Warga Desa Kentengrejo- Purworejo Promosikan Desanya melalui Lomba Fotografi

0
468

Dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-74, tim Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM) mengadakan lomba fotografi di Desa Kentengrejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Lomba yang bersifat individu itu mengusung tema “Kentengrejo Bekerja Membangun Desa Wisata”. Pemilihan tema sesuai dengan karakteristik Desa Kentengrejo yang diproyeksikan oleh kepala desa sebagai desa wisata berbasis agrikultur. Tujuan lomba untuk mendorong warga mempromosikan mata pencaharian masyarakat dan potensi wisata di Desa Kentengrejo secara mandiri. Harapannya, warga dapat memanfaatkan ponsel berkamera untuk mempromosikan desanya di media sosial.

Pendaftaran lomba dan pengumpulan karya berlangsung sejak 22 Juli hingga 13 Agustus 2019. Lomba ini khusus bagi peserta yang berdomisili di Desa Kentengrejo. Peserta wajib mengirimkan minimal satu foto dan keterangan singkat mengenai foto tersebut. Dalam lomba ini, karya foto dinilai berdasarkan teknik pengambilan gambar, kelengkapan informasi dalam keterangan foto, dan kesesuaian foto dengan tema.

Pemenang lomba diumumkan saat perayaan HUT RI ke-74 di Desa Kentengrejo, sementara seluruh karya warga desa diunggah di akun Instagram resmi Desa Kentengrejo (@desakentengrejo) setelah periode pengumpulan karya berakhir.

Selama periode pendaftaran dan pengumpulan karya, penanggung jawab lomba menerima konsultasi dari peserta mengenai teknik pengambilan gambar dan narasi foto. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada minggu pertama pelaksanaan KKN, tim KKN-PPM UGM menemukan bahwa sebagian warga Desa Kentengrejo sudah mampu mengoperasikan ponsel pintar untuk keperluan dokumentasi.

Kepala Desa Kentengrejo, Sukamti, melintasi jalan yang membuka akses menuju Desa Kentengrejo. Susunan pepohonan rindang membuat jalan ini sering menjadi objek foto warga dan pengunjung.

Kendala lomba ini terletak pada miskonsepsi masyarakat desa mengenai lomba fotografi. Ketika memperkenalkan lomba ini dalam forum pada Rabu (10/7/2019), beberapa warga mengeluh, lomba fotografi pasti sulit karena harus bercerita dan memakai kamera “bagus”.

Usut punya usut, poster yang disebarkan belum menyebutkan bahwa peserta boleh menggunakan ponsel berkamera. Setelah diberi penjelasan bahwa warga boleh memanfaatkan ponsel berkamera dan menceritakan aktivitas di lingkungan desa dalam satu paragraf sederhana, antusiasme warga kembali meningkat.

Semula diperkirakan peminat lomba tersebut anak muda. Oleh karena itu, tim KKN-PPM UGM sebagai penyelenggara mempromosikan lomba ini kepada karang taruna setempat. Namun, anggota karang taruna lebih berminat pada lomba yang bersifat rekreasional.

Peserta lomba fotografi ini didominasi oleh kalangan ibu PKK. Ini tidak mengherankan, mengingat bahwa perempuan di Desa Kentengrejo dikenal aktif menggerakkan berbagai kegiatan di desa, mulai dari perangkat desa hingga dasawisma. Dengan menggunakan ponsel berkamera, masyarakat desa bisa bercerita melalui foto, menampilkan sisi Desa Kentengrejo yang luput dari perhatian publik.

Deana Fahira, mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta