Tuberkulosis: Ancaman Maut yang Tak Terhindarkan

0
858

SERPONG, KOMPAS CORNER – Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi paru-paru yang dapat menjalar ke berbagai organ tubuh lainnya. Sadisnya, penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

Bakteri mycobacterium tuberculosis adalah penyebab penyakit TBC. Penyakit ini bersifat menular, seseorang yang terkena penyakit ini dapat dengan sadar ataupun tidak sadar menyebarkan virusnya. TBC merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota besar layaknya DKI Jakarta.

Epidemiologi (mayoritas) pengidap penyakit ini adalah kalangan menengah kebawah yang biasanya kurang menjaga imunitas maupun kebersihan di lingkungan hidupnya. Misalnya, seseorang tinggal di daerah kumuh yang padat penduduk; orang ini akan lebih besar kemungkinannya untuk terjangkit TBC. Ironisnya, tidak sedikit penduduk yang mati karena penyakit ini.

Apa gejala yang dapat dijadikan indikator atas TBC ini sendiri? Tidak ada gejala yang khas, hanya ada batuk-batuk ringan disertai demam pada malam hari, batuk darah, berat badan menurun dan sesak nafas (karena adanya cairan di paru-paru). Gejala TBC tidaklah sama pada tiap-tiap penderita. Hal ini otomatis menjadikan cara pengobatannya juga berbeda-beda. Pengobatan intensif yang disarankan para ahli adalah dengan menjalani treatment khusus untuk TBC selama 6-9 bulan, kecepatan sembuh penderita tergantung pada imunitas tubuh dan niat dari masing-masing penderita.

TBC bukan hanya mengganggu kinerja paru-paru saja, melainkan dapat berakibat fatal pada bagian organ tubuh lainnya jika tidak segera ditangani lebih lanjut; seperti otak, kelenjar getah bening, tulang, sendi, dan saluran kencing. Berdasarkan wawancara dengan Dr. Christine, yang telah memiliki klinik sendiri di Muara Karang, menyatakan bahwa penyakit ini memiliki presentase kesembuhan sebesar 90% bila patuh pada prosedur pengobatan.

Seringkali kita bertanya bagaimana cara yang paling efektif untuk mencegah TBC, karena kita juga tidak yakin dengan tempat tinggal kita yang sangat penuh dengan polusi? Namun Dr. Christine telah memberikan beberapa cara mencegah yang dapat kita lakukan. Yang pertama pastinya dengan menghindari atau mengurangi kontak langsung dengan penderita, dikarenakan bakteri TBC menular melalui bersin dan saliva (air liur). Yang kedua adalah menjaga pola hidup sehat dengan menjaga kebersihan diri, makanan dan minuman, serta cukup beristirahat. Yang terakhir, sebagai masyarakat yang tinggal di Jakarta, kita juga dihimbau untuk memberi vaksin BCD pada balita sebagai langkah preventif yang ampuh.

 

Penulis: Edwin

Fotografer: Luki Pransiska/Kompas

Editor: Herlina Anace Yawang