Teknologi Grafika Harus Jadi Alat Provokasi Positif

0
1547

Teknologi merupakan alat provokasi positif terhadap perkembangan dunia. Begitu juga dengan teknologi grafika harus menjadi alat provokasi yang positif bagi perekonomian Indonesia.

”Teknologi telah mengubah dunia, sejak pertama kali mesin cetak ditemukan oleh Johannes Gutenberg pada tahun 1450-an, lalu mesin uap oleh James Watt, kemudian perkembangan teknologi digital membuat segala sesuatu lebih mudah dilakukan dan dibuat,” kata Chairman Forum Grafika Digital (FGD) Danton Sihombing di sela-sela FGD Expo Tech Provoke! di Jakarta Convention Center, Kamis (6/8).

Danton berharap, pameran teknologi grafika yang berlangsung pada 6-9 Agustus ini menjadi stimulus yang memprovokasi pola pikir terkait dengan pengelolaan dan pembenahan dalam aspek efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.

Adapun Pembina FGD Surya Paloh menyebutkan dunia grafika sebagai bagian dari industri kreatif yang harus mampu berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perkembangan teknologi grafika yang cepat diharapkan selaras dengan kebijakan dan pembangunan negara.

Sekarang merupakan waktu yang tepat bagi industri kreatif untuk mengambil peranan lebih besar dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini, pemasukan negara dari sektor industri kreatif sekitar 5 persen dari produk domestik bruto (PDB).

”Sementara kalau kita bandingkan dengan Inggris, industri kreatif mereka sudah menyumbang sebesar 20 persen PDB,” ujar Paloh.

Menurut dia, industri kreatif harus menagih pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla agar membuka kesempatan industri kreatif berkembang di Indonesia. ”Kita juga tetap harus ulet dan tangguh untuk mengerjakan industri kreatif,” katanya.

(ARN)


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Agustus 2015, di halaman 19 dengan judul “Teknologi Grafika Harus Jadi Alat Provokasi Positif”