Konstitusi
Ku dambakan kau untuk menjadi supermasi
Di bumi pertiwi yang kian penuh kontroversi
Ku ingin indahnya esensi dalam substanasimu
Kembali menjadi refelksi bukan hanya ilusi
Angan-angan akanmu membawaku pada kenangan
Kenangan ketika kau menjadi junjungan
Bukan hanya menjadi bayangan
Kenangan ketika kau menjadi sanjungan
Bukan menjadi batu sandungan akan kepentingan
Ketika kau masih sangat berjaya
Pro-kontra adalah demokratis
Karena demokrasi adalah garansi akan supremasi konstitusi
Hitam-putih adalah keanekaragaman
Karena kenagekaragaman adalah tanggungan akan perundangan-undangan
NAMUN
Semua berubah semenjak kau menjadi merah
Merah karena diwarnai oleh darah
Darah masyrakat yang kerap meronta seperti seonggok sampah
Karena disiksa para kerah putih yang bertingkah seperti seekor rubah
Konstitusi…
Ku dambakan kau kembali menjadi supremasi
Yang tidak hanya digunakan untuk mencari sensasi
Seolah seperti sudah malfungsi
Konstitusi…
Ku dambakan kau menjadikan semua sesuai proporsi
Yang tidak hanya dijadikan sebagai mainan para politisi
Seolah kau sudah disfungsi
*Teriakan amarah seorang pria yang konstitusinya kini telah menjadi merah. Merah karena diwarnai darah para kaum buruh yang menjadi mainan para rubah
-Surabaya, 17 Maret 2019-
Xavier Nugraha