehingga dapat semakin meningkatkan eksistensi dan perekonomian warga Dusun Karang.
Teks: Afaf Mutia Zahwa, mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya
Foto: Noviany Nathalia, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta