Sore itu, ruangan di lantai 6 gedung Kompas Palmerah penuh oleh peserta seminar. Peserta berasal dari Universitas Multimedia Nusantara dan Trisakti, serta juga beberapa tamu undangan. Materi yang disampaikan begitu menarik, sehingga peserta begitu antusias dengan pertanyaan mereka.
Kira-kira ada cara apa ya Mudaers? Ternyata ada acara Talk Show Pembuatan Vlog yang merupakan rangkaian acara dari Penganugerahan Pemenang Kompeti Vlog dan Esai #100TahunIndonesia di hari Senin (18/12). Narasumber yang menarik turut mengisi kemeriahan acara, yaitu Arbain Rambey, serta Cameo Project, Martin dan iBob. Kegitan ini berlangsung mulai jam 15.00 – 17.00.
Buat kamu yang belum tahu siapa Arbain Rambey dan Cameo Project. Arbain Rambey adalah fotografer senior Harian Kompas dan Cameo Project adalah nama channel di Youtube yang beranggotakan orang – orang kreatif dan lucu yaitu Reza Nangin, Martin Anugrah, Bobby Tarigan, Steve Pattinama, Yosi Mokalu dan Andry Ganda. Cameo project sering mengunggah video – video parodi kreatif yang menghibur sekaligus menyampaikan pesan mengenai isu sehari – hari yang dikemas secara ringan.
Kegiatan berlangsung dengan menyenangkan. Para peserta terlihat antusias dan aktif bertanya mengenai materi yang disampaikan oleh pembicara. Beberapa diantara mereka juga mengajukan pertanyaan dan sebagai hadiah, mereka mendapat hadiah berupa voucher belanja dari blanja.com lho Mudaers. Membangun vlog yang berkulitas bukan perkara yang mudah, vlogger dituntut menyajikan konten yang menarik dan kreatif. selain itu vlogger dituntut untuk membangun image positif yang kelak akan menjadi contoh bagi generasi muda.
“Vlog yang baik yaitu memenuhi unsur audio, visual dan pesan harus jelas dan mesti tersampaikan” Ujar iBob. Menanggapi dengan sering beredarnya video atau vlog yang viral, bukan berarti vlog tersebut berkualitas. Vlog yang berkualitas tentu akan membuat diri sendiri bangga saat menontonnya dan menginspirasi banyak orang. Jika momennya sesuai, vlog mudaers tidak menutup kemungkinan akan viral dan disukai banyak orang.
Saat yang dinanti pun telah tiba, yaitu pengumuman kompetisi vlog dan esai. Para pemenang berasal dari berbagai daerah. Urutan pemenang kompetisi vlog:
- Juara Favorit : Five Production. Berjudul “#100TahunIndonesia Indonesia Kreatif”
- Juara 3 : Ibnu Anwardani Berjudul “#100TahunIndonesiaa Millenials dan Harta Karun Indonesia”
- Juara 2 : Zaky Marhan. Berjudul “#100TahunIndonesia Sama Pasar, Sama Besar”
- Juara 1 : Yudhistira Udd Sondakh. Berjudul “#100TahunIndonesia Koruptor Hypebeast”
Pemenang kompetisi esai :
- Juara Favorit : Wawan Kurniawan, Makassar. Berjudul “Indonesia Melawan Korupsi dengan Sastra”
- Juara 3 : Tyas Hayuwati, Yogyakarta. Berjudul “E-Commerce Meluas, Pasar Pasang Strategi Baru”
- Juara 2 : Wawan Kurniawan, Makassar. Berjudul “Indonesia Melawan Korupsi dengan Sastra”
- Juara 1 : Michelle Marietta Secoa, Tangerang. Berjudul “Seandainya Saya Orang Indonesia”
Para pemenang Vlog, memiliki karakteristiknya masing – masing begitu pun dengan ide pembuatannya. “Awalnya kami engga nyangka bakal menang. Karena kami proses takenya cuma setengah hari sehari dan editingnya 2 hari.” Ujar Oryza Sativa, perwakilan dari Five Production.
Dari para pemenang esai, topik yang mereka angkat tidak jauh dari jurusan atau materi kuliah mereka. Berbagai inspirasi datang dari kejadian di lingkungan sekitar hingga idola mereka. Seperti Michelle yang meraih juara 1, Michelle terinspirasi dari boomingnya budaya KPop dan ia terpikir untuk menulis seandainya industri kreatif Indonesia bisa sekeren dan sehebat K-Pop. Sehingga, orang – orang dari negara lain akan berharap dan berandai – andai “Seandainya Saya Orang Indonesia”
Wawan Kurniawan yang menyabet 2 juara sekaligus, alumnus Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar ini memiliki harapan di 100 tahun Indonesia “Indonesia harus punya generasi yang berpikiran terbuka, keatif, inovatif dan punya daya juang yang lebih tinggi daripada masa yang sebelumnya,” katanya.
Wawan Kurniawan yang merupakan penggemar sastra, memiliki cara yang unik dalam mengkaitkan sastra dengan psikologis para koruptor. ”Kalo dikaitkan dengan koruptor, mereka orang berpendidikan tapi afeksinya atau perasaan nya kurang peka. Nah, sastra jika dijadikan suatu kebiasaan yang rutin dilakukan maka perasaan akan lebih peka, open minded. Itu ada penelitian secara psikologisnya. Jadi saya gabungkan antara psikologis dan sastra,” ujarnya.
Dari acara ini, diharapkan generasi muda penerus bangsa memiliki integritas dan kreatifitas dalam cara berpikirnya, sehingga kelak akan bermunculan berbagai karya anak bangsa yang membanggakan juga dapat dijadikan contoh oleh para anak cucu kita yang akan datang.
Penulis
Faizah Diena Hanifa (SMAN 2 Cibinong)
Muhammad Bagus Al Rafi (SMA Nasional Bekasi)