Aktris peraih Piala Oscar, Jennifer Lawrence (25), membeberkan kepada majalah Glamour bahwa ibunya tak setuju ia berkarier di dunia akting. Meski demikian, kualitas perannya dipuji banyak orang, termasuk oleh aktor senior Robert De Niro.
”Aku besar di Kentucky. Nyaris tak ada orang di sana yang bercita-cita menjadi pemain film, dan mustahil untuk mencapainya,” kata pemeran film sukses The Hunger Games ini. ”Ketika aku utarakan cita-cita menjadi bintang film kepada ibuku saat aku berusia 14 tahun, ibuku bilang, ’Tidak boleh’,” lanjutnya bercerita.
Walaupun ditentang, Jennifer remaja menyisihkan uang dan pergi ke New York untuk belajar akting dan mengikuti sejumlah audisi. Pada masa itu, ujarnya, ibunya pernah berharap ia gagal sehingga pulang ke rumah. Pada kenyataannya, Jennifer kini menjadi salah satu aktris dengan bayaran terbesar di Hollywood.
Perannya di film Silver Linings
Playbook (2012) memberinya piala sebagai aktris terbaik dari Academy Awards. Film itu disutradarai David O Russel serta diperankan juga oleh Bradley Cooper. Ketiganya bersua kembali dalam film anyar Joy. Jennifer kebagian peran utama sebagai penemu alat pel. Sebelumnya, Jennifer juga pernah diarahkan David untuk film American Hustle (2013). Di film Joy, Jennifer beradu peran dengan Robert De Niro, yang menjadi ayahnya. Kepada Film News, De Niro memuji habis kinerja Jennifer. ”Dia (Jennifer) punya banyak energi. Dia bekerja keras dan enak diajak kerja sama,” ujar De Niro. Dengan rendah hati, De Niro juga mengaku menerima masukan dari Jennifer perihal sejumlah adegan selama pengambilan gambar. Klop.
(DAILY MAIL/Herlambang Jaluardi)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Januari 2016, di halaman 32 dalam rubrik “Nama & Peristiwa”