Pengunjung berfoto pada gelaran Bandung Tourism Week, di Jalan Soekarno, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/12). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, wisatawan mancanegara yang masuk melalui Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, meningkat dalam lima tahun berakhir. Pada 2015, jumlah wisman 159.647 orang atau meningkat 76,76 persen dari 2010 sebanyak 90.314 orang. Kompas/Tatang Mulyana Sinaga

Bisa dibilang, siapa pun suka berlibur. Maka, momen liburan, seperti akhir semester atau akhir tahun, selalu ditunggu- tunggu untuk diisi dengan berbagai kegiatan. Namun, hanya dengan persiapan yang matang, semua itu bakal berjalan lancar, hemat, dan menyenangkan.

Agar liburan lebih seru, penting bagi kita untuk mempersiapkan segala sesuatunya sejak dini dan jeli. Semua mesti dirancang dengan baik, mulai dari lokasi tujuan, memperhitungkan biaya, memilih moda transportasi, memesan tiket dan penginapan, serta menyusun kegiatan.

Memesan tiket pesawat jauh-jauh hari bisa menguntungkan karena menghemat biaya hingga 50 persen. Begitu pula mencari penginapan lebih dini, kita bakal dapat mengirit hingga 80 persen. Bahkan, jika mencari jauh-jauh hari, kita juga bisa memperoleh tiket masuk tempat wisata lebih murah sekian persen.

”Saran kami memesan hotel sebaiknya 12 hari atau maksimal 1 minggu sebelum Natal agar kamar masih tersedia, serta mendapat harga terbaik,” kata Deputy CEO pegipegi, Ryan Kartawidjaja.

Berdasarkan data internal pegipegi, pencarian hotel mengalami peningkatan drastis pada minggu keempat Desember, mencapai 3,5 kali lipat dibanding minggu pertama. Pencarian hotel melalui internet terus naik hingga puncaknya pada minggu keempat (18-24 Desember). Artinya, mayoritas pelancong dan wisatawan senang bepergian dan mengurus perjalanan secara dadakan.

Jika jauh-jauh hari memesan, kita bisa berlibur dengan irit. Sisa uangnya dapat dipakai untuk cadangan, membeli oleh-oleh, atau keperluan mendadak. Tentu saja, kita bisa saja berangkat berlibur secara dadakan. Namun, biayanya pasti lebih mahal, bahkan mungkin sulit mendapat tiket atau hotel.

Sebaliknya, dengan persiapan matang dan lebih awal, kita bisa mendapat tiket murah, sewa penginapan terjangkau, dan tidak bingung saat tiba di tujuan. Kita pun terhindar dari situasi menyedihkan, seperti tertinggal pesawat atau kereta, gagal mendapat tiket, tiada penginapan yang memadai dan terjangkau, serta kehabisan uang dan waswas sepanjang liburan.

”Semester lalu saya gagal liburan gara-gara terlambat naik kereta api,” kata Anis Khasanah, mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu (21/12) lalu.

Peristiwa itu membuat ia belajar banyak dan berusaha mempersiapkan liburan dengan lebih baik. Perencanaan matang membuat liburan lebih menyenangkan.

Pengalaman Nurriski, mahasiswa Program Studi D-4 Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Jakarta, tak kalah menarik. Dia jauh-jauh hari membeli tiket pesawat karena tertarik dengan promosi harga murah, tetapi tidak menghiraukan tanggal keberangkatan.

”Saya hanya berpikir liburan dan gembira karena akan bersenang-senang dengan teman. Ternyata, satu minggu setelah membeli tiket, saya baru sadar, pada tanggal tersebut saya harus ada di acara penting. Saya jadi bingung harus pilih yang mana?” ujarnya bimbang.

Momen kenangan

Bagi mahasiswa, liburan termasuk momen yang sangat ditunggu, selain mudik alias pulang kampung menjelang Lebaran. Sebagian mahasiswa senang bepergian dan berwisata ke kota lain. Sebagian lagi memilih pulang kampung. Namun, ada pula yang memilih untuk tetap sibuk dengan bekerja paruh waktu, fokus memulai bisnis, atau serius menyusun skripsi.

”Saya memilih pulang ke rumah dan berkumpul bersama keluarga di Grobogan. Selain istirahat, saya akan bercerita pengalaman kuliah. Saya juga akan berkumpul dengan teman- teman,” ujar Priscilia Putriati Purnomo, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah.

Sama halnya dengan Sifa Unikmah, mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Jawa Tengah. Dia memilih pulang kampung ke kota kelahirannya, Demak. ”Saya suka melihat kesibukan di desa, main ke sawah, pergi ke sungai dan lapangan kala sore. Bagi saya, liburan di kampung sangat menyenangkan,” ujarnya.

Begitu pula dengan M Fikri Aly, mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dia berencana berjalan-jalan dan singgah di rumah teman di luar kota agar mendapat tempat menginap. ”Saya suka naik sepeda motor, sebelum ke rumah teman, saya menghubungi dia lebih dulu dan meminta izin agar tidak merepotkan. Saya jadi bisa mengenal keluarganya,” katanya.

Berbeda dengan Fajar Sandy, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Sebagai mahasiswa semester VII, dia tidak punya rencana mudik, apalagi liburan dengan teman-teman. Dia tengah fokus mengerjakan skripsi.

”Saya hanya berkunjung ke perpustakaan saja. Liburan ini untuk menuntaskan kewajiban sampai awal 2017. Habis skripsi saya baru bisa berlibur,” katanya.

Merancang liburan kelihatannya sepele sehingga banyak orang enggan melakukannya dengan baik. Namun, ketika kita menyiapkan kegiatan selama liburan, sukacita datang lebih cepat. Baru memilih kota dan merancang acara saja, perasaan gembira sudah menghampiri. Apalagi kala momen itu terlaksana.

Bahkan, tak pergi ke mana-mana pun atau istirahat di rumah, asal kita bisa merancang kegiatan, pasti liburan akan lebih menarik dan bermakna. Semoga liburan kita menyenangkan.

(TIA)


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Desember 2016, di halaman 26 dengan judul “Liburan Bersiap Dulu, ”Hepi” Kemudian”