Tidak semua film dapat melekat di hati penontonnya. Tidak semua orang dapat membuat film yang dapat dijadikan tambatan buah pikiran bagi berjuta – juta pemikir di luar sana. Sebuah film pendek dengan ide yang lazim telah membuat saya tertarik untuk mengupas bulir demi bulir dari tiap segi sinematis yang telah dipertontonkan.
Berangkat dari kejenuhan dengan ide – ide pertelevisisan yang membosankan dan tontonan klise yang terus – menerus dilakukan, maka tercetus lah ide untuk membuat film bergenre action yang saat ini tengah meraja di kancah perfilman Indonesia.
Berawal dari kematian seorang intelejen polisi bernama Iptu ( Intelejen Polisi Satu ) Adhika ( Adhika Muhammad ) oleh dua orang bawahan anggota mafia besar pimpinan Ruskov ( Angga Sarifain ), terkisah sebuah dendam membara dihati sang adik dari Iptu Adhika bernama Gian ( Gian Gestafilla ) yang baru saja lulus SMA. Ia juga mengalami kesedihan mendalam setelah ditinggal oleh kekasihnya. Setelah itu ia bergabung dalam tim reskrim Polisi pimpinan Akpol Yusuf berserta anak buahnya Iptu Benny ( Subhan Mulyana) dan Iptu Valent ( Stephent Valentino F ) . Berempat, mereka mengobrak – abrik dinasti mafia Ruskov yang didasari dendam dan amarah.
Film yang diproduksi oleh Vendetta Pictures serta arahan sutradara Anjar Rasmita untuk pertama kalinya di pertontonkan di 22 Movie Festival bulan Desember lalu. Saya tertarik untuk melakukan wawancara mengenai film Retalion ini bersama producer dari fim Retalion, yaitu Ivan Hadiyan A.
Adegan action nya seru, ada trik khusus tidak agar adegan actionnya lebih terlihat nyata di mata penonton?
Ada, kami sengaja menggerakan kamera sedekat dan semenarik mungkin dengan para aktor pada saat berkelahi, agar para penonton bisa dapat “merasakan” secara langsung perkelahian tersebut dan tambahan musik yang sesuai untuk menambah ketegangan film.
Keunggulan Retalion dibanding film lainnya apa?
Saya merasa keunggulannya adalah kesederhanaan dalam film ini membuktikan bahwa kita yang memiliki kru yang sangat sedikit bisa membuat suatu karya yang mendapat apresiasi besar pada acara ArtEFax ( Movie Festival ). Saya harap film pendek ini dapat menginspirasi para oemuda Indonesia untuk berkarya khusunya di bidang lain.
Kesulitan apa yang dialami saat menggarap film action?
Kesulitan yang pasti adalah fisik, karena pasti di film action akan ada kontak fisik dan itu merupakan suatu kesulitan karena kita masih amatir. Jadi terkadang pada saat berkelahi satu atau dua kali badan sang aktor terkena pukulan secara tidak sengaja.
Apa ada tantangan tersendiri dalam penggarapan film ini?
Banyak sekali! Mulai dari transportasi, properti yang kurang, cuaca yang tidak mendukung, para pemain yang sering telat, perizinan lokasi yang susah, dan banyak lagi. Namun alhamdulilah kita dapat melewati tantangan – tantangan tersebut berkat Allah SWT.
Ada rencana untuk pembuatan sekuel mungkin?
Mungkin, lihat saja nanti…
Berapa lama penggarapan film ini?
3 bulan, September untuk cerita atau konsep serta koreografi, Oktober untuk syuting, dan November untuk editing.
Inspirasi dalam pembuatan film ini datang dari mana?
Inspirasi kita dari The Raid 2 dan film Kick – Ass dan Kingsman.
Untuk adegan laganya, apa ada koreografer khusus?
Tidak ada, kami mendapat bantuan teman kita dari pencak silat untuk menjadi koreografer.
Dalam penggarapan film Retalion ini, Apakah beban kreatif dibagi menjadi dua ( Actor Directing dan Screen Directing ) atau dijadikan satu kesatuan?
Beban kreatif dibagi menjadi dua, yaitu Andjar sebagai actor directing yang mengatur dalam hal dialog, ekspresi, dan lainnya. Sementara saya di bagian screen yang mengatur berbagai hal agar film pendek ini terlihat bagus di layar nanti.
Adakah filosofis tersendiri yang anda tuangkan dalam penggarapan film ini?
Ada, film ini menunjukan bahwa kita tidak dapat mempermaikan suatu kehidupan seseorang seenaknya atau akan ada konsekuensinya.
Film ini menyajikan kekerasan dari awal sampai akhir, kita semua tahu bahwa tidak sema khalayak dapat menerima adegan kekerasan bertubi – tubi. Apa pandangan anda menanggapi persoalan ini?
Itu semua kembali kepada selera, karena memang pasti kebanyakan film action bahkan yang Hollywood pun tidak akan jauh dari kekerasan bukan? Danjuga sangat banyak diminati pada penonton, maka dari itu saya bertekad dalam membuat film action ini, dan apabila ada khalayak yang merasa tidak bisa menerima banyak kekerasan, kami tidak memaksa untuk menyaksikannya.
Pesan untuk dunia perfilman Indonesia?
Pesan saya adalah kembangkan perfilman Indonesia, khususnua dibagian action agar dapat dikenal di seluruh dunia dan untuk para pemuda Indonesia agar meningkatkan kreativitasmu tunjukan bahwa kita bisa mengharumkan bangsa dengan karya kita.
Retalion
Sutradara : Anjar Rasmita
Produser : Ivan Hadiyan A
Pemain : Gian Gestafilla, Abiyyu Asdy P, Subhan Mulyana, Stephent Valentino, Adhika Muhammad, Thalita F.A, Angga Sarifa’in, Vica Vegetanissa, M. Ikhsan F, Rafliadi H, Difio R, Irvano R, Novian Y.
Produksi : Vendetta Pictures, 2015