Film pahlawan super atau sering disebut superheroes banyak menyita perhatian semua kalangan penonton mulai dari anak kecil hingga dewasa. Sebagian masyarakat Indonesia sangat mengagumi peran yang dimainkan oleh beberapa aktor dan aktris papan atas milik Hollywood. Namun, Indonesia juga mempunyai beberapa pahlawan super yang kini sedang ramai di bicarakan yaitu Gundala dan Wiro Sableng.
Gundala yang mengenakan jubah dan topeng serba hitam, serta benda menyerupai sayap di masing-masing telinganya. Karakter Gundala aslinya bernama Sancaka, seorang insinyur muda. Dia mendapat kekuatan super setelah disambar petir. Gundala tak bisa terbang. Namun, dia bisa berlari sangat cepat dan mengeluarkan petir dari tangannya. Nama Gundala sendiri diambil dari bahasa Jawa ‘Gundolo’ yang artinya petir.
Pada film Gundala (2019) yang diperankan oleh Abimana Aryasatya, ia mempunyai misi untuk memberantas segala kekacauan yang ada di sekitarnya dengan bantuan kekuatan petir yang ia miliki. Tidak hanya sendiri ia dibantu dengan orang-orang disekitarnya yang selalu mendukung dan percaya bahwa sang putra petir ini bisa menyelamatkan kekacauan di tempat tersebut.
Selain Gundala, Indonesia juga mempunyai pahlawan lokal yaitu Wiro Sableng.
Wira Saksana namanya. Sejak kecil sudah ditinggalkan oleh orang tuanya. Wira kemudian diasuh dna dididik oleh seorang guru silat yang dikenal “gendeng”. Perlahan tapi pasti, Wira kemudian tumbuh remaja hingga dewasa dan mulai menguasai ilmu-ilmu silat yang diberikan gurunya.
Wira kemudian berganti nama dan dikenal dengan Wiro Sableng karena tidak kalah “gila” dari gurunya. Setelah dewasa, Wiro Sableng kemudian bertualang bertemu dengan beberapa orang baru seperti Anggini dan Bujang Gila Tapak Sakti dan guru-guru silat.
Namun, pada satu waktu, Wiro mengetahui ada yang janggal dengan kehidupan di luar sana. Sosok bernama Mahesa Birawa adalah penyebabnya. Sering membuat kekacauan kehidupan masyarakat.
Kekuatan
Gundala mempunyai kekuatan untuk melawan musuh-musuhnya seperti, sambaran petir dengan berbagai tingkatan kekuatan. Sebelum Gundala melawan musuh ia harus tersambar petir sehingga tubuhnya mempunyai aliran petir ketika disentuh oleh musuhnya.
Ia juga punya keistimewaan lari secepat angin untuk menghentikan ulah musuh yang memperlakukan warga secara tidak adil dan memunculkan kesengsaraan atas warga.
Gundala juga punya pukulan petir. Ketika melawan musuh Gundala mengeluarkan sambaran kepada musuh yang menyerangnya. Dan ia juga mahir memecahkan kasus layaknya seorang agen mata-mata.
Sedangkan, Wiro Sableng mempunyai kekuatan, kapak maut Naga Geni 212. Senjata utama Wiro Sableng, sebuah kapak besar bermata dua, dengan gagang berupa seruling dan ujung gagang berbentuk kepala naga. Di masing-masing mata kapak terukir angka 212. Di seri pertama Wiro Sableng: “Empat Berewok dari Goa Sanggreng”, dikatakan bahwa kapak ini terbuat dari logam dan gading.
Mulut ukiran naga dapat menembakkan jarum-jarum beracun, dengan jalan menekan tombol rahasia pada kapak. “Seruling” di gagang kapak dapat ditiup dan mengeluarkan suara yang sangat dahsyat. Beberapa musuh Wiro Sableng yang tidak dapat dibunuh dengan kesaktiannya yang lain, dapat dikalahkan atau dibunuh dengan bunyi seruling ini, misalnya: Dewi Siluman dari Bukit Tunggul pada episode Dewi Siluman dari Bukit Tunggul, atau nenek Arashi pada episode Pendekar Gunung Fuji.
Kapak ini baru dapat digunakan dengan mengerahkan tenaga dalam. Tebasannya terlihat seperti sinar putih dan mengeluarkan bunyi seperti dengungan ratusan tawon. Kapak ini juga mengandung racun mematikan. Pada episode Tiga Setan Darah dan Cambuk Api Angin, di akhir episode, pemegang Cambuk Api Angin terbunuh oleh racun ini, setelah tangannya putus ditebas kapak maut Naga Geni 212.
Pukulan Harimau Dewa
Diwariskan oleh Datuk Rao Basaluang Ameh, mahluk setengah roh setengah manusia dari kepulauan Andalas. Diawali dengan tiupan di tangan sebelah kanan yang memunculkan gambar kepala harimau putih (Datuk Rao Bamato Hijau), pukulannya sanggup menghancurkan apa saja tanpa perlu mengeluarkan tenaga dalam.
Hanya beberapa musuh utama Wiro Sableng yang dapat mematahkan atau mengimbangi pukulan Harimau Dewa ini, seperti Datuk Lembah Akhirat, yang mempunyai tenaga dalam setingkat para Dewa (yang didapat dari menghisap tenaga dalam para pendekar yang lain).
Pukulan Sinar Matahari
Diajarkan Sinto Gendeng alias Sinto Weni. Berupa sinar menyilaukan berwarna putih keperakan yang sangat panas. Diawali dari sinar putih keperakan memancar dari tangan, kemudian tangan digerakkan dengan gerakan memukul, dan sinar putih perak itu ditembakkan kepada lawan (energy blast/energy shot). Kekuatan pukulan ini adalah suhu yang sangat tinggi. Dalam episode Halilintar Di Singosari, pukulan Sinar Matahari disebutkan dapat melumerkan borgol besi. Pukulan Matahari juga sangat berguna di dunia batin.Terutama yang bisa mengeluarkan Ruhnya dari Jasadnya untuk sementara.
Bisa kita lihat, pahlawan tidak hanya ada di luar negeri tetapi negara kita sendiri Indonesia mempunyai banyak pahlawan dan kesaktian-kesaktian untuk melawan musuh demi membela kebenaran dan kesejahteraan bangsanya.
Tasya Desiyanti, mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Malang.