Olahraga diciptakan untuk semua manusia. Tak peduli kaya atau miskin, pejabat atau orang biasa, tua atau muda, perempuan atau laki-laki, setiap orang berhak untuk hidup sehat dan gembira. Olahraga prestasi sejatinya berakar pada permainan tradisional dan rekreasi yang menghibur jiwa.
Perasaan gembira itulah yang muncul saat para penikmat olahraga rekreasi dari berbagai belahan bumi datang ke Indonesia. Mereka mengikuti festival olahraga rekreasi dan permainan tradisional dunia Tafisa Games 2016, 6-12 Oktober.
Dalam acara yang diprakarsai The Association For International Sport for All itu, para peserta dari 87 negara berpartisipasi dalam 17 cabang olahraga pertandingan dan 69 cabang ekshibisi.
Cabang yang cukup diminati anak muda adalah olahraga ekstrem, seperti balap sepeda BMX, skateboard, sport climbing, deep diving, parkour, dan sepak bola gaya bebas (freestyle soccer). Mengambil tempat di Pantai Karnaval, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, ratusan anak muda berkumpul dan unjuk kebolehan di hadapan penonton yang datang dari berbagai daerah.
Satu di antara ratusan peserta adalah Khoirunisa (20), mahasiswi IAIN Raden Intan Bandar, Lampung. Dengan lihai, tangkas, dan percaya diri, dia memantul-mantulkan bola menggunakan punggung kaki, paha, kepala, dan bahu. Jilbab yang dikenakan tidak mengganggu gerak Khoirunisa ketika memainkan ”si bundar”.
Khoirunisa menampilkan berbagai aksi akrobatik sepak bola gaya bebas di atas panggung yang berbentuk lingkaran. Di depannya, tiga juri menilai aksi peserta. Ketangkasan dan kepiawaiannya mengolah bola mencuri perhatian penonton yang bersorak dan bertepuk tangan.
”Saya deg-degan, banyak aksi yang kurang sempurna. Namun, saya datang tidak semata-mata untuk juara. Yang penting menambah pengalaman,” tutur anggota komunitas freestyle soccer Gegoh Gawoh Lampung itu.
Khoirunisa berangkat dari Bandar Lampung menuju Ibu Kota bersama lima kawannya. Mereka menempuh perjalanan selama 11 jam. Di Jakarta, Khoirunisa menumpang tinggal di rumah temannya.
Menurut dia, Tafisa Games 2016 sangat penting karena menyatukan para penggemar olahraga rekreasi dari berbagai belahan dunia. ”Melihat banyak olahraga rekreasi lain, saya jadi pengin mencoba satu-satu,” katanya.
Ansal Genareth asal DKI Jakarta juga tak mau ketinggalan unjuk kebolehan bermain sepak bola gaya bebas di Tafisa Games. Dia menggunakan ajang ini untuk ”mengintip” keahlian peserta dari negara lain.
”Saya belum pernah ikut kejuaraan internasional. Karena banyak peserta Tafisa Games datang dari berbagai negara, rasanya sudah seperti berlomba di luar negeri,” kata Ansal.
Tak hanya olahraga ekstrem, penyelenggara juga menyajikan kompetisi dan festival permainan tradisional, olahraga elektronik (e-sport), olahraga untuk kaum difabel, dan pagelaran busana olahraga. Beberapa kegiatan tergolong unik, seperti Kejuaraan Internasional Zurkhaneh. Olahraga ini merupakan sistem olah tubuh tradisional yang dipakai untuk melatih ksatria Iran.
Denty Piawai Nastitie
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 03 November 2016, di halaman 30 dengan judul ”Bergembira dengan Olahraga Rekreasi”