“Aku bersihkan sisi sungai yang sebelah sana, ya.”
“Kami butuh lebih banyak karung lagi, nih.”
“Masker dan sarung tangan-nya masih cukup, nggak?”
Beberapa kali terdengar suara sekelompok orang yang saling berkoordinasi dari dua sisi sungai yang berseberangan.
Tak seperti biasanya, Rabu pagi itu (7/8/2019), pinggiran Sungai Lereng yang melintasi wilayah Desa Gesing, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo (Jawa Tengah), menjadi ramai oleh geliat aktivitas beberapa orang. Sambil membawa perlengkapan kebersihan, mereka memunguti sampah yang ada di sepanjang aliran maupun tepi sungai. Sampah-sampah yang mereka temukan kemudian dimasukkan dalam karung yang telah disediakan sebelumnya.
Geliat aktivitas di tepi Sungai Lereng pagi itu adalah aksi bersih-bersih sungai yang digagas oleh Tim KKN-PPM UGM Desa Gesing. Program ini terlaksana melalui kerjasama tim KKN-PPM dengan Pemerintah Desa Gesing, karang taruna, serta Dinas Lingkungan Hidup Purworejo. Sekitar tiga puluh lebih orang yang berpartisipasi dalam aksi bersih-bersih tersebut merupakan gabungan dari berbagai pihak yang terlibat.
Keseruan aksi bersih-bersih Sungai Lereng berlangsung mulai pukul delapan pagi hingga dua belas siang. Meski matahari terasa cukup menyengat saat itu, para peserta yang didominasi oleh mahasiswa UGM dan Karang Taruna Desa Gesing tersebut tetap nampak ceria dan antusias. Di akhir kegiatan, para peserta aksi berhasil mengumpulkan hingga tak kurang dari tiga puluh karung sampah.
“Senang bisa ikut kegiatan ini, karena ini pengalaman pertama saya bersih-bersih sungai. Tadi saya bahkan juga sempat coba naik getek (rakit kecil dari bambu). Lumayan capek juga karena area Sungai Lereng yang luas serta karung sampah yang harus diangkut cukup berat,” kata Erna Nur Avita Sari, salah satu peserta aksi bersih-bersih.
Erna memandang bahwa program ini merupakan kegiatan yang sangat positif dan memberikan manfaat signifikan bagi lingkungan. “Setelah kegiatan, dari atas jembatan Gesing, kita bisa melihat kalau Sungai Lereng jadi jauh lebih bersih,” tambahnya.
Bentuk kepedulian
Sungai Lereng merupakan sungai di pesisir selatan Kabupaten Purworejo yang mengalir dari hilir Sungai Wawar dan berakhir di Sungai Bogowonto. Dari sembilan desa yang termasuk dalam daerah aliran sungai ini, Desa Gesing adalah salah satunya. Di Gesing, air dari sungai ini biasanya dimanfaatkan sebagai reservoir alami, pengendali banjir, serta sumber irigasi untuk pertanian.
Meski memiliki fungsi penting, warga dari berbagai desa yang berada di daerah aliran Sungai Lereng nyatanya masih kurang memiliki kepedulian terhadap kebersihan sungai. Di sepanjang sungai, terdapat cukup banyak sampah yang dibuang begitu saja oleh warga. Sampah-sampah tersebut berdampak buruk bagi sanitasi lingkungan serta meningkatkan risiko terjadinya banjir di Desa Gesing kala musim hujan.
Mahasiswa UGM yang menjadi koordinator program bersih-bersih Sungai Lereng, Alwi Adam Maulana, menjelaskan bagaimana awalnya ia berinisiatif untuk mengadakan aksi tersebut. “Saat melakukan observasi, saya melihat kondisi Sungai Lereng yang tercemar oleh sampah. Warga Gesing pun juga mengeluhkan tentang permasalahan ini,” kata Alwi.
Berangkat dari hal itu, ia tergerak untuk membuat sebuah program yang bisa mendorong kesadaran pada masyarakat sekitar untuk ikut menjaga kebersihan Sungai Lereng. “Masalah kebersihan lingkungan menurut saya menjadi isu krusial di Desa Gesing. Saya ingin masyarakat bisa melihat bahwa sungai yang bersih itu membuat kita nyaman untuk tinggal di sekitarnya dan menikmati keindahannya,” kata Alwi.
Untuk merealisasikan program bersih-bersih Sungai Lereng, Alwi berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Purworejo. Proses perencanaan dan koordinasi dimulai sejak dua minggu sebelum hari pelaksanaan program. Melalui kerjasama itu, DLH kemudian menurunkan sejumlah personelnya untuk ikut membantu serta menyediakan truk pengangkut sampah.
Aksi bersih-bersih Sungai Lereng merupakan bagian dari rangkaian program terintegrasi Tim KKN-PPM UGM yang berfokus pada isu lingkungan di Desa Gesing. Selain aksi bersih-bersih sungai, tim KKN-PPM UGM juga melakukan sosialisasi pada warga tentang pengelolaan sampah yang benar serta membantu pengadaan tong sampah untuk Desa Gesing.
Awal revitalisasi sungai
Tak hanya memberi tanggapan positif, Pemerintah Desa Gesing memandang berbagai program Tim KKN-PPM UGM sebagai gerbang pembuka bagi upaya pelestarian lingkungan di Desa Gesing, terutama yang berkaitan dengan Sungai Lereng. Pemerintah desa bahkan berniat menjadikan aksi bersih-bersih sungai sebagai kegiatan rutin bulanan bagi warga. Mereka juga berencana untuk mengadakan sejumlah sosialisasi lanjutan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan sungai.
Sementara itu, dalam jangka panjang, Pemerintah Kecamatan Purwodadi dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) memiliki proyeksi untuk menjadikan Sungai Lereng sebagai objek wisata. Terdapat wacana di masa mendatang untuk merevitalisasi Sungai Lereng serta membangun sebuah embung kecil di salah satu bagiannya. Embung tersebut kemudian akan difungsikan sebagai area rekreasi sekaligus sumber irigasi bagi warga. Jika tindak lanjut untuk wacana ini dapat terealisasi, maka Desa Gesing akan menjadi salah satu wilayah yang berpotensi menjadi lokasi pembangunan objek wisata tersebut.
Teks : Adelia Rahma Santoso, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (peserta KKN-PPM UGM Desa Gesing, Purwodadi, Purworejo)
Foto: Muflihanto, mahasiswa Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada (peserta KKN-PPM UGM Desa Gesing, Purwodadi, Purworejo)