Konser grup vokal soul & RnB Boyz II Men di Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (8/12). Kompas/Riza Fathoni

Suasana balai riung (ballroom) mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (8/12) malam, semakin memanas tak lama setelah pembawa acara mengumumkan giliran Boyz II Men tampil di atas panggung. Sejurus, panggung yang tadinya gulita sontak benderang seiring lantunan lembut intro piano lagu pembuka, ”On Bended Knee”.

Tembang hits kelompok Soul dan Rhytm and Blues (R&B) asal Philadelphia, Amerika Serikat, yang besar dan berjaya pada era 1990-an itu menjadi lagu pembuka konser mereka. Para penonton yang didominasi kaum hawa, kebanyakan paruh baya, langsung menyambut dengan jeritan histeris.

Kehadiran trio, dahulunya kuartet, Boyz II Men di Tanah Air kali ini diusung MyWill Entertainment bertajuk The 90’s Soul Ace. Menurut CEO MyWill Entertainment Willy Hidayat, pihaknya sudah dua kali mendatangkan Boyz II Men, tahun 2007 dan 2012.

”Untuk konser kali ini, saya meminta format penampilan berbeda. Mereka sepakat tampil bersama semua band pengiring (format penuh) dan itu adalah yang pertama kali digelar di Indonesia,” ujar Willy dalam jumpa pers sehari sebelum konser.

Dalam pementasan di Jakarta kali ini, Boyz II Men juga ditampilkan bersama satu panggung dengan solois R&B sezamannya, Brian McKnight. Keduanya sama-sama digemari dan bahkan dipuja para remaja pada masanya, era tahun 1990-an.

McKnight adalah penyanyi berkulit hitam yang mampu menjual 25 juta kopi dari sedikitnya 15 album di seluruh dunia. Dia identik dan tenar dengan lagu romantis evergreen andalannya, ”One Last Cry”.

Walau terbilang berumur dan telah lebih dari dua dekade malang melintang di jagat permusikan dunia, kualitas vokal para anggota Boyz II Men, Wanya Morris, Nathan Morris, dan Shawn Stockman terdengar masih prima, bertenaga, dan terjaga.

Berenergi

Kemampuan olah suara mereka terdengar jelas. Nada-nada suara seolah bisa naik dan turun semau-maunya di dalam tenggorokan mereka. Lantunan vokal mereka yang melodius dan bertenaga itu seolah menyihir para penonton di aula besar itu untuk ikut berdendang dan bergoyang.

”Kami datang jauh-jauh dan merasa senang sekaligus terhormat bisa kembali berada di sini, di tengah kalian,” ujar Shawn sedikit berbasa basi kepada penonton seusai lagu pertama.

Dengan para penggemar fanatiknya di seluruh dunia seperti itu, sepanjang karier bermusik mereka dua dekade terakhir, Boyz II Men menyabet 4 anugerah bergengsi Grammy Awards, 9 American Music Awards, 9 Soul Train Awards, 3 Billboard Awards, dan MOBO Awards.

Masuk ke lagu berikutnya Boyz II Men lagi-lagi mengajak penggemar ikut menyanyikan lagu romantis mereka yang lain. Lagu yang juga tak kalah mendayu-dayu, seperti ”It’s so Hard to Say Goodbye to Yesterday”.

Namun, tak cuma mereka bertiga, Wanya tiba-tiba mengundang McKnight untuk kembali masuk, naik ke atas panggung, dan ikut bernyanyi. Dengan sangat santai McKnight muncul membawa gitar akustik.

Sebagai juga produser dan komposer, McKnight biasa berkolaborasi dengan banyak penyanyi lain. Tak hanya itu, dia juga piawai memainkan sejumlah instrumen musik. Selain piano dan gitar, McKnight menguasai perkusi, drum, dan sejumlah alat musik tiup, seperti terompet, tuba, trombone, dan flugelhorn.

Secara kualitas, kepiawaian bermusik dan bernyanyi trio Boyz II Men pun juga nyaris tanpa cela. Hal itu mereka buktikan tunjukkan dalam penampilan mereka di atas panggung kali ini. Walau terkesan seolah sedang bermain-main, para personel Boyz II Men yang manggung bersama band pengiring lengkap, juga menunjukkan kepiawaian mereka membawakan lagu-lagu orang.

Beberapa lagu white people, begitu mereka menyebut, dimainkan dalam format medley sambil ber-jam session, seusai membawakan lagu ”Four Seasons of Loneliness”. Beberapa lagu ”orang kulit putih” itu antara lain ”Thinking Out Loud”-nya Ed Sheeran, tembang rock alternatif ”Smells Like Teen Spirit” band fenomenal Nirvana, ”American Woman” Lenny Kravitz, dan dipungkasi entakan lagu ”Come Together” versi band rock Aerosmith.

Baik Shawn maupun Wanya sama-sama memamerkan keahlian bermusik, dengan memainkan gitar dan bas elektrik. Setelah puas ”bermain-main” dan berimprovisasi, Shawn, Wanya, dan Nathan kembali ”serius” meladeni kerinduan penggemar yang datang untuk berdendang dan bergoyang sambil bernostalgia. Beberapa hits dibawakan berturut-turut, seperti ”Water Runs Dry”, ”I’ll make Love To You”, ”Mama”, ”End of The Road”, dan ”Motown Philly”.

Mereka bernyanyi sepenuh hati dan penuh penghayatan, seperti ketika lagu berjudul ”Mama” dilantunkan. Suasana haru sempat melarutkan para penonton yang hadir malam itu.

Tak kalah dengan Boyz II Men, Brian McKnight juga tampil memukau, membawakan sejumlah hitsnya, menggoyang para penggemar yang juga dengan fasih dan lantang ikut bernyanyi. McKnight tampil pada babak kedua seusai band pembuka, kelompok R&B tanah air, Brown Sugar.

Dalam penampilannya Kamis malam itu, McKnight juga mengundang penyanyi R&B Tanah Air, Raisa, untuk berduet, menyanyikan lagu legendaris karyanya, ”One Last Cry”.

Walau hanya satu lagu, Raisa memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan itu dengan mengeluarkan kebolehan olah vokalnya mengimbangi vokal merdu McKnight, yang juga salah satu legenda musik R&B dunia.

McKnight juga memuji Raisa. ”Saya sangat senang bisa tampil bernyanyi bersama dan bahkan jika mungkin berkolaborasi pada masa depan,” ujarnya.