Mencetak 24 poin di final lomba basket DBL (Developmental Basketball League), kompetisi bola basket bagi pelajar SMP-SMA di Indonesia, merupakan kebanggaan bagi Aza. Berkat ketekunan dan konsistensi ia berhasil menyabet beberapa kejuaraan bola basket.
Sorak sorai suporter saling sahut-menyahut saat memasuki gelanggang remaja Cempaka Putih. Para suporter membawa perlengkapan untuk memeriahkan pertandingan itu seperti bendera dan bass marching band. Berbagai yel-yel digelorakan demi mendukung tim kebanggaan masing-masing sekolah.
Saat pertandingan dimulai, seketika mata penonton tertuju pada seorang perempuan berbadan tinggi kekar. Ia mencetak banyak poin dan terlihat lincah daripada teman yang lain.
Tertulis nama “Pattiwael” pada punggung perempuan itu dilengkapi angka sepuluh. Ia memiliki nama lengkap Aza Magdalena Pattiwael (17). Teman-temannya biasa memanggil Aza. Point guard merupakan peran Aza dalam pertandingan itu. Seusai pertandingan, tangis para suporter pecah karena rasa bangga yang mereka miliki dan kemenangan yang didapatkan tim kesayangan.
Menekuni bidang basket sudah Aza lakukan semenjak duduk di bangku kelas enam SD. “Saya punya kakak dua orang. Mereka pemain basket, wow kayanya ngebasket seru deh. Pengen banget ikut lomba dan tanding” tuturnya. Inspirasi dari sang kakak membawanya tertarik dan memulai hobi memainkan bola di dunia bola basket. Kakaknya tekun mengajari cara-cara permainan sejak ia kecil.
Bagi Aza, saat duduk di kelas dua SMP dirinya merasa harus lebih serius lagi menekuni bakatnya itu. Ia memulai fase barunya yaitu bergabung kedalam klub basket. Bergabung dalam klub Indonesia Muda (IM) tandanya ia harus lebih serius lagi dalam bermain basket.
Keseriusannya membuahkan hasil yang cukup memuaskan baginya. Kejuaraan basket antar SMP se-Jakarta Pusat berhasil ia taklukan. Tak hanya sampai di Jakarta Pusat, ia juga melanjutkan sampai ke tingkat DKI Jakarta. “Pas SMP menang di JBL tuh hal yang berkesan banget” katanya. Ia juga menambahkan, pada Pekan Olahraga Remaja, timnya juga meraih juara I.
Ekstrakulikuler basket ia pilih saat memasuki SMA Negeri 1 Jakarta. Tak hanya berlatih di eskul basket sekolah, ia juga terus berlatih di klub Indonesia Muda. Hari Selasa, Jumat, Sabtu dan Minggu malam ia luangkan untuk berlatih di klub tersebut.
Sebelum mengikuti berbagai pertandingan basket, ia selalu menamkan motivasi dalam dirinya. “Hal yang dinanti dari pertandingan ya pengalamannya. Pengin dapat pengalaman baru. Sebelum lulus SMA semoga aja bisa bawa nama baik sekolah” ujar gadis berkulit hitam manis itu.
Terus Berlatih
“Kadang-kadang merasa capek latihan mulu, latihan mulu” ungkapnya. Kadang-kadang ia merasa bosan karena latihan yang terus menerus. Baginya, rasa capek dan lelah itu dapat terbayar jika timnya mendapatkan juara I. “Seketika rasa capek hilang kalau dikasih semangat sama teman hehehe” tuturnya.
Latihan terus dilakukan oleh Aza, mulai dari di lapangan sekolah sampai di lapangan luar sekolah. Disiplin latihan baginya datang latihan tepat waktu, serius, tidak main-main dan tidak malas-malasan. Baginya latihan merupakan kunci utama dalam memenangkan sebuah pertandingan.
Memanajemen waktu merupakan hal yang penting bagi seorang yang punya banyak kegiatan. Aza berusaha mengimbangi waktu belajar dengan hobi basketnya. Ia memanfaatkan waktu-waktu kosong untuk belajar. Di sekolah saat jam kegiatan belajar mengajar, ia harus selalu fokus agar tidak tertinggal pelajaran.
Dukungan keluarga
Ia menuturkan bila keluarganya mendukung dan memberi semangat, kedepan pasti kita makin semangat dan tidak ada hambatan. Terbukti saat pertandingan final DBL, formasi keluarga Aza lengkap berbaris di tribun penonton. Baginya keluarga adalah hal yang utama. Ia merasa senang bila keluarganya ikut hadir dalam pertandingan yang ia ikuti.
Membawa nama baik keluarga merupakan tujuannya juga selain membawa nama baik sekolah. Doa kepada Tuhan juga selalu Aza haturkan. Ia berkata, “Percuma jika jago dan bisa, tapi jika kita nggak berdoa ya enggak mungkin bisa menang. Semua yang menentukan adalah Tuhan” tuturnya.
Baginya euforia bermain basket sangat banyak. “Di dukung sama teman-teman aja tuh sudah seneng banget, dengerin suara supporter teriak-teriak apalagi bawa nama sekolah” kata Aza mengungkapkan kebahagiaannya. Suporter dari SMA Negeri 1 Jakarta pun bangga karena lelah mereka selama ini terbayar dengan kemenangan Aza dan teman-temannya di pertandingan final DBL Jakarta.
Disisi lain, hal yang membuat ia sedih adalah ketika belum bisa memberikan yang terbaik untuk sekolah, namun Aza punya tekad besar. “Meskipun kita kalah, tapi kita harus pantang menyerah. Walaupun kita nggak juara tapi seengaknya kita puas dengan skor yang kita kasih” katanya.
Selain bermain bola basket, Aza juga memiliki bakat di bidang futsal. “Untuk kali ini saya fokus di basket dulu aja”, ujar Aza saat ditanya kesukaannya bermain futsal. Selain menyenangkan hati, bermain bola basket juga memberi kebehagiaan lain. Ia menganggap keakraban diantara anggota tim basket bukan hanya di lapangan saja, tetapi juga di luar lapangan ” Ya bisa dijadiin second family gitu lah” tuturnya.
Baginya lawan adalah musuhnya di lapangan. Ia harus menaklukan musuhnya dengan segala jerih payahnya saat latihan. “Kalau bermain di lapangan jangan pernah takut lawannya siapa. Kalau kita mau usaha dan mau kasih yang terbaik ya pasti ada nilai plusnya” tambahnya memberi tips.
Aza mengingatkan kepada temannya yang lain dan menutup pembicaraan dengan “Kalau emang tertarik di basket ya fokusin aja dan coba seriusin latihan,” kata Aza lagi. Bila kita sudah berusaha sekuat tenaga, yakinlah bahwa usaha tidak mengkhianati hasil.
Rafi Ramadhan, Siswa SMAN 1 Jakarta, Magangers Kompas Muda Harian Kompas Batch XI 2019 dan Farrel Rafif Adli, Siswa SMAN 1 Jakarta.