Guru yang tiada lelah mengajar dan membimbing murid-muridnya.

TANGERANG, KOMPAS CORNER – Jika berbicara mengenai masa sekolah, pastinya tidak terlepas dari ingatan kita dengan keberadaan bapak dan ibu guru. Sosok yang sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa ini senantiasa menemani kita dalam menjalani sepak terjang dunia persekolan. Walaupun dalam perkuliahan terdapat sosok dosen yang juga berperan sebagai pembimbing, namun keberadaan guru selalu memiliki tempat tersendiri di hati para muridnya. Oleh karena itu, bertepatan dengan Hari Guru yang jatuh pada tanggal 25 November, Kompas Corner mengangkat topik tentang perkataan guru yang membuat rindu akan masa di sekolah. Dari survey yang telah dilakukan kepada 100 mahasiswa aktif UMN maupun non-UMN, kami mengambil 10 pernyataan yang menjadi jawaban terbanyak para mahasiswa. Berikut ucapan bapak dan ibu guru yang menjadi pilihan mereka.

  1. “Jangan lupa kerjakan PR.”

Sama seperti pepatah ada gula ada semut, kalau di sekolah istilahnya ada guru ada Pekerjaan Rumah alias PR. Guru mana yang tidak pernah memberikan PR, entah untuk diambil sebagai nilai tugas, atau sekedar dijadikan latihan soal ulangan. Bapa dan ibu guru pastinya sering mengingatkan kita untuk mengerjakan PR, saking seringnya, pernyataan ini mendapat pilihan terbanyak oleh para responden.

  1. “Jangan lupa dipelajari, minggu depan kita ulangan.”

Tidak jauh berbeda dari PR, ulangan juga sudah menjadi santapan rutin kita saat di sekolah. Demi mendukung murid-muridnya agar mendapat nilai bagus, mereka rela mengingatkan kita untuk belajar. Walaupun kita merasa jengkel jika mendengar perkataan ini dulu, namun esensi ulangan jaman sekolah menjadi kerinduan tersendiri yang tidak akan terlupakan.

  1. “Yang nilainya jelek jangan lupa besok remedial.”

Dulu rasanya malas sekali jika guru sudah mengingatkan kita untuk remedial. Namun setelah merasakan bangku perkuliahan, remedial bak sebuah golden ticket, membenahi nilai kita yang kurang secara cuma-cuma. Nyesel kan waktu sekolah dulu malas untuk remedial?

  1. “Anak-anak besok pulang cepat karena ada rapat guru.”

Selain pernyataan yang mengajak kita untuk belajar, ternyata pengumuman pulang cepat karena ada rapat guru mendapat pilihan banyak oleh responden. Ada juga responden yang menjawab ‘diliburkan’. Kalau di kuliah dosennya ada rapat, kecil kemungkinannya untuk pulang cepat, apalagi libur, adanya harus ikut Kuliah Pengganti, deh.

  1. “Dicatat, ya. Nanti ulangan nggak bisa!”

Pernyataan yang pasti terucap kalau guru sudah semangat menampilkan dan menjelaskan slide, tapi murid-muridnya malah asik sendiri. Setelah diingatkan, baru sibuk membuka catatan dan mengeluarkan alat tulisnya dari dalam tas.

  1. “Seragamnya dimasukkan!”

Di antara kita pasti pernah merasa malas untuk memasukkan seragam, apalagi kalau sudah siang, cuaca panas, dan ditambah dengan mobilitas di sekolah yang tinggi. Namun jika kemeja seragam sekolah masih di luar rok atau celana, tanpa ragu bapak dan ibu guru pasti langsung menyuruh kita merapihkannya, ada juga yang tidak segan-segan untuk mengurangi nilai sikap murid tersebut.

  1. “Kaos kakinya kurang panjang.”

Banyak anak murid yang tidak suka untuk memakai kaos kaki panjang. Padahal sebenarnya kaos kaki sekolah diharuskan untuk panjang bukan tanpa alasan, salah satunya adalah untuk menghindari gigitan nyamuk saat kaki kita berada di bawah meja, lho!

dsc_00021
Amunisi wajib upacara: topi, dasi, dan ikat pinggang.
  1. “Jangan lupa pakai topi, dasi, dan ikat pinggang!”

Ini adalah pernyataan wajib yang dilontarkan sebelum upacara bendera dimulai.

  1. “Ayo, sudah bel. Cepat masuk kelas.”

Walaupun saat di sekolah dulu ada bel, tetapi masih banyak murid yang suka terlambat, secara disengaja atau tidak. Nah, inilah yang sering terjadi, sehingga sang guru sendiri yang harus mengingatkan.

Kalau sudah istirahat, siswa sering lupa waktu.
Kalau sudah istirahat, siswa sering lupa waktu.
  1. “SMA itu berbeda dengan kuliah.”

Saat SMA, bapak ibu dan guru akan mulai mengarahkan kita kepada dunia perkuliahan. Kita diingatkan untuk lebih bersikap dewasa dan tidak bermalas-malasan lagi, karena kuliah berhubungan dengan dunia pekerjaan yang kelak akan dijalankan.

Walaupun terkadang terkesan rumit dan sering mengatur, namun sebenarnya guru dapat diibaratkan sebagai sebatang lilin, yang rela menghabiskan dirinya sendiri untuk mencerahkan kehidupan orang lain. Selamat Hari Guru! Terima kasih telah menjadi pelita untuk anak bangsa.

 

Penulis: Clara Tania

Editor: Edwin

Sumber Artikel: Kuisioner Weekly Article (19/11)

Sumber Foto:

kuambil.com

smkyadika11.sch.id

hipwee.com