TANGERANG, KOMPAS CORNER – Memiliki keterampilan berkomunikasi menggunakan bahasa asing telah menjadi sebuah kemampuan yang wajib bagi generasi muda Indonesia saat kini, khususnya Bahasa Inggris yang menjadi bahasa utama dalam dunia Internasional. Untuk menunjang kebutuhan siswa dan mahasiswa dalam melatih kemampuan berbahasa Inggris, UMN English Student Council atau UESC mengadakan acara bernama UNITY (UMN English Party) pada 23-24 Maret 2018 di Universitas Multimedia Nusantara.
“Melalui acara ini, kita berharap dapat menyatukan cabang-cabang lomba yang berbeda-beda. Cari apa yang bisa menyatukan dan menguatkan kita. Makanya tagline kita “Through Unity We Find Strength.” ” ujar Nadira Olivia, selaku ketua acara.
Acara yang telah memasuki tahun ke dua ini mengadakan lomba Debate, Speech, Spelling Bee, dan Scrabble. Semua lomba dapat diikuti oleh mahasiswa maupun siswa SMA, kecuali Debate yang diperuntukkan untuk mahasiswa saja.
Menariknya, lomba Scrabble kali ini bekerja sama dengan Indonesian Scrabble Federation. Pernahkah kalian mendengar permainan menyusun kata bernama Scrabble? Atau bahkan kalian pernah memainkannya? Scrabble sudah berkembang di Indonesia sejak tahun 2011.
Singkat sejarah, Scrabble merupakan permainan asal Amerika Serikat yang diciptakan oleh seorang arsitek bernama Alfred Mosher Butts. Dahulu, permainan ini bernama “Criss-Crosswords”, memang menyerupai teka-teki silang. Perbedaannya dalam Scrabble, para pemainlah yang nanti membentuk serangkaian huruf menjadi sebuah kata yang nantinya susunannya akan menyerupai permainan teka-teki silang (TTS).
Penyusunan kata dilakukan di atas papan berukuran 15×15 kotak, dimainkan 1 lawan 1. Setiap ronde akan disediakan 100 kotak huruf dalam satu kantong dan setiap pemain akan memulai permainan dengan 7 huruf. Apabila dapat menggunakan ketujuh huruf dalam satu kali jalan untuk membentuk sebuah kata, maka pemain tersebut mendapatkan BINGO dan poin plus. Terdapat lebih kurang 17 ronde dengan waktu per-ronde sekitar 25 menit.
Dalam 25 menit tersebut setiap pemain bukan hanya memikirkan kata yang dapat mereka susun, tetapi juga harus menghitung poin yang mereka dan lawan mereka dapatkan pada kertas yang disediakan. Mereka juga harus memperhatikan kata yang disusun oleh lawan, karena apabila beruntung, mereka dapat mengajukan challenge pada pengawas. Challenge adalah ketika kata lawan tidak terdapat dalam kamus dan yang mengajukan bisa mendapat poin tambahan.
“Scrabble itu permainan yang unik karena masih jarang yang main. Awal main Scrabble karena disuruh orang tua ikut English Club. Tantangan terberat pas main, kalau misalnya dapat huruf yang enggak mendukung, jadi enggak bisa dipakai buat bikin kata apapun. Kala udah kayak gitu, bisa tukar huruf, tapi kehitung jalan, jadinya pass. Harus pinter-pinter manfaatin waktu dan jangan mikir terlalu lama.” kata Bagus, seorang siswa dari SMA 2 Tangerang, ketika ditanya mengenai Scrabble dan tantangannya saat bermain.
Selain Scrabble ada juga lomba Spelling Bee, dimana setiap peserta harus mengeja 10 kata yang diberikan dalam waktu 3 menit. Kata-kata yang digunakan diambil dari kamus atau masuk dalam kategori Hardest Spelling Words. Apabila peserta tidak mengetahui kata yang diujikan, mereka mendapat kesempatan untuk meminta pelafalan ulang kata sebanyak dua kali dan definisi kata tersebut.
Acara kemudian ditutup dengan pengumuman pemenang dari setiap cabang lomba dan makan malam bersama. Semoga kegiatan yang sudah terlaksana dapat menambah semangat generasi muda Indonesia dalam mempelajari bahasa Inggris.
Penulis : Kompas Corner / Adina Fayza Gayo
Penyunting : Kompas Corner / Nico Wiranito
Dokumentasi : Kompas Corner / Nathanael Pribady