Gunung Bismo, Potensi Wisata Pendakian Baru di Wonosobo

53
18607

Gunung Bismo merupakan salah satu dari jajaran gunung yang ada di dataran tinggi Dieng. Di dataran tinggi Dieng, khususnya di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah terdapat beberapa gunung  seperti gunung seperti Gunung Prau (3.387 meter diatas permukaan laut (mdpl)), Gunung Pakuwaja (2.595 mdpl), Gunung Sikunir (2.463 mdpl), Gunung Bismo (2.365 mdpl), Gunung Sikunang (2.300 mdpl), Gunung Seroja (2275 mdpl), dan Gunung Sidede (2.231 mdpl).

Adapun gunung lain di Wonosobo yang cukup terkenal seperti Gunung Sindoro (3.150 mdpl) dan Gunung Sumbing (2.565 mdpl). Masing-masing dari gunung tersebut memiliki bentang alam yang berbeda-beda sehingga tiap gunung memiliki potensi wisata yang berbeda-beda.

Kegiatan pendakian gunung Bismo dapat dilalui melalui empat jalur. Salah satunya adalah jalur pendakian Gunung Bismo via Silandak. Jalur ini berada di Dusun Silandak, Desa Slukatan, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Jalur pendakian Gunung Bismo via Silandak memiliki empat pos untuk mencapai puncak Gunung Bismo. Keempat pos tersebut yaitu Pos 1 (Pertama) Batas Hutan Dewabrata, Pos 2 (Dua) Hutan Pakis Ganggaputra, Pos 3 (Tiga) Sigandul Pitamaha, Pos 4 (Empat) Camp Area Swetaria.

Peresmian Jalur Pendakian Gunung Bismo oleh Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 20 Juli 2019

Jalur pendakian Gunung Bismo via Silandak itu telah diresmikan 20 Juli 2019 lalu oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo didampingi  Agus Subagiyo (Wakil Bupati Wonosobo), Bandriyo (Camat Mojotengah), Kapten Inf. Panut (Komandan Koramil Mojotengah), AKP. Widayatno (Kepala Polsek Mojotengah), Muhammad Saeku (Kepala Desa Slukatan), dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Wonsosobo. Acara peresmian jalur pendakian tersebut berlangsung di  Lapangan Dusun Bismo-Silandak, Desa Slukatan, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo.

Dalam sambutannya, Ganjar Pranowo menyatakan kegiatan pendakian di Gunung Bismo harus disikapi dengan memahami potensi dan dampak yang akan terjadi khususnya mengenai keamanan dan keselamatan kegiatan pendakian. Selain itu, Ganjar menambahkan penting menjaga kebersihan di kawasan pendakian dan menekankan agar pendaki harus membawa kembali sampahnya. “Yang mau mendaki disiapkan, dicatat siapa saja yg berangkat dan siapa yang pulang. Diawasi juga perlengkapan pendaki. Sehingga mereka mendaki dengan aman” ujar ganjar.

Setelah sambutan, dilakukan pemotongan tumpeng nasi kuning  oleh Ganjar Pranowo sekaligus untuk mengesahkan peresmian. “Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan jalur pendakian Gunung Bismo dan yang luar biasa kita merasakan negeri diatas awan” tambah Ganjar.

Jalur pendakian

Pendakian dimulai dari batas antara rumah penduduk dan lahan pertanian menuju pos 1 (pertama) batas hutan.  Jarak menuju pos 1 sekitar dua kilometer. Sepanjang jalan, pendaki akan melewati suasana ladang-ladang seperti ladang tembakau, bayam, cabai, sawi, kol dan lain-lain.

Jalan pendakian menuju Pos 1 sudah cukup bagus karena jalan disusun dengan batu-batu tersusun. Ketika sampai di pos 1 batas hutan Dewabrata akan terlihat suasana ilalang berwarna kuning kehijauan.

Ketika pendakian berlanjut ke pos 2, pendakian akan mulai menantang. Hal ini karena jalan menuju pos 2 masih berupa tanah basah dan sering terasa licin disertai kontur tanah yang miring terjal. Jarak menuju ke pos 2 sekitar 750 meter.  Sampai di pos 2 hutan pakis Ganggaputra akan terasa suasana hutan pakis  yang teduh karena pohon pakis yang tinggi dan banyak. Apabila pendaki hendak beristirahat atau ingin berkemah, pos 2 adalah tempat yang disarankan karena area lahan yang cukup luas.

Setelah beristirahat di pos 2, pendaki dapat melanjutkan pendakian ke pos 3 namun harus lebih hati-hati, sebab kondisi jalan menuju pos 3 memiliki kondisi yang sama dengan jalan menuju pos 2 namun dengan kontur tanah yang lebih miring dan terjal.

Jarak menuju ke pos 2 sekitar 400 meter. Sampai di pos 3 Sigandul Pitamaha, pendaki mendapat suguhan pemandangan ilalang kuning kehijauan disertai beberapa pohon cemara.  Disayangkan, pos 3 memiliki area yang lebih kecil  sehingga pendaki tidak boleh berkemah di pos ini.

Kemudan, pos terakhir yaitu pos 4 area berkemah Swetaria. Jarak menuju ke pos 4 sekitar 500 meter. Pendakian menuju pos 4 memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi karena jalan pendakian masih dipenuhi semak belukar yang tinggi. Namun, pemandangan sepanjang jalan sangat menarik dengan rindangnya hutan disekitar jalan. Apabila beruntung, pendaki dapat menemukan lutung hitam Jawa yang bertengger di pepohonan. Ketika sampai di pos 4, pendaki dapat mendirikan kemah sebelum  menuju ke puncak Gunung Bismo.

Perjalanan terakhir yaitu menuju ke puncak Gunung Bismo. Jarak antara pos 4 dan puncak mencapai 400 meter. Pendaki harus hati-hati saat melewati jalan ke puncak karena lebar jalan hanya sekitar setengah meter. Disamping kanan- kiri jalan terdapat jurang. Ketika sampai di puncak Gunung Bismo kita dapat melihat pemandangan di atas awan dan gunung-gunung disekitarnya seperti Gunung Sindoro dan Sumbing. Selain itu, kita juga dapat melihat Telaga Menjer dan Kota Wonosobo dari puncak.

Ayom Purwahadikusuma, Mahasiswa Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, melaksanakan kegiatan KKN PPM UGM 2019 di Desa Slukatan, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. 

Foto: Dokumentasi KKN PPM UGM MOJOTENGAH