Komedi dari Permainan Video

0
955

Permainan populer video game era 1980-an menjadi menu utama komedi Pixels. Sebuah gagasan jeli meski tak bisa disebut orisinal. Sebelum Pixels, sudah belasan film dibuat berdasar tokoh dan permainan dalam video game, seperti Super Mario Bros, Mortal Kombat, atau Street Fighter. Yang agak beda, dalam Pixels permainan video dihadirkan seperti sosok dalam video game. Ia dihadirkan sebagai makhluk dari jagat video game yang berada di tengah kehidupan manusia.

Pixels menyodorkan gagasan komedik yang cukup menjual, yaitu bagaimana sosok-sosok dalam video game itu menyerang bumi. Cukup cerdik juga ketika komedi itu dikemas dalam bentuk film action, berbau futuristik. Gravitasinya tetap jatuh sebagai komedi dengan gaya yang sangat ”sok” action dan ”sok” futuristik. Aktor action Sean Bean perlu dihadirkan untuk tampil sepintas agar menguatkan ke-”sok”-action-an film ini. Ke-”sok”-an gaya itulah yang menjadi elemen komedik Pixels. Komedi yang agak parodikal sebagai film action.

Heroisme, parodikal

Dikisahkan pasukan alien yang menyerang bumi dengan model serangan menggunakan permainan video game. Untuk menghadapi serbuan alien, Pemerintah Amerika Serikat tidak hanya mengerahkan kekuatan militer, tetapi juga meminta jasa para gamer, alias jago-jago video game. Para pe-gamer itu adalah Brenner (Adam Sandler), Eddie (Peter Dinklage), dan Ludlow (Josh Gad). Mereka adalah para pencandu video game sejak remaja. Lebih dari 30 tahun kemudian keterampilan mereka dibutuhkan negara yang sedang terancam bahaya.

Itulah yang digarap sebagai materi komedi Pixels: Para pencandu game, yang cuma kaum pinggiran dalam konstelasi kekuatan militer AS itu dijadikan pahlawan tiban, alias jagoan dadakan. Derajat heroisme mereka berstasus ”disamakan” dengan keperkasaan Rambo, atau jagoan-jagoan komik/sinemtik seperti Batman, X-Man, Spider-Man, dan rombongannya. Hanya saja, lahan mereka baru sebatas pentas komedi.

Penonton dengan referensi video game populer era 1980-an mungkin akan mempunyai sisi penikmatan yang berbeda. Setidaknya mereka mengenal tokoh dan teknik permainan Space Invader, Donkey Kong, Pac Man, dan Tetris. Dalam Pixels, layar bioskop disulap menjadi layar video tempat para gamer memelototi gerakan cepat obyek-obyek permainan video. Kali ini layar itu berubah menjadi pentas komedi.

(Frans Sartono)


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Agustus 2015, di halaman 22 dengan judul “Komedi dari Permainan Video”.