Melayani tamu yang menyukai makanan khas Indonesia Kompas/Mohammad Hilmi Faiq

Mencicipi menu di Restoran Agung, Club Med Bali, tak sekadar meraup sensasi inderawi tentang rasa. Restoran menjelma sebentuk gelanggang pembauran antartamu dari sejumlah negara dan latar belakang budaya.

Siang itu kami duduk bertiga mengitari meja di Restoran Agung, restoran utama milik Resor Club Med, Bali, awal September lalu. Satu kursi kosong ada di antara kami, menunggu salah satu rekan yang segera datang. Tiba-tiba muncul seorang pria berusia 25-an tahun mendekati dan meminta izin untuk duduk bergabung. Dengan santun, kami bilang kursi itu sudah ada yang akan menempati. Dengan santun pula dia mengatakan tidak masalah. Lalu dia duduk di kursi lain.

Belakangan, saya menemui peristiwa serupa beberapa kali. Meeting and Events Manager Club Med Bali Jerry Tanan menjelaskan, itu bagian dari cara tamu dan staf Club Med membaur. ”Mereka itu GO kami,” ujarnya. GO atau Gentil Organisateur adalah sebutan untuk staf Club Med.

Restoran Agung memang terasa lebih bersahabat. Jika pramusaji atau koki menebar senyum, itu sih biasa, di restoran lain juga demikian. Namun, ini para tamu yang bahkan baru pertama kali bertemu menebar senyum dan menyapa ramah.

Lebih-lebih para pramusaji atau koki. Mereka akan menjelaskan secara detail setiap pertanyaan tentang menu masakan. Juga melayani dengan tak lupa tersenyum ramah. Keramahan seolah menjadi bumbu dasar dari setiap menu masakan restoran.

”Mas suka fotografi, ya? Saya juga suka fotografi. Tapi biasanya motret makanan. Food photography,” sapa seorang koki saat melihat saya sibuk memotret makanan. Dia kemudian mengajak bertukar info akun Instagram. Itu secuil gambaran keramahan tadi.

Selain Restoran Agung, Club Med Bali juga punya The Deck, restoran yang dikhususkan untuk late breakfast, late lunch, dan late dinner. Semua tempat itu bagi mereka yang telat makan.

Menu antarnegara

Restoran Agung menyediakan beragam menu. Di restoran yang melayani tamu dari 393 kamar di Club Med ini terdapat Asian Corner yang menyuguhkan beragam makanan dari Korea, Malaysia, Jepang, dan tentu saja Indonesia. Juga ada tempat khusus untuk makanan Perancis, Italia, dan negara-negara lain.

Untuk menu Indonesia, yang banyak diburu tamu antara lain nasi goreng, gado-gado, mi goreng, dan soto ayam. Agung juga menyediakan rendang dan nasi kuning. Untuk kudapan, dadar gulung termasuk yang paling diburu. ”Kami ke sini bukan hanya menikmati matahari, makanan seperti ini tentu tantangan rasa bagi kami,” kata seorang tamu dari Perancis sembari membawa sepiring gado-gado.

Saya sendiri menjelajah rasa dengan mencoba beragam masakan, mulai dari Korea, Jepang, sampai Italia. Tidak ada yang tak mengundang selera, terutama masakan berbahan dasar ikan. Seperti malam itu, saya mencicipi tuna yang dipanggang kemudian dicampur kecambah dan tumbukan kentang. Sensasi tuna segar mendorong saya untung menambah.

Setelah itu, saya menyantap bebek panggang yang diselimuti sayur dan kulit tepung membentuk gulungan yang mereka sebut New Fashioned Roasted Duck Roll. Paduan sayur segar dan daging bebek yang dibakar sempurna itu begitu legit, apalagi aroma amis atau apek bebek tak berjejak di sana.

Jerry menjelaskan, kunci semua masakan itu adalah keahlian koki dan bahan segar. Semua bahan, mulai dari daging, sayur, rempah, dan minyak, dibeli di pasar lokal Bali, kecuali bahan-bahan khusus yang menjadi kunci untuk masakan-masakan Italia atau Perancis, misalnya, harus diimpor. Itu pun jumlahnya tidak seberapa dibandingkan dengan bahan yang dibeli dari pasar lokal Bali.

Gado-gado, salah satu makanan khas Indonesia yang banyak diminati tamu Kompas/Mohammad Hilmi Faiq
Gado-gado, salah satu makanan khas Indonesia yang banyak diminati tamu
Kompas/Mohammad Hilmi Faiq

Gratis

Para tamu bebas memilih menu untuk sarapan, makan siang, ataupun makan malam tanpa takut dikenai biaya tambahan. Ini karena manajemen Club Med memberlakukan sistem all inclusive, tamu hanya cukup bayar sekali dan bebas menikmati semua fasilitas, seperti kolam renang, wahana untuk anak, penitipan anak, lapangan golf, dan tentu saja restoran tadi.

Restoran menjadi salah satu tempat favorit bagi para tamu Club Med karena di sini mereka dapat dengan leluasa menikmati berbagai menu serta berinteraksi dengan tamu lain. Para tamu Club Med pada umumnya adalah keluarga: pasangan suami istri dengan anak-anaknya.

Di Restoran Agung, anak-anak belia leluasa menentukan menu yang mereka inginkan. Mereka datang sendiri ke para koki. ”Restoran ini mengajarkan kepada anak tentang kebebasan. Kebebasan menentukan pilihan. Ini salah satu yang penting di Restoran dan Club Med,” kata President CEO Club Med Henri Giscard d’Estaing.

Club Med sudah ada sejak 1950 dan berkantor di Paris, serta memiliki cabang di sejumlah negara, seperti Thailand, Maladewa, Jepang, Italia, Tiongkok, Malaysia, dan tentu Indonesia. Selain di Bali, Club Med juga ada di Bintan, Kepulauan Riau.

Para tamu Club Med rata-rata pernah menikmati Club Med ketika usia kanak-kanak. Ketika dewasa dan berkeluarga, mereka ingin mengulang nostalgia dengan mengajak serta anak-anak mereka. Nah, restoran menjadi salah satu tempat bernostalgia itu ketika mereka diajarkan cara makan yang baik serta mengenal beragam menu makanan dari berbagai belahan dunia. Juga berbaur dengan tamu dari sejumlah negara. Berada di Restoran Club Med seperti menjelajah rasa di kampung dunia.

Mohammad Hilmi Faiq


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Oktober 2016, di halaman 30 dengan judul “Menjelajah Rasa di Kampung Dunia”.