Gerai Saladstop di Senayan City, Jakarta, Kamis (10/11). Menu Salad antara lain Hail Caesar dan Acai Glory. Kompas/Lucky Pransiska

Gaya hidup sehat semakin populer di kalangan masyarakat perkotaan. Olahan bahan pangan berbasis sayuran dan buah-buahan pun diburu. Tak sekadar memuaskan lidah, makan kini juga meliputi pengetahuan tentang apa yang masuk ke mulut: dari mana asalnya, nilai gizinya, dan jumlah kalorinya.

Semangkuk penuh berisi daun romaine, crab stick, telur, pasta vermicelli, tomat ceri, irisan bawang merah, ditambah taburan croutons tersaji di meja. Dengan saus atau dressing singapore chili crab, rasanya tak sabar menyantap salad yang dinamai Oh Crab Lah! ini. Renyah sayuran segar, gurih stik kepiting, dan sedikit rasa pedas dari dressing memenuhi sudut-sudut rongga mulut.

Oh Crab Lah! merupakan salah satu menu unggulan restoran SaladStop! yang baru membuka gerai pertamanya di Indonesia, tepatnya di Senayan City, Jakarta. Campuran aneka sayuran segar, biji-bijian, kacang-kacangan, juga irisan daging dan buah segar dipadu beragam dressing buatan sendiri menjadi andalan SaladStop!

Coba saja salad Hail Caesar yang terdiri dari romaine, daging sapi asap atau beef bacon, parutan keju parmesan, telur, dan croutons. Sayuran segar bercampur dengan gurihnya keju serta rasa khas dari dressing salad caesar klasik yang lezat.

SaladStop! memang mengincar masyarakat perkotaan yang semakin sadar dengan gaya hidup sehat. Mereka tahu betul pentingnya kesehatan dan gizi yang terkandung dalam makanan. ”Di balik konsep SaladStop!, kami mengusung gerakan eat wide awake. Ini semacam cara untuk mengajak orang untuk lebih sadar dan tahu apa yang mereka makan. Kita sering tidak tahu dari mana makanan itu berasal karena kurangnya kejujuran dan transparansi,” kata Katherine Desbaillets Braha, Executive Vice President SaladStop!.

Dia meyakinkan bahwa SaladStop! membawa secara langsung makanan dari lahan pertanian hingga ke meja makan konsumen. SaladStop! bekerja sama dengan para petani lokal di tempat gerai tersebut didirikan, dalam hal ini di Rancamaya, Jawa Barat.

”Kami bekerja dekat dengan para petani yang menyuplai produk kami untuk menjamin produk finalnya, jadi kami tahu prosesnya
dari awal sampai akhir. Kami tidak cuma menerima apa yang ada di pasar. Dengan cara ini, kami menghubungkan kembali orang dengan makanannya,” ujar Braha.

Hail caesar Kompas/Fransisca Romana Ninik (FRO)
Hail caesar
Kompas/Fransisca Romana Ninik (FRO)

Barat dan Asia

SaladStop! berupaya menjaga keseimbangan tekstur dan tidak memperumit rasa alami sayur dan buah. Semua sayuran ditanam secara hidroponik dan organik serta dicuci hingga tiga kali sebelum dihidangkan.

Dressing dibuat untuk menyempurnakan rasa dan diproduksi sendiri tanpa pengawet, pewarna, dan penguat rasa. SaladStop! menyediakan dressing ala Barat dan ala Asia. Dressing ala Barat, misalnya classic caesar yang tidak terlalu berat dan tidak terlalu creamy, ranch yang ringan dan segar, basil pesto yang rasanya lebih berat, balsamic vinaigrette dengan minyak zaitun ekstra, atau smoked pimento vinaigrette yang pedas.

Dressing ala Asia antara lain singapore chili crab yang ringan dan sedikit pedas, indian spiced yogurt yang bernuansa kari, thai lemongrass yang tanpa minyak dan rasa segar herba, miso, dan korean chili vinaigrette atau semacam sambal Korea.

SaladStop! bermula di Singapura dan telah mengoperasikan 15 gerai di negara tersebut. Restoran ini kemudian melebarkan sayap ke beberapa negara Asia, yakni Filipina, Jepang, dan Indonesia.

Ada 12 salad unggulan yang bisa dinikmati dalam mangkuk atau dengan wrap yang hangat. Selain Oh Crab Lah! dan Hail Caesar, pengunjung juga bisa menikmati salad Tuna San, yakni campuran romaine, tuna suwir, avokad, kacang edamame, tomat ceri, jeruk mandarin, ditaburi biji wijen dan dressing wasabi honey soy yang rasanya tajam.

Pilihan lain adalah salad Summer Fling berupa campuran romaine, kale, tahu, nasi merah, wortel, anggur, jagung manis, dan jeruk bali. Rasanya asam segar berkat dressing sesame lime.

Pengunjung juga bisa mencicipi aneka salad khas, seperti salad Jai Ho yang bercita rasa masakan India dengan ayam tandoori dan kacang arab, Go Geisha yang berbasis masakan Jepang dengan campuran mi soba dan miso, atau Ting Tong yang bernuansa Thailand dengan udang cajun dan thai lemongrass vinaigrette.

Summer fling Kompas/Lucky Pransiska
Summer fling
Kompas/Lucky Pransiska

Rasa asinan

Di setiap gerai yang dibuka di suatu negara selalu terdapat menu khas negara tersebut. Khusus di Indonesia, SaladStop! menyediakan salad Sunshine Jakarta. Isinya romaine, kol putih dan merah, ayam masak sous-vide hangat, alfalfa sprouts, wortel, buncis, serta tahu dicampur kacang tumbuk dan tempe goreng tipis lalu disiram dengan—mereka menamakannya spicy peanut vinaigrette—semacam kuah asinan yang berwarna kemerahan.

”Rasanya mirip gado-gado campur asinan, ya,” ujar sejumlah wartawan yang hadir untuk icip-icip aneka salad saat pembukaan gerai SaladStop!.

Pengunjung bisa membuat sendiri salad sesuai dengan keinginan mereka. Total ada 60 bahan makanan dan 20 dressing yang bisa dipadupadankan menurut selera masing-masing. Pengunjung bisa memilih bahan dasar romaine, kol merah dan putih, atau beberapa sayuran premium, seperti baby spinach, rocket, dan kale dengan menambah Rp 10.000. Campuran bahan dasar lalu ditambah enam jenis topping dan dressing.

Pengunjung yang lebih menyukai buah bisa memilih menu superfood bowl, yakni campuran beberapa buah-buahan dan bahan lain. Misalnya menu Tropical Passion, terdiri dari markisa dan mangga yang digiling dengan air kelapa, lalu diberi taburan atau topping apel hijau, kiwi, stroberi, dan daun mint, lalu ditaburi granola panggang dan parutan kelapa.

Menu Dragon Berries juga bisa menjadi pilihan lezat, yakni paduan jus buah naga dicampur dengan aneka buah beri dan apel, diberi topping pisang, kiwi, stroberi, juga taburan granola panggang.

Tak terlupa menu kinoa, semacam serealia kaya protein, yang dicampur dengan sayuran, buah, keju, telur, jamur, dan beberapa bahan lain untuk membuat makan sehat sekaligus lezat. ”Pengunjung bisa bertanya kepada ahli gizi kami berapa kalori dari salad yang dimakan,” ujar Braha.

Jadi, kita tak perlu khawatir lagi dengan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Makan sehat, sekaligus lezat.

FRANSISCA ROMANA NINIK


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Desember 2016, di halaman 29 dengan judul “Makan Sehat dan Tetap Lezat”