Heroisme Tom Cruise

0
887

Ada cap yang kuat melekat pada Mission: Impossible-Rogue Nation. Ia adalah tontonan drama action dari para agen spionase menegangkan, penuh intrik. Selalu ada teknologi untuk mengakali lawan. Ada keberanian ekstrem yang menjadikan yang impossible menjadi possible. Ada suasana menekan, menegangkan, seperti orang berpacu dengan bom waktu pada detik-detik terakhir.

Tom Cruise dan kawan-kawan dalam lima kali pembuatan Mission: Impossible setia dengan cap itu. Cap atau brand seperti itu sudah dibangun sejak ”Mission: Impossible” diciptakan Bruce Geller sebagai serial televisi pada 1966-1973 dan sangat populer di kalangan penonton televisi di Indonesia pada awal 1970-an. Di tangan Tom Cruise sebagai produser dan aktor, cap dibuat dengan lebih ekstrem—siapa pun sutradara yang dipilih untuk menggarap.

Cap lain, yang tergolong baru, adalah Tom Cruise itu sendiri sebagai tokoh Ethan Hunt. Ukuran ”baru” itu terhitung sejak versi serial televisi dibuat. Tom Cruise sebagai produser dan aktor ditempatkan sebagai tokoh sentral, di tengah anggota tim Impossible Missions Force atau IMF. Ia adalah jagoan, super hero-nya film ini.

Benar-benar pahlawan karena dalam Mission: Impossible-Rogue Nation, Ethan Hunt menghadapi kelompok teroris The Syndicate yang sewaktu-waktu siap menghancurkan sendi-sendi peradaban. Ancaman dahsyat itu tidak dianggap tidak nyata oleh penguasa negeri yang dibelanya. Ia pahlawan tanpa tanda jasa, karena IMF dibekukan, dan Ethan tidak lagi dipercaya, dan tidak dianggap penting lagi. Semakin heroik karena di tengah situasi itu dia tetap berjuang sendirian, dan kemudian dibantu sahabat-sahabatnya.

Sebagai jagoan, Ethan mempunyai keberanian super-ekstrem. Ia menerobos pesawat yang sedang lepas landas. Ia disiksa lawan yang menangkapnya. Terjun menembus sarang musuh. Menyelam di instalasi air untuk mencari data. Ngebut dengan mobil dan motor di jalan raya untuk mengejar sasaran. Semua kegagah-beranian itu dieksekusi sebagai bagian dari tontonan yang menyenangkan mata. Menambah keheroikan Ethan Hunt, dia siap berkorban jiwa demi nyawa sahabat.

Mission: Impossible-Rogue Nation digarap dengan mempertimbangkan aspek-aspek dramatika dan tontonan mata. Di tengah ketegangan, disisipkan humor-humor yang tidak jatuh pada banyolan konyol. Dihadirkan musik-musik indah di tengah adegan menyesakkan seperti ”Nessun Dorma” karya Puccini, sampai Bagian Pertama dari ”Simfoni No 3” karya Beethoven yang masyhur itu.

Di tengah keras dan sangarnya dunia spionase, dipasang aktris Swedia menawan Rebecca Ferguson sebagai pemeran Ilsa Faust. Kejelitaannya ditampilkan di berbagai sudut, termasuk ketika hendak membunuh atau menembak sasaran.

Cap lain yang tidak boleh hilang adalah pesan audio yang akan terbakar setelah pesan diperdengarkan. Dan satu lagi, ini sangat penting, adalah lagu tema karya musisi jazz Lalo Schifrin dengan sukat 5/4 itu (sama dengan sukat pada lagu ”Take Five”). Sejak awal Mission: Impossible beraksi di layar televisi, lagu tema itu sudah terdengar. Tanpa itu, ”mission” benar-benar ”impossible”.


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Agustus 2015, di halaman 29 dengan judul “Heroisme Tom Cruise”.