Menjelajah Kuliner di Sekitar Kampus BINUS

1
1320

Enggak kerasa, Magangers Batch IX sudah melewati hari ketiga program pemagangan di Kompas MuDa. Di hari ketiga ini, ada dua aktivitas seru yang dilakukan di hari ketiga ini, yaitu training perbidang dan liputan langsung di lapangan. Training perbidang dimulai jam 9.30 sampai jam 12 siang. Sambil break, kita juga ditentuin akan liputan dimana dan kelompok 3 alias GAMMACALIS (Generasi Muda Calon Jurnalis) dapat tempat liputan di kawasan kuliner kampus BINUS.

Dari kantor KOMPAS Gramedia Palmerah Selatan, kita harus jalan dulu ke Pasar Palmerah terus menyusuri pasar sampai kita ketemu plang Jalan Palmerah Barat. Dari situ, kita naik angkot M11 jurusan Tanah Abang-Meruya. Sekitar 30 menit, kita turun dan kemudian jalan sedikit ke Kampus BINUS Syahdan. Banyak banget makanan yang unik dan menarik yang ada di sini. Ada makanan dari daerah lain di Indonesia, seperti Sate Taichan, Nasi Tempong, Rujak, dan Cilok, tapi ada juga makanan dari luar negeri, yaitu Bibimbap dan Steak.

Nama makanan yang paling menarik bagi kami adalah Nasi Tempong Sambal Jablay. Karena penasaran, kita masuk ke tokonya untuk bertemu dengan pemiliknya. Beruntung, kita bisa ketemu dengan kedua pemiliknya sekaligus. Namanya Mas Heri dan Mas Hartono asal Bali.

Terus kita wawancara mereka dan tanya nasi tempong itu apa. Ternyata, Nasi Tempong adalah makanan dari Banyuwangi yang ikut terkenal di Bali. Kemudian, mereka coba bawa ke Jakarta dan hits. Sambal Jablay yang dimaksud di sini juga bukan merujuk ke hal-hal yang negatif, tapi sambal di sini benar-benar pedas karena cabai segar yang baru dipetik langsung diuluk tanpa digoreng seperti tempat makanan biasanya.

Mereka juga jual sate taichan, tapi yang buat sate taichan di sini berbeda karena satenya punya 6 varian rasa, yaitu Original, Pedas, Pedas Manis, Manis, Mozarella, dan Telur Gulung. Kita coba dua-duanya dan sumpah makanannya enak-enak. Sekali sambalnya kesentuh lidah, bakal susah hilangnya. Ketika ditanya bakal bagaimana usaha mereka selanjutnya, mereka berencana untuk menginovasi lagi taichan jadi punya 10 rasa dan akan buka cabang di tempat lainnya.

Sepanjang jalan di sekitar kampus Universitas Bina Nusantara menawarkan berbagai macam kuliner yang menggiurkan. Foto: Hafizh Daffa

Kemudian kita lanjutkan perjalanan ke kampus BINUS syahdan dan kita bertemu dengan penjual makanan tradisional persis di sebrang gerbang kampus. Generasi 2000-an pasti tahu kan telur gulung? Itu loh, telur yang diaduk jadi adonan dan dimasukin ke wajan yang penuh minyak panas dan digulung pakai kayu berbentuk stik.

Bedanya, telur gulung ini pakai adonan rahasia yang enggak akan ditiru penjual lain dan enggak pakai wajan lagi. Mereka sudah berinovasi dengan menggunakan loyang yang ditaruh di atas kompor sebagai pembakarnya. Pasti lebih sehat dong kalau pakai ini, karena minyaknya jauh lebih sedikit. Karena itu Mudaers bisa coba datang ke sini untuk nostalgia dengan makanan masa kecil dan pastinya jauh lebih sehat.

Ahmad Rizky, kelompok GAMMACALIS

Magangers Batch IX

SMAN 23 Kabupaten Tangerang

1 COMMENT