Suara beduk dan sirene berkumandang bersamaan dengan suara adzan maghrib, menandai waktu berbuka setelah menjalani ibadah puasa. Hampir 14 jam menahan segala bentuk godaan haus dan lapar telah dilalui.

Kelegaan dan keikhlasan setiap umat yang menjalaninya seperti memberikan kenikmatan hidup selama bulan suci Ramadhan. Merayakan kemenangan setelah menahan hawa nafsu seharian berpuasa terasa di sudut kota Semarang pekan ini, seperti pasar, jalan raya, kafe, hingga atas gedung bertingkat saat suara adzan terdengar.

Menghentikan langkah sejenak dan menikmati teh hangat di tepi jalan. Memilih menu masakan di warung dan berbagi cerita atau membuka bekal yang telah disiapkan sebelumnya. Hingga menerima sebuah kotak nasi dan es buah dingin yang dibagikan dari orang tak dikenal membuat senja begitu bermakna. Selamat berbuka….

Berbuka di Becak. Kompas/P Raditya Mahendra Yasa
Berbuka di Becak

 

Berbuka di Kafe. Kompas/P Raditya Mahendra Yasa
Berbuka di Kafe

 

Pekerja Bangunan & Bakso. Kompas/ P Raditya Mahendra Yasa
Pekerja Bangunan & Bakso

 

Dalam Kebersamaan. Kompas/P Raditya Mahendra Yasa
Dalam Kebersamaan

 

(Raditya Mahendra Yasa) 


Versi cetak artikel ini terbit di Harian Kompas edisi19 Juni 2016, di halaman 32 dengan judul “Ketika Senja dan Puasa Bermakna”