Dua orang bersiap bertarung bermodalkan Owe dan Empar dengan badan berbalut Pabualang untuk membuktikan kepada Raja siapa yang berhak menyandang gelar Laskar Kerajaan

Hari pertama trip Klik Foto Tambora yang diselenggarakan dalam salah satu rentetan Festival Pesona Tambora menuntun rombongan ke Desa Kakiang, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa. Desa yang berjarak 45 menit dari Bandara Sultan Moh. Kaharuddin berada di sentral Kabupaten Sumbawa. Berbukit, dengan hamparan sawah di kanan dan kiri jalan menghiasi perjalanan rombongan Klik Foto Tambora siang itu.

Di Sumbawa, Desa Kakiang dikenal sebagai desa wisata. Desa yang mempunyai sanggar tari pimpinan Bapak Sahabudin S.Sos MSI ini masih melestarikan kesenian tradisional khas Sumbawa. Dua kesenian jenis kesenian tradisional yang populer adalah Barempuk dan Karaci.Inilah yang ingin kami nikmati selama berada di Desa Kakiang bersama tim Klik Foto Tambora, program trip pariwisata yang diselenggarakan dalam rentetan event Festival Pesona Tambora.

Dua orang laki-laki dengan tangan berbalut jerami padi, bersiap melakukan pertarungan tari Barempuk yang diiringi nyanyian dan musik khas Sumbawa, di Desa Kakiang, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa, 13 April 2016. Klik Foto Tambora/Danar Tri Atmojo
Dua orang laki-laki dengan tangan berbalut jerami padi, bersiap melakukan pertarungan tari Barempuk yang diiringi nyanyian dan musik khas Sumbawa, di Desa Kakiang, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa, 13 April 2016. Klik Foto Tambora/Danar Tri Atmojo

Barempuk adalah tarian khas rakyat Sumbawa yang ditujukan sebagai rasa senang dan syukur atas hasil panen yang diperoleh warga. Dulu Barempuk dilakukan di pematang sawah sebelum melakukan panen raya. Ditarikan oleh dua orang laki-laki muda dengan iringan musik berupa gong dan kendang juga alat musik tiup khas sumbawa yang dimainkan oleh laki-laki Sumbawa berpakaian adat tradisional.

Tarian ini asli beradu fisik diantara kedua penari, saling hantam dan menghadang. Tarian ini juga diawasi oleh seorang wasit yang akan merelai kedua penari jika terlibat baku hantam. Tidak ada yang menang dan juga tidak ada yang kalah. Tarian ini murni berlagu sebagai lantunan puji syukur atas kepada Tuhan.

Penari Barempuk di relai oleh wasit saat melakukan tarian Barempuk di Desa Kakiang, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa, 13 April 2016. Klik Foto Tambora/Danar Tri Atmojo
Penari Barempuk di relai oleh wasit saat melakukan tarian Barempuk di Desa Kakiang, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa, 13 April 2016. Klik Foto Tambora/Danar Tri Atmojo

[quote_center]”Dulu, Karaci dilakukan ketika seorang Raja Sumbawa mencari seorang Laskar Kerajaan dengan mengadakan Karaci. Seiring berubahnya waktu, Karaci sekarang dilakukan sebagai kesenian adat khas Sumbawa.” Sahabudin S.Sos MSI, Pembina Sanggar Tari Desa Kakiang[/quote_center]

Dua Orang petarung bersiap melakukan tarian Karaci yang diadaptasi dari petarungan Karaci yang digunakan oleh kerajaan Sumbawa untuk mencari seorang Laskar Kerajaan, di Desa Kakiang, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa
Dua Orang petarung bersiap melakukan tarian Karaci yang diadaptasi dari petarungan Karaci yang digunakan oleh kerajaan Sumbawa untuk mencari seorang Laskar Kerajaan, di Desa Kakiang, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa. Klik Foto Tambora/Danar Tri Atmojo

Sekilas tarian ini terkesan seram dan sedikit kejam. Ada aura pertarungan yang meruap di antara kedua penari yang berhadapan memegang Owe (bambu pemukul) untuk saling memukul dan Empar (tameng dari kulit Menjangan) untuk berlindung.

Suara Owe yang dihantamkan kepada lawan, sungguh membuat dada kami yang menyaksikan berdegup kencang. Apalagi jika Owe itu mengenai bagian tubuh yang dengan serta-merta membuat memar..

Para penari menggunakan baju Pabualang berwarna merah yang digunakan dibadan dan kepala penari untuk melindungi dari pukulan lawan.

Namun, di balik kengerian itu ada keindahan yang tersaji karena di dalam Karaci terkandung tiga unsur seni. Selain unsur tari, para penari juga berlagu yang dimaknai sebagai lantunan doa kepada Tuhan.

Pementasan kesenian ini dilakukan di sebuah lapangan yang berada di pusat desa Kakiang, tepat didepan kantor Kepala Desa Kakiang. Selain tim Klik Foto Tambora, para warga desa ikut menikmati tarian adat ini.

Melestarikan Budaya Sumbawa

Sahabuddin S.Sos MSI, Pembina Sanggar Tari desa Kakiang, mengatakan kedua kesenian ini diadaptasi dari kegiatan yang sudah belangsung lama di kalangan masyarakat Sumbawa. Di dalamnya terdapat filosofi untuk menghormati dan memuji para leluhur dan pencipta atas kesehatan dan keberhasilan panen.

“Barempuk digelar saat orang Sumbawa ingin melakukan panen raya. Muda-Mudi yang hendak panen melakukannya karena senang akan hasil panen” Ujar Sahabuddin. Dalam perjalanannya, Barempuk dan Karaci kemudian dilakukan untuk melestarikan kesenian dan kebiasaan tradisional rakyat Sumbawa, salah satunya untuk dipertontonkan kepada wisatawan yang datang berkunjung ke Kakiang seperti kami.

Menikmati Barempuk dan Karaci sungguh menghadirkan perasaan berbeda. Ada kegembiraan dan juga perasaan berdebar saat menyaksikan penari berbaku hantam dengan irama lagu.
Danar Tri Atmojo