Pulau terkecil di Teluk Napoli, Italia, ini mungkin kalah pamor daripada pulau-pulau di sekitarnya, seperti Capri dan Ischia. Namun, Procida menyimpan pesona yang terawat dari generasi ke generasi.

Masih ingat film The Talented Mr Ripley (1999) yang dibintangi Matt Damon dan Gwyneth Paltrow? Pengambilan film dengan sinematografi yang indah itu sebagian besar berlangsung di Procida, yang bisa ditempuh sekitar 40 menit dengan feri dari pelabuhan Napoli (tarifnya sekitar 15 euro). Kota nelayan yang luasnya sekitar 4,1 kilometer persegi itu sampai kini relatif terselamatkan dari eksploitasi turisme.

Gang-gang berbatu yang sempit dengan latar belakang kehidupan nelayan, warganya yang ramah dan masih memberi salam ketika berpapasan, memang ideal bagi mereka yang ingin memperoleh atmosfer desa pesisir, khususnya para pembuat film. Warga Procida sampai sekarang bangga bahwa kota mereka pernah menjadi setting film Il Postino (1994) yang dibintangi oleh Philippe Noiret (sebagai Pablo Neruda) dan Massimo Troisi, dan memperoleh 5 nominasi Oscar, di antaranya untuk kategori film, aktor, dan sutradara terbaik.

Jejak-jejak film Il Postino (Tukang Pos) sampai kini terawat baik dan bangunannya diabadikan sebagai nama restoran La Locanda Del Postino di Marina Corricella, yang menghadap langsung ke laut. Begitu masuk ke dalam ruangannya, deretan foto yang diambil dari potongan adegan Il Postino dipamerkan di dinding restoran. Bahkan di pintu masuknya sebuah sepeda kuno disampirkan di situ, mirip salah satu adegan dalam film.

Sang pemilik, Vincenzo, akan menyambut ramah para tamunya dan dengan senang hati memotretkan para pengunjung yang ingin berpose di dekat benda-benda kenangan dari Il Postino. Ada dua restoran lain yang letaknya berdekatan. Tapi, jangan tanya restoran mana yang terbaik karena warga setempat akan mengatakan tiga-tiganya terbaik. Bahkan para pemilik restoran pun saling mendukung. Jika ada menu yang tidak dimilikinya, ia akan menunjukkan ke restoran lainnya.

Kuliner di Procida tentulah terkait makanan laut, seperti udang, ikan, cumi-cumi, dan kerang. Semuanya masih segar karena langsung dibeli dari nelayan yang menyandarkan kapal-kapalnya di Marina Corricella. Karena segarnya, ikan-ikan yang disajikan biasanya hanya tinggal dilumuri garam, perasan lemon dan minyak zaitun, sedangkan rasa manis dan gurih sudah terkandung alami.

Tapi, ada makanan khas pulau ini yang tak ada di tempat lain, yaitu lemon salad. Betul, buah lemon yang kecut itu bisa dijadikan salad lezat yang membersitkan air liur. Buah lemon asal Procida besarnya sekitar tiga kali lipat buah lemon biasa, kira-kira sebesar mangga harum manis. Lemon salad menggunakan utuh seluruh buah, termasuk kulitnya. Setelah dipotong-potong, lemon dilumuri minyak zaitun, ditaburi daun mint, garam secukupnya, dan irisan cabai merah. Rasanya lezat dan menyegarkan.

Buah lemon menjadi kebanggaan Procida. Hampir setiap rumah yang memiliki pekarangan, ditumbuhi deretan pohon lemon dengan buahnya yang bergelantungan rendah, yang membuat tangan gatal untuk memetiknya. Lemon juga dimodifikasi menjadi beragam produk kuliner, seperti manisan, selai, kue, dan minuman

Keindahan pagi

Dibandingkan dengan tetangganya, Ischia dan Capri, Procida adalah pulau yang terkecil dan nyaman untuk dikelilingi dengan berjalan kaki. Namun, untuk mengukur jarak bisa juga dengan menaiki bus umum yang bertarif sekitar 2 euro untuk sekali putar.

Dari jendela bus, kita bisa menikmati deretan kebun lemon yang luas dengan latar belakang sejumlah pantai yang permukaannya biru jernih dan aman untuk berenang. Rute bus umum ini, selain melewati jalan raya, melewati gang-gang sempit yang ukurannya pas dengan badan bus. Sang sopir tentulah harus piawai melewati kelokan-kelokan sempit yang hanya menyisakan jarak beberapa sentimeter dengan bangunan di kanan dan kiri jalan. Jika ada pejalan kaki di situ, ia harus buru-buru menyingkir ke dalam bangunan di dekatnya sehingga bus bisa melintas.

Pagi di Procida adalah saat yang menyenangkan. Ketika matahari baru menyentuh sebagian atap-atap bangunan dan para nelayan mulai menyandarkan kembali perahu-perahunya ke dermaga, sebagian warga Procida sudah berkumpul di dermaga utama, menunggu feri pertama yang akan mengantarkan mereka ke Napoli, dan pulau-pulau di sekitar.

Pemandangan spektakuler bisa dilihat dari Terra Murata, dataran tertinggi yang diselimuti tembok batu, menyerupai benteng. Bangunan kokoh persegi empat yang ada di situ pernah menjadi biara, kemudian
beralih fungsi sebagai penjara, dan
kini dibiarkan terbengkalai dimakan usia.

Terra Murata yang memiliki gerbang melengkung dari batu diyakini sebagai permukiman tertua di kawasan itu. Dari titik ini, Teluk Napoli jelas terlihat. Matahari pagi perlahan menyisir permukaan laut meninggalkan kilau keperakan, kemudian menyapu daratan, merambati bangunan-bangunan yang berwarna-warni dengan kubah Gereja Santa Maria delle Grazie sebagai penanda kota. Hari baru telah dimulai di Procida….