Siapa sih penulis yang tidak pernah mengalami kebuntuan dalam menulis? Sebagai penulis, pasti pernah mengalami fase di mana kejenuhan mulai muncul dan ide menulis mulai habis. Entah itu membuat paragraf awal, membuat badan artikel, bahkan ketika membuat judul artikel pun writer’s block biasanya datang. Tentunya, writer’s block (kebuntuan saat menulis) merupakan musuh utama bagi penulis. Lalu, bagaimana ya caranya “kabur” dari kebuntuan itu?
Rabu (4/7/2018), Reporter Magangers Kompas Muda Batch X berkesempatan untuk berdiskusi mengenai masalah writer’s block bersama Mas Herlambang Jaluardi dan Mas Rijal Yunus yang berprofesi sebagai reporter di Harian Kompas. Awalnya, Mas Herlambang dan Mas Rijal hanya memberi pembekalan pendalaman materi kepada Reporter Magangers Batch X yang siangnya akan terjun perdana ke lapangan untuk meliput. Lalu, saat sesi tanya jawab dibuka, beberapa Magangers bertanya mengenai cara mengatasi kebuntuan menulis.
Mas Herlambang dan Mas Rijal pun membeberkan pengalamannya kepada rekan-rekan reporter Magangers ketika mereka mengalami writer’s block. Sebagai reporter yang pastinya memiliki tenggat harus menyelesaikan sebuah artikel, writer’s block tentu sangat mengganggu. Reporter Magangers Batch X kemudian turut menimbrung untuk menceritakan pengalamannya dalam menghadapi writer’s block.
Di sela-sela bercerita, Mas Herlambang memberikan tips bagaimana cara untuk “kabur” dari kebuntuan tersebut. Menurut dia, ketika sebuah artikel sudah ditulis, artikel tersebut tidak boleh dihentikan begitu saja hanya karena kehabisan ide. “Daripada mencari topik baru lebih baik meneruskan artikel sampai selesai,” ujarnya.
Selain itu, mas Herlambang biasanya mencoba untuk menjauh sejenak dari tulisannya untuk menyejukkan pikiran selama kurang lebih 30 menit. Namun, pastinya waktu tersebut harus diisi dengan hal-hal yang juga produktif. Bagi mas Herlambang cara tersebut cukup efektif untuk menghilangkan writer’s block.
Tidak hanya Mas Herlambang, Mas Rijal juga menambahkan tips yang cukup penting. Dia mengatakan, ketika ada bagian dalam artikel yang belum bisa diselesaikan, lanjut saja ke bagian selanjutnya dan jangan terpaku pada bagian yang belum terselesaikan tersebut. Misalnya, paragraf awal belum terbentuk sepenuhnya, Mas Rijal menyarankan untuk langsung menulis bagian badan artikel saja.
Tidak berhenti di situ, salah satu Magangers, Alifah, ikut angkat bicara mengenai tips menghadapi writer’s block. Ia mengutip perkataan dari seorang penulis novel komedi yang sangat terkenal di Indonesia, Raditya Dika. “Kalau nulis, selesaikan sampai akhir. Jangan pernah dibaca ulang kecuali artikelnya sudah selesai,” kutip Alifah.
Terbukti, banyak penulis yang mengalami writer’s block karena terus-terusan terfokus kepada satu bagian dari artikel dan tidak sempat menyelesaikan keseluruhan artikelnya. Ia pun menyarankan kepada rekan-rekan reporter lainnya untuk tidak membarengi penyuntingan kebahasaan dengan penulisan. Menurutnya, akan lebih efektif bila penyuntingan dilakukan di akhir.
Wah, bermanfaat kan tips-tipsnya? Begitu, lho caranya “kabur” dari writer’s block. Mau informasi-informasi seputar jurnalistik lainnya? Pantengin terus ya website Kompas Muda!
Achmad Lutfi Harjanto
Magangers Kompas Muda Batch X — Kelompok Nuntius