Sebelum kita masuk kedalam topik pembahasan alangkah lebih baiknya terlebih dahulu kita mengetahui siapakah yang disebut dengan “Mahasiswa”. Dari berbagi sumber serta literatur yang tersedia saya mengutip salah satunya Sarwono [1978] – adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18 – 30 thn.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
Sejarah telah mencatat bahwa mahasiswa adalah organ penting dalam perjalanan bangsa Indonesia, mulai dari tahun 1908 dengan Boedi Oetomo hinga Gerakan Mahasiswa 1998. Namun masa-masa itu kian memudar di mana Pasca Reformasi 1998, Gerakan mahasiswa sudah mulai pudar seiring berjalannya waktu.
Saat ini mahasiswa sudah kehilangan jati dirinya sebagai agen-agen perubahan, di mana mahasiswa hari-hari ini telah memilih untuk bungkam terhadap berbagai persoalan rakyat kecil, buruh, tani, dan nelayan.
Mahasiswa lebih memilih untuk tidak pusing dan tidak mau tahu dengan persoalan-persoalan yang terjadi hari ini di tengah masyarakat yang semakin terhimpit oleh kerasnya kehidupan. Kehidupan yang semakin tidak menunjukkan keadilan terhadap mereka yang dizalimi oleh segelintir penguasa di negeri ini.
Mahsiswa entah pergi kemana ketika rakyat yang berada di bawah kolong-kolong jembatan, tempat-tempat kumuh, desa-desa, hingga seluruh pelosok negeri sedang menanti gebrakanmu! Rakyat kecil menggantungkan harapan mereka kepada kalian, para Mahasiswa yang katanya adalah orang-orang terpelajar dan intelektual. Rakyat menanti kebangkitan kalian, wahai para mahasiswa!!!
Mahsiswa hari-hari ini lebih merasasenang dengan tampil di berbagai media televisi dan elektronik lainnya untuk menjadi penonton dalam berbagai acara yang sama sekali tidak menunjukkan bahwa mereka adalah ujung tombak dari kemajuan bangsa ini, tidak menunjukan bahwa mereka adalah pribadi-pribadi yang peduli dengan nasib rakyat yang tertindas, mahasiswa hari ini sedang asik menonton penderitaan rakyat.
Rakyat kecil yang tertindas, sepertinya kalian sudah tidak dapat lagi berharap dengan orang-orang yang dahulu kalian dapat banggakan dan andalkan untuk mendengar keluh dan kesah kalian ketika pengusa menutup telinga dan mata mereka atas penderitaan yang sedang kalian hadapi. Mahasiswa kebanggaan kalian sudah pergi meninggalkan kalian dan ikut dengan para bersama-sama menonton penderitaan yang sedang kalian alami.
Sungguh ini adalah sebuah kemunduran yang begitu menyakitkan!!! Wahai rakyat kecil yang tertindas menangislah karena sudah tidak ada lagi yang memperdulikanmu karena Mahsiswa kebanggaanmu telah memilih untuk BUNGKAM!