Entah jam berapa matahari terbit di Dublin, Irlandia, pada awal Juni 2016. Pukul 05.00, saat mata mulai terjaga, posisi matahari sudah tinggi. Yang saya tahu adalah waktu tenggelamnya matahari, pukul 22.00.

Terik dan panjangnya matahari bersinar memang menjadi berkah bagi warga Dublin. Tak sedikit warga dan wisatawan yang berkomentar ”lovely day ”dan ”beautiful weather” saat menikmati kehangatan itu.

Jelang Matahari Tenggelam. Kompas/Wisnu Widiantoro
Jelang Matahari Tenggelam. Kompas/Wisnu Widiantoro

 

Kehangatan itu tentunya tidak disia-siakan oleh warga. Di waktu senggang, dari pagi hingga malam, warga berkumpul di tempat-tempat terbuka untuk menyambut berkah kehangatan itu. Dari sekadar nongkrong di beranda rumah hingga menikmati bir di teras kafe seusai jam kerja. Mulai dari berjalan hingga menikmati makan siang di taman.

Nongkrong di Kafe. Kompas/Wisnu Widiantoro
Nongkrong di Kafe. Kompas/Wisnu Widiantoro

 

Makan siang di taman. Kompas/Wisnu Widiantoro
Makan siang di taman. Kompas/Wisnu Widiantoro

 

Kehangatan itu juga tidak disia-siakan oleh para pelancong. City Center, yang menjadi pusat kota dengan aneka toko, ribuan pelancong berbaur bersama warga. Armada bus tingkat untuk wisata keliling kota hilir mudik melayani wisatawan.

Keliling Kota. Kompas/Wisnu Widiantoro
Keliling Kota. Kompas/Wisnu Widiantoro

 

Ya, kehangatan itu memang patut dirayakan warga Dublin. Sebelum tiba saat matahari hanya muncul sebentar saja, itu pun jika tidak ada mendung. Selamat menikmati kehangatan matahari Dublin.

 

Wisnu Widiantoro


 

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Juni 2016, di halaman 32 dengan judul “AVONTUR Foto Pekan Ini: Merayakan Kehangatan Matahari”