Kampung Bena yang Masih Terjaga

0
889

Kampung Adat Bena merupakan salah satu kampung adat tertua di daratan Flores, Nusa Tenggara Timur. Kampung ini berada di sebelah timur Gunung Inerie (2.245 mdpl) dengan jarak 17,5 km dari Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada. Menjangkau Bena, bisa dari Bajawa, juga dari Watujaji setelah melewati Mangulewa dari arah Ende.

Kata Bena berasal dari nama orang asli pertama yang berdiam di daerah itu. Banyak cerita tentang asal muasal kampung yang diperkirakan telah ada sejak 1.200 tahun lalu itu. Arsitektur tradisional rumah adat yang beratap alang-alang berpadu dengan susunan batu-batu gunung menjadi bukti bahwa kampung ini merupakan sisa peradaban megalitikum yang masih bertahan.

Kompas/Iwan Setiyawan
Kompas/Iwan Setiyawan

 

Saat ini ada 45 rumah adat yang didiami sembilan suku di Kampung Bena. Pada area halaman tengah (kampung) terdapat ngadhu dan bhaga, simbol hubungan kekerabatan antara leluhur dan generasi itu sampai selamanya. Ngadhu merupakan representasi nenek moyang laki-laki dari satu klen (suku). Ngadhu tersimbol dalam bentuk sebuah tiang kayu memanjang yang diukir dengan motif sawa, beratap alang-alang dan ijuk dengan dua tangan memegang parang dan tombak. Bhaga merupakan representasi nenek moyang perempuan dari sebuah suku.

Simbol Binatang. Kompas/iwan Setiyawan
Simbol Binatang. Kompas/iwan Setiyawan

 

Warga Bena sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Selain hasil pangan jagung, umbi-umbian, dan kacang-kacangan, mereka juga meraih penghasilan dari berkebun kopi, kemiri, dan komoditas perkebunan lain yang tumbuh subur di kaki Gunung Inerie. Bagi sebagian perempuan, mereka juga menenun untuk membuat baju atau kain yang dijual ke wisatawan.

Keakraban di Teras Rumah. Kompas/Iwan Setiyawan
Keakraban di Teras Rumah. Kompas/Iwan Setiyawan

 

Keceriaan Generasi Penerus. Kompas/Iwan Setiyawan
Keceriaan Generasi Penerus. Kompas/Iwan Setiyawan

Meski sekarang kemajuan teknologi mulai masuk dan sudah ada warga yang merantau, mereka masih tetap memegang teguh adat. Keunikan kehidupan Kampung Bena yang masih bertahan tersebut kini menjadi pemikat wisatawan untuk datang.

Iwan Setiyawan


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Juli 2016, di halaman 32 dengan judul “Kampung Bena yang Masih Terjaga”