Candi Prambanan Si Pemikat Hati Wisatawan

54
1495

YOGYAKARTA, KOMPASCORNER — Apakah kalian pernah  mendengar legenda Roro Jonggrang? Jika pernah, kalian pasti tidak asing lagi dengan Candi Prambanan. Candi Prambanan (dikenal juga dengan Candi Roro Jonggrang) adalah komleks candi agama Hindu terbesar di Indonesia yang terletak di perbatasan wilayah antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah. Candi Prambanan juga merupakan candi terbesar di Asia Tenggara. Candi Prambanan telah terdaftar dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991.

Candi yang indah itu menjadi salah satu tempat wisata populer berkat legenda Roro Jonggrang. Legenda tersebut menceritakan permintaan Roro Jonggrang kepada seorang lelaki dari Kerajaan Pengging bernama Bandung Bondowoso untuk membangun 1000 candi sebagai syarat menikahi Roro Jonggrang. Namun, legenda tersebut tentunya bukanlah sejarah berdirinya Candi Prambanan.

Candi Prambanan dibangun oleh Rakai Pikatan pada abad IX, masa Dinasti Sanjaya. Kemudian candi ini diselesaikan oleh Rakai Balitung. Candi Prambanan sempat lama ditelantarkan akibat perpindahan kekuasaan. Candi Prambanan kemudian runtuh. Runtuhnya Candi Prambanan diperkirakan akibat ada gempa bumi dan gunung meletus.

Candi Prambanan kembali ditemukan pada tahun 1733 oleh orang berkebangsaan Belanda bernama CA. Lons. Setelah ditemukan, pemerintah Hindia Belanda melakukan usaha pemugaran Candi Prambanan. Namun sayangnya usaha pemugaran tersebut tidak serius. Pada akhirnya, pemugaran Candi Prambanan dikerjakan oleh bangsa Indonesia.

Presiden Soeharto telah meresmikan Candi Wisnu usai dipugar (Kompas Corner/Jacinta Aura Maharani)

Pemugaran candi induk Prambanan yaitu Candi Siwa resmi dinyatakan selesai oleh presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno pada tahun 1953. Setelah pemugaran Candi Siwa, candi-candi yang lainnya ikut dipugar. Presiden kedua RI, Soeharto meresmikan Candi Wisnu usai pemugaran Candi Wisnu telah selesai.

Komlek Candi Prambanan seharusnya terdiri dari 240 candi namun saat ini hanya tersisa candi Trimurti (Candi Siwa, Candi Wisnu, dan Candi Brahma), Candi Wahana (Candi Nandi, Candi Angsa, dan Candi Garuda), Candi Apit, Candi Kelir, Candi Patok, dan dua Candi Perwara.

Lokasi favorit 

Ada beberapa lokasi di Komplek Candi Prambanan yang menjadi tempat favorit pengunjung untuk berfoto.

Salah satu lokasi strategis untuk berfoto dengan latar belakang komplek Candi Prambanan (Kompas Corner/Jacinta Aura Maharani)

Lokasi pertama berada di depan Candi Prambanan. Setelah melewati gerbang masuk komplek Candi Prambanan, kalian pasti akan menemukan pengunjung asyik berfoto dengan latar belakang Candi Prambanan, baik turis lokal maupun mancanegara. Lokasi ini cukup bagus untuk foto, karena posisinya strategis untuk mendapatkan latar belakang Candi Prambanan.

Lokasi kedua berada di dalam komplek Candi Prambanan. Di sinilah kita dapat berfoto dengan latar kemegahan candi. Tak hanya foto dari luar saja, pengunjung juga banyak yang berfoto di dalam candi. Saat musim liburan, kita cukup sulit untuk berfoto di dalam bangunan candi, karena berdesak-desakan dengan wisatawan lain yang juga berada di dalam candi tersebut.

Tumpukan batu bekas reruntuhan candi-candi di Komplek Candi Prambanan (Kompas Corner/ Jacinta Aura Maharani)

Lokasi ketiga berada di tumpukan batu-batu candi. Di samping candi-candi, kalian dapat melihat tumpukan batu-batu candi. Tumpukan tersebut merupakan bekas reruntuhan candi-candi yang lain di komplek Candi Prambanan. Tempat ini menjadi lokasi foto karena tumpukan batuan-batuan candi tersebut memiliki daya tarik tersendiri.

Akses ke candi

Tertarik untuk berwisata ke Candi Prambanan? Tak perlu khawatir akan tersesat karena akses menuju Candi Prambanan tidaklah sulit. Candi Prambanan terletak di Jalan Raya Yogyakarta-Solo No.16, tepat di samping jalan raya.

Jika kamu tidak menggunakan kendaraan selama berwisata di Yogyakarta, kamu bisa menggunakan ojek, becak, taksi maupun bus Trans Jogja untuk menuju ke Candi Prambanan.

 

PENULIS: Kompas Corner Universitas Multimedia Nusantara / Jacinta Aura Maharani

DOKUMENTASI: Kompas Corner UMN / Jacinta Aura Maharani

EDITOR: Kompas Corner UMN / Meiska Irena Pramudhita