Kesehatan mental diartikan sebagai keadaan di mana setiap individu menyadari potensinya, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi.
Organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization menunjukan bahwa Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan beban penyakit gangguan mental. Riset Kesehatan Dasar (2018) menunjukkan jumlah penduduk Indonesia yang mengalami gangguan mental emosianal pada umur dibawah 15 tahun mengalami peningkatan dari tahun 2013.
Prevalensi gangguan mental meningkat dari 6 persen menjadi 9,8 persen. Riset ini juga menunjukkan bahwa jumlah penderita yang minum obat atau menjalani pengobatan medis hanya sekitar 9 persen. Lalu bagaimana dengan 91 persen penderita gangguan mental lainnya ?
Peran orangtua
Orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah gangguan mental yang terjadi pada anak. Menurut Freud, manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi tak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, serta oleh peristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan. Hal ini berarti orangtua sebagai orang terdekat dalam fase itu memiliki peranan yang paling penting.
Pada tahap perkembangan, orangtua tetap memiliki peranan dalam mengawasi aktivitas anaknya. Terutama dalam penggunaan sosial media yang merupakan bagian dari kehidupan remaja dengan kemungkinan manfaat dan risiko terhadap kesejahteraan mental. Penelitian yang dilakukan O’Reilly dan kawan-kawan (2018) menunjukkan bahwa sosial media diyakini menyebabkan gangguan mood dan kecemasan pada beberapa remaja, menjadi platform untuk cyberbullying dan menyebabkan kecanduan.
Peranan orangtua dalam mencegah dan menangani terjadinya gangguan mental harus didukung oleh pelayanan kesehatan yang memadai. Orangtua atau keluarga membutuhkan informasi seputar gangguan mental dari tenaga kesehatan. Pelayanan kesehatan terhadap gangguan mental harus tersedia dengan baik, sehingga keluarga tidak kebingungan dalam memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang mengalami hal tersebut. Seperti yang kita lihat selama ini, sebagian besar orang yang mengalami gangguan mental akan di pasung. Hal ini justru akan memperburuk keadaan mentalnya.
Saling dukung
Ada empat bidang yang menjadi fokus dalam mengatasi kesehatan mental, kesenjangan pengobatan dan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan mental yaitu: mengurangi stigma yang ada di masyarakat, membangun perawatan sistem kesehatan mental dan menerapkan program pencegahan untuk mengurangi kejadian gangguan mental, serta meningkatkan sistem kesehatan masyarakat untuk meningkatkan akses ke perawatan kesehatan.
Untuk mengatasi suatu masalah, kita tidak boleh mengandalkan peranan dari satu sektor. Beberapa sektor harus saling bekerjasama dan saling mendukung, seperti misalnya keluarga dan tenaga kesehatan didukung oleh fasilitas yang disediakan oleh pemerintah.
Andi Pramesti Ningsih, mahasiswa Jurusan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar- Sulawesi Selatan
Comments are closed.