Ekspresi dan Rintisan Bisnis Komunitas

0
1564

Perkembangan bidang penyiaran semakin pesat, salah satunya karena kemudahannya. Saat ini, banyak pilihan bagi generasi muda untuk menggali ilmu dan pengalaman di bidang penyiaran. Mahasiswa juga mempunyai tempat untuk mengekspresikan diri, baik melalui media penyiaran yang dikelola kampus maupun secara mandiri oleh mahasiswa.

Untuk mendukung penyaluran minat dan bakat mahasiswa, pihak kampus atau inisiatif mandiri mahasiswa mendirikan radio atau televisi kampus. Dengan keahlian yang dipelajari saat kuliah, mahasiswa berusaha menjalankan kegiatan operasional bidang penyiaran sekaligus sebagai pendalaman materi kuliah. Mahasiswa Jurusan Manajemen Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bunga Freesia Salim, mengatakan, sejak SMA, dirinya sudah menjadi penyiar radio di SMAK Ora et Labora, Bumi Serpong Damai, Tangerang. Bahkan, pernah magang di UMN Radio, Universitas Multimedia Nusantara, Serpong.

”Saya memang suka ngomong, jadi senang deh bisa siaran. Kalau di radio kan, ngomong ada seninya, enggak asal ngomong aja,” ujar Bunga.

Untuk mengekspresikan hobinya yang suka membicarakan banyak hal, Bunga bergabung dengan komunitas radio Jatinangor On The Sky dan magang di Hits Radio, Bandung. Bunga mengatakan, sebagian besar anggota radio komunitas adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Bandung. ”Lebih enak di radio komunitas karena kami bisa suka-suka dan teman-teman juga sebaya. Kalau di radio komersial sih, mungkin karena saya masih training sering begadang di studio,” kata Bunga. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat juga memunculkan kreativitas mahasiswa dengan merintis usaha di bidang penyiaran. Salah satunya yang dilakukan mahasiswa Lembaga Pers Mahasiswa Agrica dari Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Januarso mengatakan LPM Agrica sedang merintis Agrica TV. Sayangnya, saat merintis TV kampus, masih ada beberapa kendala, lanjut Januarso, seperti sumber daya manusia dan peralatan kamera yang terbatas. Mereka berharap dapat dukungan dari kampus untuk pendanaan alat-alat siaran. ”Saya pernah meliput demonstrasi mahasiswa di lingkungan kampus, dan juga meliput promosi kampus ke mahasiswa baru 2015. Hingga kini, Agrica TV memang belum dipublikasikan secara luas, terakhir baru saja dipromosikan di acara expo hima unit ke mahasiswa baru,” kata Januarso.

Dukungan dari kampus

Di sisi lain, ada juga TV kampus yang mendapat dukungan penuh dari kampusnya. Salah satunya, Binus TV yang sudah mulai dirintis sejak tahun 2009. Saat ini, siaran Binus TV bisa dinikmati di www.binus.tv dan beberapa program televisinya diunggah ke Youtube. Siaran TV kampus berisi program-program acara kampus. Bahkan, pihak kampus mewajibkan setiap fakultas mengisi program acara di Binus TV. Salah satu produksi televisi yang cukup besar dilakukan awal September 2015 adalah Inaugurasi Mahasiswa Baru Binus 2015 yang mengambil tema ”I Am Global Citizen Binusian 2019”. Untuk produksi yang dilaksanakan di Jakarta Convention Center, Binus TV mengerahkan sekitar 40 orang di tim produksi.

Dalam satu hari itu, tim produksi harus membuat dua program acara karena inaugurasi terbagi menjadi dua sesi untuk sekitar 6.000 mahasiswa baru. Program itu disiarkan live streaming sehingga kesibukan pekerjaan mereka pun seperti layaknya sebuah televisi swasta yang sedang siaran langsung.

Marketing Coordinator Binus TV Fariz Camaru mengatakan, Binus TV mulai dirintis pada 2009 oleh dosen dan mahasiswa yang ingin mengembangkan kegiatan penyiaran di kampus. Awalnya dibentuk dengan nama Binus TV Club yang membuat program acara terkait dengan kampus. Saat ini, Binus TV dikelola 29 karyawan dan dibantu mahasiswa yang bergabung di Binus TV Club sebanyak 50 orang. ”Kalau karyawan, sebagian besar memang lulusan Binus yang memang benar-benar berminat di bidang penyiaran televisi. Kami enggak bisa juga mengandalkan mahasiswa di Binus TV Club karena tugasnya masih banyak. Jadi, siapa yang mempunyai waktu bisa membantu kami,” kata Fariz.

Selain bisa mengakomodasi berbagai program acara terkait kampus, Binus TV juga memproduksi acara yang dijual ke stasiun televisi lain. Fariz mengatakan, tahun 2011, Binus TV pernah membuat program acara kuliner yang dibeli Banten TV. Selain itu, program acara lain dijual ke Airport TV. Dengan fasilitas dua studio, Binus TV sudah menghasilkan banyak program acara.

”Di Youtube, kami juga mendapat pemasukan yang cukup lumayan dari iklan. Kami berusaha supaya pihak Yayasan Bina Nusantara tetap percaya dengan kualitas yang telah dihasilkan bahwa kami enggak main-main,” ujar Fariz.

Selain menjadi tempat menggali pengalaman dan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, kampus bisa jadi tempat mengekspresikan diri serta merintis bisnis di dunia penyiaran. Selama masih berada di lingkungan kampus, manfaatkan waktumu sebaik mungkin untuk kegiatan-kegiatan positif sesuai minat dan gairahmu.


 

ARGUMENTASI

Eksplorasi Potensi

Maratus Sholikhah, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Sebagai seorang mahasiswi urusan filsafat, rasanya bosan apabila hanya disibukkan dengan buku dan diskusi. Untuk itulah, saya ingin mengeksplorasi potensi diri. Tahun 2014, saya bergabung dengan komunitas Ushuluddin TV. Komunitas yang baru berdiri sekitar dua tahun ini mengajarkan banyak hal, salah satunya cara berkomunikasi dengan baik di layar kamera.

Komunitas yang digagas mayoritas mahasiswa program studi (prodi) filsafat agama ini merupakan bentuk jawaban dari pertanyaan dan juga pernyataan yang sering dimunculkan mahasiswa fakultas lain. Banyak yang beranggapan bahwa prodi kami hanya bisa mengeluarkan pernyataandan no action.

Walaupun pihak kampus belum memfasilitasi kami secara maksimal, dukungan dan kepercayaan yang diberikan Ketua Prodi membuat kami semakin eksis untuk berkarya. Berbekal kamera sederhana, kami sudah menghasilkan beberapa karya yang kami pampang di Youtube atau grup yang ada di lingkungan kampus sebagai bentuk eksistensi.

Fasilitas Terbatas

Adjie Subkhan, Fakultas Teknik, Universitas Stikubank

Kampus menjadi media mahasiswa dalam proses pengembangan diri, mulai bidang sosial, agama, budaya, hingga bahasa. Kondisi tersebut saya lihat secara nyata dalam lingkungan kampus.

Sebagai mahasiswa yang berkecimpung dalam dunia penyiaran, menjadi hal yang sangat unik sekaligus menantang bagi pribadi saya. Pembangunan karakter yang tercipta dalam proses belajar yang tak hanya mengandalkan kemampuan mental, tetapi pengalaman lapangan yang menuntut untuk kerja keras.

Media TV dan radio sebagai media baru dalam kampus menjadi ajang mengekspresikan keterampilan (skill)dan kemampuan kami. Sayangnya, media kampus masih terkendala fasilitas yang terbatas. Kekurangan fasilitas seperti peralatan kamera menjadi kendala utama. Hal ini menjadi dilematis ketika saya melihat kondisi media TV dan radio yang masih minim dari keterampilan komunikasi. Saya berharap TV dan radio kampus sebagai media yang mampu mengasah keterampilan mahasiswa perlu dikembangkan lebih luas.

Tempat Belajar dan Latihan

Fahrizal Alhamdani, Fakultas llmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret

Perkembangan media telah mendorong pihak kampus untuk memenuhi kebutuhan berekspresi di media massa bagi mahasiswanya. Salah satunya adalah dengan pengadaan radio dan TV kampus yang langsung dikelola mahasiswa. Di kampus saya, misalnya, radio dan TV kampus bukan hanya ada di jurusan yang mempelajari media atau penyiaran saja, melainkan juga jurusan atau fakultas lain juga menyediakan radio dan TV kampus.

Kegiatan penyiaran di kampus tidak hanya memberikan berita aktual, tetapi informasi yang disampaikan kebanyakan juga berkaitan erat dengan kehidupan mahasiswa dan kegiatan akademis. Selain itu, radio dan TV kampus juga bisa menjadi tempat belajar sekaligus latihan mengenai media dan penyiaran bagi mahasiswa.

Sebagai salah satu anggota radio kampus, saya merasa terbantu dengan adanya radio kampus. Tidak hanya belajar teori radio di kelas, tetapi saya bisa langsung praktik mengelola stasiun radio. Radio dan TV kampus juga bisa memberikan pengalaman kepada kita sebelum nanti kita benar-benar bekerja di sebuah media penyiaran.

Menjaga Eksistensi

Maria Marlina, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Seiring dengan berkembangnya teknologi, TV dan radio ikut berkembang pesat. Sekarang kita bisa menikmatinya kapan pun yang kita inginkan karena sudah tersedia radio dan TV daring (online). Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti hanya mempunyai radio kampus daring yang didirikan salah satu mahasiswanya, yang memang ingin menyalurkan hobinya di bidang musik.

Perkembangan radio kampus ini memang belum sepenuhnya berkembang, tetapi sudah banyak mahasiswa yang mulai memublikasikan agar bisa lebih dikenal masyarakat kampus lain, khususnya mahasiswa baru. Dukungan kampus dapat berupa pemberian fasilitas, seperti ruang siaran. Dengan adanya fasilitas yang mendukung, tentu radio kampus dapat berkembang terus. Selain itu, interaksi antar-mahasiswa juga dibutuhkan untuk tetap menjaga eksistensi radio kampus.

Radio berperan sebagai media penyampai informasi seputar kegiatan kampus atau info penting lain. Selain itu, dapat dijadikan ajang promosi kampus. Mahasiswa dapat belajar public speaking dalam kegiatan penyiaran. Radio kampus dapat menjadi inovasi baru, yaitu kuliah melalui radio.

Media Intelektual Muda

Azka Amallia, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Walisongo

Untuk mengekspresikan diri semasa menjadi mahasiswa, saya memilih mengikuti organisasi kampus yang bernama RGM One FM. Salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang bergelut di dunia penyiaran. RGM One FM ini memiliki tagline ”The Young Intellectual Radio” yang memiliki makna, media penyiaran ini memberikan wadah mahasiswa sebagai ajang ekspresi para kaum muda.

RGM One FM ini telah memberikan kontribusi bagi seluruh mahasiswa, khususnya saya untuk menjadi intelektual muda yang berani secara mental. Mampu menyampaikan informasi secara nyata, memberikan relasi yang banyak, dan saya mampu melakukan public speaking dengan lancar.

Saya sangat menikmati dunia penyiaran di kampus. Sebab, selain sebagai hobi juga mampu memberikan daya kreativitas yang tinggi bagi saya. Selain itu, radio kampus juga tidak mengganggu perkuliahan selama di kampus.

(Susie Berindra)


Versi cetak artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 25 September 2015, di halaman 34