Lysistrata adalah sebuah karya dari Aristophanes yang mengisahkan kaum perempuan yang membawa semangat feminisme ditengah ancaman perang Athena dengan Sparta, kemudian disadur oleh sastrawan kawakan W.S Rendra sehingga kental dengan citarasa Indonesia. Acara ini berlangsung pada hari Senin (18/04) di Gedung Pertunjukkan Taman Ismail Marzuki. Pementasan ini merupakan pentas tunggal pertama oleh Komunitas Teater Paradoks FISIP UI dan sukses dihadiri oleh ratusan pengunjung yang memenuhi gedung Graha Bhakti Budaya. Pementasan teater ini disutradarai oleh Dhuha Ramadhani dengan mahasiswa Fakulatas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI sebagai pelakon utama cerita tersebut.
“Kami merasa harus peka terhadap isu sosical dan politik yang ada.” ujar salah satu pelakon Lysistrata.
Teater ini mengkisahkan Lysistrata yang membujuk para wanita Yunani untuk menahan hak seksual dari suami dan kekasih mereka sebagai sarana memaksa Athena dan Sparta untuk menegosiasikan perdamaian. Ini adalah bentuk protes kaum wanita atas perang panjang yang tidak berkesudahan. Di tengah kakacauan situasi politik dan ekonomi yang dialami oleh masyarakat Athena, mereka masih diselimuti ketakutan akan perang yang kapan saja mengancam diri mereka. Hal itulah yang membuat Lysistrata tergerak hatinya untuk menghentikan perang yang sedang berlangsung.
Lysistrata sebagai pimpinan kaum perempuan merasa bahwa wanita hanya pantas berada di dapur dan tidak pernah dilibatkan dalam perundingan dan perencanaan negara. Pada waktu itu perundingan dan perdebatan jarang sekali menemui titik tengah sehingga sering terjadi cekcok dan adu pendapat tanpa ada yang mau mengalah.
Komunitas Teater Paradoks sukses membawakan lakon ini dengan menarik. Sedikit memberikan unsur komedi namun tetap pada alur yang menginspirasi. Teater Paradoks UI menjadi contoh tepat untuk membawa isu feminisme kembali ke titik permukaan agar menjadi perhatian publik. Ditambah dengan adanya hari kartini pada 21 April mendatang pementasan ini mengembalikan semangat perjuangan perempuan.
Lysistrata sebagai pemimpin gerakan ini membuktikan bahwa kaum perempuan mampu menaklukan laki-laki dalam mencegah peperangan. Pagelaran teater yang diadakan oleh Komunitas Teater Paradoks UI membuktikan bahwa Lysistrata merupakan karya sastra yang tidak lekang oleh perubahan zaman. Tetap aktual jika didekati dengan sentuhan kekinian.
Berikut beberapa foto ketika acara berlangsung
Tulisan ini pertama dipublikasikan di website Inspirator Freak
Comments are closed.