Peran dan Kiat Sukses Dibalik Pementasan Seni Teater

0
2450

SERPONG, KOMPAS CORNER Satu panggung beribu pentas. Sepenggal kalimat tersebut dirasa tepat menggambarkan makna dibalik teater. Meskipun kini diimpit oleh ramainya hingar bingar musik modern di Indonesia, nyatanya bukan berarti teater lantas kehilangan eksistensinya. Dalam pementasannya, teater tak melulu membahas mengenai topik yang serius, namun juga kerap mengangkat kisah keseharian hidup sebagai suatu tema yang layak dipertontonkan oleh banyak masyarakat. Beragam kisah tersebut disampaikan dengan “kemasan” yang menarik, sehingga tak sedikit pula masyarakat Indonesia yang merasa terhibur berkat pementasan  teater. Hiburan yang bersumber dari teater barangkali bisa menjadi “obat mujarab” bagi masyarakat di tengah “kegalauan” dan hiruk pikuk dunia politik nusantara.

Bila ditelaah lebih lanjut, eksistensi teater nusantara sendiri tentunya bergantung kepada pementas teater. selain pandai berakting, para pementas teater nusantara juga mampu menyampaikan makna di balik peristiwa, dan memberikan gambaran besar mengenai situasi publik sehingga di satu sisi dapat mengedukasi masyarakat. Menyadari betapa besarnya kemampuan literasi yang dimiliki oleh pementas teater nusantara dalam mengedukasi masyarakat, maka Kompas Corner menyelenggarakan workshop yang terangkai di dalam HUT Kompas Corner yang ke-3, “Communication Yourself Through Theatre”, pada Senin (02/05) di Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Putu Fajar Arcana selaku Kompas Journalist, dan Sha Ine Febriyanti selaku Actress membawakan materi seputar dunia teater, serta beragam kiat yang dapat digunakan dalam menumbuhkembangkan kemampuan penulisan naskah dan pementasan pertunjukkan teater.

Seperti apa yang diungkapkan oleh Sha Ine Febriyanti, dibutuhkan pemahaman subtext atau interpretasi tersendiri terhadap situasi yang tertuang di dalam naskah drama agar sang aktor mampu mementaskan drama dengan baik. Pemahaman akan subtext tentunya akan sangat jauh mempermudah bagi pemeran teater dalam mengingat runtutan kisah drama yang dipentaskan, dibandingkan dengan membaca naskahnya semata. Sebagai contoh, mempelajari suatu negara tentunya akan jauh lebih mudah bila kita memahami situasi dan keadaan di sekitar negara, dibandingkan dengan menghapal semua literasi mengenai negara tersebut.

Sementara itu, dalam penulisan naskah, seorang penulis naskah diwajibkan untuk menuangkan segala imajinasinya ke dalam bentuk tulisan agar mampu membawa para penonton “masuk” ke dalam situasi pementasan teater. “Ide atas imajinasi tersebut tentunya harus terus dicari dan dikejar,” ungkap Putu Fajar Arcana. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi seorang penulis naskah mengasah kemampuan imajinasinya agar bayangan untuk mendeskripsikan suasana drama semakin melekat dan kuat dalam pikiran.

Adapun sumber referensi yang digunakan dalam menuliskan naskah drama bisa jadi sangat beragam. Saat ini, banyak naskah drama yang berasal dari luar negeri yang dijadikan pelopor ataupun inspirasi utama dalam pembuatan naskah drama nusantara.

“Pada dasarnya, semua referensi tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal dalam pembuatan naskah drama. Namun, naskah yang sempurna akan kehilangan maknyanya begitu sang aktor tak memahami subtext drama tersebut,” pungkas Sha Ine Febriyanti. Secara garis besar, pemahaman suatu naskah memegang peranan yang sangat penting dalam menggali makna dibalik pementasan teater.

Selain itu, terdapat beberapa hal mendasar yang harus dipenuhi oleh seorang pementas teater. “Fokus yang tajam, vokal suara yang tinggi, kemampuan berekspresi yang baik, serta gestur tubuh yang kuat merupakan beberapa hal utama yang perlu diperhatikan agar dapat meraih perhatian penonton,” ungkap Sha Ine Febriyanti.

Dalam hal ini, sang aktor harus mampu mengasah fokus pada satu titik tertentu, mengatur tinggi rendahnya volume suara, memerankan emosional tokoh dengan baik sehingga emosi tersebut juga dirasakan oleh penonton, serta memiliki gestur tubuh yang leluasa ketika hendak bergerak.

Sha Ine Febriyanti dan Putu Fajar Arcana tengah mempraktekkan cara untuk mempertajam fokus pada satu titik.
Sha Ine Febriyanti dan Putu Fajar Arcana tengah
mempraktekkan cara untuk mempertajam fokus pada satu titik.

Usai membawakan materi seputar dunia teater, para peserta diajak untuk memerankan beberapa adegan di dalam teater. Antusiasme jelas terasa ketika para peserta mempraktekkan secara langsung materi yang disampaikan oleh kedua narasumber.

Antusias kelompok dalam mempraktekkan adegan sesuai peran yang diberikan oleh pembawa workshop.
Antusias kelompok dalam mempraktekkan adegan sesuai peran yang diberikan oleh pembawa workshop.
Beragam kelompok mencoba mencari makna dibalik teater melalui praktik pementasan teater.
Beragam kelompok mencoba mencari makna dibalik teater melalui praktik pementasan teater.

 

Penulis : Usis Gita Deviyanti

Editor : Editorial Kompas Corner UMN

Foto : Dokumentasi Kompas Corner UMN