Menembus jantung Alpen? ”Wooww….” spontan terucap dari mulut para penumpang kereta Gottardino. Begitu terang berganti gelap, kereta telah memasuki mulut Gotthard Base Tunnel, terowongan kereta api terpanjang di dunia. Perjalanan menembus jantung Pegunungan Alpen di Swiss pun memasuki babak baru.

Inilah mimpi yang menjadi nyata bagi warga Swiss setelah penantian selama 17 tahun. Dengan bangga mereka memperkenalkan kepada dunia sebuah loncatan luar biasa yang dirintis sejak ratusan tahun silam untuk menyeberangi alam Alpen yang keras.

Sejak 2 Agustus hingga 27 November 2016, terowongan sepanjang 57 kilometer itu diuji coba untuk mempersingkat perjalanan dari selatan ke utara Eropa atau sebaliknya. Mulai 11 Desember 2016, terowongan akan berfungsi sepenuhnya sebagai jalur lalu lintas reguler.

Pemerintah Swiss, melalui Switzerland Tourism, pekan lalu mengundang sekitar 30 wartawan dari sejumlah negara untuk melihat dan merasakan seperti apa Gotthard Base Tunnel. Kami berangkat dari Lucerne, naik kapal uap Wilhelm Tell Express menyeberangi Danau Lucerne, pada Rabu (14/9) pagi yang cerah.

Perjalanan kurang lebih 2 jam menuju Flüelen ditemani langit biru, semilir angin sejuk awal musim gugur, dan panorama alam yang serba cantik. Setiba di Dermaga Flüelen, kami berjalan kaki ke stasiun dan menanti kedatangan Gottardino. Tak lama, kereta berkepala merah dengan jendela kaca di kanan kirinya itu muncul. Kaca-kaca besar itulah yang memberi ”sinyal” bahwa penumpang meninggalkan dunia terang menuju kegelapan terowongan.

Rute di Gotthard Pass. Kompas/Fransisca Romana Ninik (FRO) 14-09-2016
Rute di Gotthard Pass.
Kompas/Fransisca Romana Ninik (FRO)
14-09-2016

Tempat duduk di dalam gerbong lapang. Di atas meja-meja kecil, penumpang disambut ”paspor” Gottardino warna merah. Pioneer passport itu menandakan bahwa kami adalah bagian dari 45.000 penumpang pertama yang menjajal Gotthard Base Tunnel. Di halaman belakang paspor saya tertulis 09.344/45.000. Artinya saya orang ke-9.344 yang melintasi terowongan tersebut.

Tak lama, Gottardino melaju perlahan. Selang beberapa menit, kegelapan menyergap. ”Selamat datang di Gotthard Base Tunnel. Ya, sekarang ini adalah terowongan kereta api terpanjang di dunia,” kata Tabea Mandour, Project Manager Gotthard Base Tunnel, dengan bangga.

Terowongan ini mengalahkan Seikan Tunnel di Jepang yang sejak 1988 memegang rekor terowongan terpanjang di dunia sepanjang 53,85 kilometer. Seikan Tunnel terbentang di dasar laut di Selat Tsugaru, menghubungkan Pulau Honshu dan Hokkaido.

Wartawan asal Jepang, Eisuke Sato, menanggapi pernyataan Mandour. ”Kami sedih karena sekarang kami jadi nomor dua. Tetapi, selamat untuk Swiss,” ujarnya, sembari tertawa.

Terowongan kereta api Gotthard Base Tunnel, terpanjang di dunia. Kompas/Fransisca Romana Ninik (FRO) 14-09-2016
Terowongan kereta api Gotthard Base Tunnel, terpanjang di dunia.
Kompas/Fransisca Romana Ninik (FRO)
14-09-2016

Dibangun iblis

Gottardino berhenti di stasiun pemberhentian darurat di Sedrun. Di situ, penumpang bisa turun dan melihat seperti apa Gotthard Base Tunnel. Selama sekitar 1 jam, penumpang melihat-lihat pameran yang menampilkan sejarah pembangunan jalur transportasi di Pegunungan Alpen. Mereka tampak mengagumi struktur terowongan yang demikian kokoh. Petugas siap sedia melayani pertanyaan para penumpang yang ingin tahu tentang berbagai macam hal terkait Gotthard Base Tunnel, terutama keamanannya.

Tiap detail terowongan tak luput dari jepretan kamera. Tak boleh lupa, bubuhkan stempel pada paspor Gottardino sebagai bukti otentik telah berada di terowongan itu. Dok!
”Saya seorang pionir!” tertulis dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman, dan Italia.

Gottardino melanjutkan perjalanan hingga ke pintu keluar terowongan menuju Stasiun Biasca. Kereta berhenti di sini. CEO Swiss Travel System Maurus Lauber menjelaskan, jalur Alpen selalu berada di hati warga Swiss. Sejak sebelum abad ke-12, orang-orang telah berupaya menembus ganasnya alam Pegunungan Alpen untuk berbagai tujuan, seperti agama, perdagangan, atau pendidikan, termasuk mencari batuan kristal. Gotthard Pass, jalur berliku-liku di punggung Alpen, sudah lama dikenal sejak masa Romawi Kuno. Namun, Jurang Schöllenen membuat rute itu kian sulit dilintasi. Terlebih pada musim dingin, jalur tersebut tertutup salju tebal dengan suhu udara dingin menusuk.

The Devil Bridge. Kompas/Fransisca Romana Ninik (FRO) 14-09-2016
The Devil Bridge.
Kompas/Fransisca Romana Ninik (FRO)
14-09-2016

”Gotthard ini berada di jantung Alpen. Rute ini menghubungkan Italia di selatan dan Jerman di utara. Tahun 1220 sudah ada pembangunan jembatan kayu untuk melintasi Schöllenen yang, menurut legenda, dibangun Sang Iblis sendiri sehingga dinamai Devil’s Bridge. Terobosan muncul dengan pembangunan terowongan kereta api pertama sepanjang 15 kilometer tahun 1872,” kata Lauber.

Menggigil di puncak

Untuk mendapatkan gambaran betapa sulitnya melintasi Gotthard Pass, pada keesokan harinya kami diajak menuju ke sana. Dari kota Bellinzona di kaki Alpen, kami naik bus. Setelah ke luar kota, bus masuk ke jalan berkelok-kelok yang sempit dan semakin menanjak. Bus masuk keluar terowongan yang dibangun menembus gunung-gunung sejak tahun 1980-an.

Di satu sisi terbentang lembah dan di sisi lain menjulang bukit-bukit. Hari itu cuaca kurang bersahabat. Kabut tebal turun menghalangi pandangan. Bus merayap perlahan.
Para wartawan, sembari menahan napas, sibuk memotret pemandangan di luar. Sampai pada titik mereka berhenti memotret karena kabut tebal menghilangkan semua pemandangan.

Tiba di puncak Gotthard Pass, kami disambut udara dingin 5 derajat celsius. Angin gunung bertiup membuat beberapa wartawan dari negara tropis menggigil. Pemandu membawa kami ke sisa-sisa jalur lama yang dibuka tahun 1831 dan dilintasi para penyeberang Alpen dengan berjalan kaki atau naik kereta kuda.

Jalannya naik turun perbukitan. Kabut kadang muncul kadang hilang. Suhu bisa mencapai beberapa derajat di bawah nol saat musim dingin. Terbayang betapa beratnya perjuangan orang-orang tersebut pada masa itu untuk melintasinya.

Jalur kuno Gotthard Pass. Kompas/Fransisca Romana Ninik (FRO) 14-09-2016
Jalur kuno Gotthard Pass.
Kompas/Fransisca Romana Ninik (FRO)
14-09-2016

Seiring kemajuan zaman, Pemerintah Swiss memutuskan untuk membangun terowongan menembus Gotthard dengan rel ganda. Sempat terhenti karena resesi ekonomi dan pertentangan politik, akhirnya tahun 1992 dalam sebuah referendum warga Swiss setuju untuk membangun terowongan baru yang kini menjadi Gotthard Base Tunnel. Pembangunan dimulai tahun 1999.

Pembangunan memakan waktu 17 tahun karena sulitnya medan. Ketinggian Alpen yang beragam
berikut 73 jenis batuan keras yang harus ditembus saat penggalian terowongan merupakan tantangan terberat.

Saat resmi beroperasi, perjalanan menyeberangi Alpen hanya butuh 17 menit. Sebelum tahun 1830, perjalanan Basel di utara ke Logano di selatan Swiss perlu 14 hari. Setelah ada jalur kereta pertama tahun 1882, Basel-Logano ditempuh 13,5 jam. Kini hanya perlu 3,5 jam.

Perjalanan sepanjang Gotthard Base Tunnel bagaikan melintasi lorong waktu. Rentang ratusan tahun membuat jarak hilang dalam sekedipan mata. Jantung Alpen telah tertembus.

Kristal dari Pegunungan Alpen. Kompas/Fransisca Romana Ninik (FRO) 14-09-2016
Kristal dari Pegunungan Alpen.
Kompas/Fransisca Romana Ninik (FRO)
14-09-2016

FRANSISCA ROMANA NINIK


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 September 2016, di halaman 23 dengan judul “17 Tahun Menembus Jantung Alpen”.