Untukmu rindu,
bersemayam juga lah dihati yang keras itu
Rasa tak pantas merindu sebegitu hebat sendirian
Penopang ini mulai rapuh
dan sesaat lagi jatuh
Tuan, bolehkah merindu bersama berdua?
Denganmu saja tak ada yang lain
Ingatkah saat malam itu aku pernah mengatakan “mungkin esok tak kan ada malam seperti ini lagi”
Dan nyatanya benar
Tak ada lagi malam dimana kita saling duduk berdampingan menghadap langit menebak bintang mana yang paling terang
Tak ada lagi malam dimana kita bersenda gurau bersama nyanyian jangkrik
Tak ada lagi malam dimana kita bertukar pikiran, menerka dan menahan tangis dipelupuk mata masing-masing
Malam-malam yang kita habis kan perihal ‘apa’, ‘siapa’, ‘dimana’,’berapa’, ‘bagaimana’
Namun kita enggan membahas ‘kapan’
Karena kita tak berani menerka waktu
Kau pernah mengulang perkataanku. Tak apa. Tak ada yang sia-sia. Aku tak kan menyesal pernah mengenalmu. Kelak pun bila tiba waktunya kita akan saling menjadi pembelajaran
Usai malam itu genggaman kita kian mengendur
Tatapan kita tak lagi selekat dulu
Kita kembali menjadi asing dalam memori usang
Sudahi dan aku pamit undur diri~
Dimas Prayoga Dimas