”Saya di Vevey, sebuah kota kecil yang atraktif, bersih, nyaman, dihangatkan oleh lereng selatan Gunung Chardonne (Gunung Pelerin) seolah-olah oleh perapian dan terlindung pegunungan Alpen yang tampak seperti di layar. Di belakang saya tampak langit musim panas, sinar matahari dari perbukitan menutupi kebun anggur yang ranum, dan zamrud indah ini diletakkan di pegunungan yang tertutup salju keperak-perakan”.
Pujian penulis novel Les Miserables Victor Hugo (1802-1885), yang pernah menyinggahi Vevey pada 1861, ini tak berlebihan. Kesan, yang ditulis dalam buku sejarah Grand Hotel Du Lac, Vevey, tak lebih serupa juga dirasakan saat berkesempatan tinggal di sana pada pekan kedua Agustus 2016 atas undangan perusahaan yang didirikan Henri Nestle tahun 1866, 150 tahun silam. Pabrik pertama dan kantor pusat perusahaan nutrisi dan kesehatan global itu juga berlokasi di Vevey.
Aktor Inggris Charlie Chaplin juga membuat Vevey terkenal karena ia pernah tinggal di kota itu hingga ajalnya, 25 Desember 1977. Kota yang merupakan bagian wilayah Vaud, Swiss, ini hanya seluas 2,38 kilometer persegi berada di tepi utara Danau Geneva, Swiss. Oleh karena itu, banyak sudut di kota ini bisa dijangkau dengan berjalan kaki.
Senin
17.00 Belanja Buah Tangan
Toko-toko rata-rata tutup pukul 19.00 sehingga belanja oleh-oleh atau belanja kebutuhan lain dilakukan sebelum pukul 19.00. Oleh-oleh terutama Swiss tentu adalah keju dan cokelat. Dalam sejarahnya, cokelat dibawa oleh orang Spanyol dari suku Aztec di Meksiko. Namun, teknologi mengubah cokelat cair menjadi cokelat padat dan mencampurkannya dengan susu dilakukan di Swiss. Jadi, Swiss-lah yang menikmati nilai tambah industri cokelat.
Selain di toko-toko kecil, belanja cokelat dapat dilakukan di sebuah toko swalayan di pusat kota. Lokasinya di seberang Stasiun Vevey. Berbagai jenis cokelat dengan berbagai merek di toko swalayan. Nama-nama cokelat tersebut biasanya dinamai sesuai nama penemu pertamanya. Harganya juga bervariasi. Yang murah berkisar 9,95 swiss franc atau setara Rp 136.000-an hingga ratusan swiss franc atau jutaan rupiah.
Pukul 19.00 Jalan-jalan di Tepi Danau Geneva
Pusat keramaian Vevey adalah tepi danau di sekitar lapangan Pasar Vevey. Pasar segar Vevey buka Selasa dan Sabtu pagi, tetapi tutup pada musim dingin. Pada siang hingga sore, lapangan pasar dipakai untuk parkir mobil dan bus.
Di tepi danau, warga lokal dan pelancong biasanya jalan-jalan, lari sore, atau sekadar menikmati pemandangan Pegunungan Alpen yang tampak seolah-olah melihat layar di seberang danau seperti dilukiskan Victor Hugo. Pada musim panas, seperti Agustus, pegunungan terlihat hijau oleh padang rerumputan dan pohon-pohon. Bunga-bunga yang berwarna-warni juga sedang mekar di taman-taman tepi danau.
Tak jauh dari Pasar Vevey terdapat patung Charlie Chaplin. Patung perunggu ini menjadi salah satu penanda kota Vevey. Patung ini juga menjadi sasaran foto baik swafoto para pelancong.
Pukul 20.00 Makan Malam di Tepi Danau Geneva
Ada banyak restoran dan kafe yang buka malam hari. Pada pukul 20.00 ini langit masih terang. Pada musim panas, siang hari lebih lama dibanding malam hari. Matahari baru terbenam di cakrawala pukul 21.00-an. Duduk di kafe atau restoran di bagian luar yang menjorok ke arah tepi danau adalah pilihan terbaik untuk makan malam sambil menikmati matahari terbenam.
Di danau, berbagai jenis burung air, seperti angsa dan camar, berenang-renang dan terbang mencari makan. Warga setempat dan pelancong biasanya memberi makan burung-burung tersebut. Pemerintah setempat juga memajang papan gambar jenis-jenis burung yang berhabitat di Danau Geneva. Ada 24 spesies burung air yang hidup di Danau Geneva.
Bagi yang pertama kali berkunjung ke Vevey atau Swiss sekalipun, jangan lewatkan untuk menyantap ikan khas Danau Geneva, seperti ikan kakap putih. Salah satu jenis santapan ikan adalah berupa irisan ikan goreng yang didampingi dengan kentang goreng.
Selasa
Pukul 10.00 Museum Makanan Alimentarium
Kegiatan masyarakat umumnya dimulai pukul 10.00-an. Mobil penyapu sampah terlihat mulai membersihkan sampah dedaunan di jalan pukul 10.00-an. Sarapan di hotel sebenarnya sudah buka pukul 07.00, tetapi restoran di Grand Hotel Du Lac itu baru terlihat ramai pukul 09.00-10.00 waktu setempat.
Kita dapat mengunjungi Museum Alimentarium dengan berjalan kaki ke arah kanan hotel sekitar 5-10 menit. Alimentarium berasal dari bahasa Latin, alimenta, yang berarti makanan. Museum yang berdiri tahun 1985 dan direnovasi tahun 2016 ini terdiri atas dua lantai. Pengunjung akan diajak menikmati lintasan sejarah dan pengetahuan seluk-beluk makanan melalui ekosistem digital melalui tampilan skenografi dan instalasi video.
Koleksi tertua museum itu adalah kue Mesir kuno yang berasal dari tahun 2251-2157 Sebelum Masehi. Koleksi lainnya koleksi tanaman yang dijadikan bahan makanan dari berbagai penjuru dunia, alat-alat masak dari berbagai belahan dunia, perkembangan teknologi, dan informasi terkait makanan lainnya. Museum ini tutup pukul 18.00 waktu setempat.
Setelah menikmati koleksi museum, makan siang dapat dilakukan di kantin Museum Alimentarium yang berada di lantai 1. Masakan diolah oleh koki-koki pilihan sesuai dengan konsep makanan sehat. Sesuai makan siang, pengunjung dapat berswafoto dengan latar belakang garpu raksasa yang ada di Danau Geneva di depan Museum Alimentarirum.
Kalau bosan di museum dan ingin mengitari danau, kapal-kapal feri tersedia di pelabuhan. Kapal-kapal itu menyinggahi kota-kota yang ada di tepi Danau Geneva. Tarifnya bervariasi sesuai jarak tempuh. Karcis termurah untuk penyeberangan reguler adalah 32 swiss franc atau setara Rp 440.000 per orang.
Pukul 15.00 Museum The Nest
The Nest adalah museum Henri Nestle, pendiri perusahaan nutrisi dan kesehatan yang dinamai sesuai namanya. Dalam bahasa Jerman, negara asal Henri, nestle berarti sarang burung kecil. Lokasi The Nest adalah kantor dan pabrik pertama perusahaan itu. Apartemen tempat tinggal Henri Nestle masih berdiri di belakang The Nest.
Meski museum dikelola swasta untuk kepentingan perusahaan, warga lokal dan pelancong banyak yang mengunjungi museum ini. Sejak dibuka 2013, Direktur The Nest Catherine Saurais menargetkan jumlah total kunjungan hingga tahun 2019 sebanyak 250.000 orang.
Pengunjung akan diajak mengalami suasana sejarah perjalanan perusahaan itu sejak tahun 1866 dengan penemuan makanan bayi hingga perkembangan termutakhir perusahaan itu.
Pukul 17.00 Kota Montreux
Dari Kota Vevey, kita dapat jalan-jalan ke kota terdekat yang juga terkenal, yaitu Kota Montreux. Montreux berjarak sekitar 7 kilometer dari Vevey. Dengan bus listrik, kita akan sampai sekitar setengah jam menyusuri jalan di tepi Danau Geneva ke Montreux.
Kota ini terkenal karena Queen, grup musik Inggris yang pernah membuat rekaman di Montreux. Queen merekam tujuh album tahun 1979-1996 di Mountain Studio yang merupakan bagian Kasino Barrière de Montreux. Patung perunggu vokalis Queen, Freddie Mercury, berdiri di tepi Danau Geneva, tepatnya di sekitar Pasar Montreux. Patung itu menjadi obyek swafoto para pelancong.
Jika masih ingin melanjutkan jalan-jalan keesokan harinya, kita dapat menggunakan Kereta Cokelat dari Stasiun Montreux menuju Desa Gruyere. Desa tersebut dikenal sebagai pusat pembuatan keju. Perjalanan pergi-pulang lengkap dengan makan siang dan berkunjung ke pabrik cokelat tertua di Gruyere memerlukan waktu sehari dari pagi hingga sore.
SUBUR TJAHJONO
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 September 2016, di halaman 29 dengan judul “Vevey”.