“Ada empat kompetensi utama yang harus dimiliki agar mampu bertahan di era industri 4.0, yaitu critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreativitas), communication skills (Kemampuan Berkomunikasi), dan collaborative skills (kemampuan kolaboratif). – Kepala Pusat Penelitian Pendidikan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ir. Nizam
Melihat kenyataan di atas, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor bekerja sama dengan Maxima Indonesia, institusi yang fokus pada pengembangan sumber daya manusia dan organisasi, mengadakan rangkaian pelatihan dan pembinaan untuk mencari dan mengembangkan bibit-bibit kepemimpinan pada mahasiswa baru yang dinamakan Pelatihan Pionir Muda. Pelatihan ini pertama kali diadakan di Institut Pertanian Bogor dan Universitas Indonesia tahun 2016. Pada tahun 2018 ini, Pionir Muda memasuki angkatan ketiga dan telah diadakan di beberapa universitas lainnya.
Pionir Muda menyasar mahasiswa baru dari berbagai universitas yang diharapkan mampu menumbuhkan jiwa-jiwa kepemimpinan dan manusia yang mampu mengenali potensi diri dan bergerak menuju arah yang positif, kontributif, dan prestatif. Peserta Pionir Muda adalah mahasiswa baru terbaik dari masing-masing universitas yang dihasilkan dari rangkaian seleksi yang ketat. Dari Pionir Muda ini peserta mendapat banyak ilmu antara lain ilmu mengenai kepemimpinan, berbicara di depan publik, personal branding, berjejaring, berpikir kritis, dan yang terpenting mengenai rencana hidup melalui rangkaian pembinaan yang membantu mahasiswa-mahasiswa baru untuk menyesuaikan diri dengan dunia perkuliahan.
para peserta tidak henti mendapat tantangan yang berguna untuk pengembangan diri mereka untuk menjadi lebih baik lagi
Selama rangkaian pembinaan dan pelatihan yang diberikan Pionir Muda, para peserta tidak henti mendapat tantangan yang berguna untuk pengembangan diri mereka untuk menjadi lebih baik lagi. Misalnya membuat rencana hidup selama berkuliah sampai 10 tahun setelahnya, membuat riwayat hidup yang menarik dan berbicara di depan kelas.
Setelah semua materi didapatkan, peserta mengikuti puncak pelatihan yang disebut Leadership Camp. Acara ini bukan hanya sebagai ajang jalan-jalan bagi para peserta, tetapi juga menjadi pelengkap dari semua materi yang telah diberikan.
Leadership Camp tahun ini diadakan pada tanggal 22-23 Desember 2018 di Villa Istana Halimun, Gunung Bunder, Bogor, diikuti peserta Pionir Muda dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan para penerima manfaat Beasiswa Mahasiswa Cerdas dari beberapa universitas, seperti Universitas Indonesia dan Politeknik Media Kreatif.
Seperti biasa, para peserta masih mendapat tantangan menarik, bahkan dalam perjalanan menuju ke tempat pelatihan. Mereka harus mampu pergi ke Villa Istana Halimun dengan modal hanya sebesar Rp30.000 saja, sedangkan jarak yang ditempuh cukup jauh. Tidak hanya itu, para peserta yang telah dikelompokkan sebelumnya juga harus melakukan proyek sosial selama perjalanan.
Materi-materi yang diberikan selalu diikuti peserta dengan antusias karena materi disampaikan dengan praktik secara langsung di tempat, bukan sekadar materi saja. Sesampainya di tempat, para peserta mendapatkan materi mengenai networking. Materi ini sangat penting, mengingat relasi adalah hal yang diperlukan untuk bertahan dan beradaptasi dengan lingkungan.
Siang hari usai melaksanakan shalat Zuhur, para peserta juga mendapat materi mengenai berpikir kritis yang diberikan Ario Bismoko Sandjoyo. Dia alumni IPB Jurusan Ekonomi Sumberdaya Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen yang pernah menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB tahun 2010.
Ia menyampaikan, untuk berpikir kritis setidaknya ada empat hal yang harus dilakukan, yaitu selalu menanyakan masalah yang ada di lingkungan sekitar, mampu menentukan pilihan dengan memiliki alasan yang logis, mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, dan memecahkan masalah.
Malam harinya, kami mendapat materi pamungkas yang tidak kalah menarik dari materi-materi sebelumnya, yaitu mengenai manajemen diri yang mengajari peserta mengenal dan menggali potensi dalam dirinya serta mengelolanya. Materi ini disampaikan oleh Mogi Bian Darmawan, lulusan IPB Jurusan Agronomi dan Holtikultura Fakultas Pertanian yang pernah menjadi Wakil Presiden Mahasiswa IPB tahun 2016.
Peserta diberi tiga kartu berwarna merah, kuning, dan hijau. Kartu-kartu itu memiliki kegunaan masing-masing. Kartu merah diisi dengan kebiasaan buruk yang masih terus dijalani sampai sekarang, kartu kuning diisi dengan kebiasaan baik yang harus terus dilaksanakan, sedangkan kartu hijau diisi dengan kebiasaan baik yang belum pernah dilakukan tapi harus. Harapannya, para peserta dapat terus melakukan aktivitas baik dalam kehidupan sehari-hari dan menjauhi kebiasaan buruk.
Kejutan tidak hanya sampai di situ. Para peserta kemudian dibangunkan pada jam 2 dinihari dan diminta untuk berwudu. Tanpa aba-aba apapun, para peserta berinisiatif untuk shalat Tahajjud. Setelah itu, sesi renungan dimulai. Peserta diminta untuk merenungkan kebiasaan buruk apa yang harusnya tidak dilakukan karena akan menghambat dalam mencapai tujuan hidup yang telah dicantumkan dalam rencana hidup masing-masing.
Selain itu, peserta juga diminta merenungkan akan menjadi apa di usia nanti dan bagaimana proses yang harus dilakukan agar bisa mencapai titik itu. Sesi renungan dilakukan pukul 2.30 dinihari, karena pada waktu ini otak manusia bekerja pada fase yang optimum. Otak dapat bekerja dengan baik dan mendapatkan inspirasi terbaik pada waktu ini. Selama sesi ini, lampu dimatikan dan peserta hanya diterangi oleh cahaya dari lilin.
Setelah itu, peserta melaksanakan shalat Subuh lalu senam pagi bersama. Senam dipimpin oleh beberapa peserta dan gerakannya pun spontan karena belum dilakukan persiapan apa-apa, sehingga gerakan senam menjadi lucu dan agak berantakan.
Sebagai penutup diadakan permainan yang mengasah kekompakan dan strategi para peserta. Permainan membuat baju dan anggota badan para peserta basah, namun itu tidak menyurutkan semangat para peserta.
Puas bermain, peserta tiba di penghujung acara. Saatnya memilih Ketua Angkatan 3 Pionir Muda melalui mekanisme musyawarah. Terpilihlah Muhammad Yuza Augusti, mahasiswa IPB Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian angkatan 2018 sebagai ketua angkatan. Acara ditutup dengan makan siang dan foto bersama.
Acara ini justru menjadi awal yang baru untuk Pionir Muda tumbuh dan makin berkembang ke arah lebih baik
Leadership Camp bukanlah akhir dari segalanya. Acara ini justru menjadi awal yang baru untuk Pionir Muda tumbuh dan semakin berkembang ke arah yang lebih baik. Banyaknya kendala dari Pionir Muda tahun ini harus segera dibenahi dan diperbaiki agar tidak terulang lagi di masa mendatang.
Pengalaman bersama dengan orang-orang terbaik yang amat singkat ini membekas selamanya dalam hati. Ada yang tergabung dalam forum nasional, ada yang telah memiliki startup, ada yang punya usaha sendiri, ada yang telah menjadi anggota BEM di universitasnya. Selamat kawan-kawan karena telah resmi menjadi bagian dari Pionir Muda. Hati-hati dan semangatlah mewujudkan semua rencana hidup kalian. Disini selalu ada yang mendoakan yang terbaik untuk kalian.
“Ingatlah! Bila kau sedang tidak sanggup dan lelah, kembalilah kepada kami, keluarga dan rumahmu.” – Mogi Bian Darmawan
Ahmad Rizky, mahasiswa Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor angkatan 2018 dan magangers Kompas Muda Harian Kompas Batch IX
Comments are closed.