Khusyuk di Studio Selama Puasa

0
1260

Sepinya order pentas setiap bulan puasa dimanfaatkan sejumlah musisi dan band untuk mengebut menyelesaikan target mereka. Ada yang menyiapkan album yang tertunda sekian lama, ada yang menyiapkan pentas di Eropa, ada juga yang kedua-duanya.

Band metal dari Bandung, Burgerkill, selama bulan puasa ini tidak ada jadwal pentas. Biasanya setiap akhir pekan mereka memanggungkan lagu terkenal, seperti ”Atur Aku”, ”Only The Strong,” dan ”House of Greed”. Sejak bulan puasa, mereka ”khusyuk” bercengkerama di studio.

Burgerkill punya target untuk merampungkan album studio keempat pada tahun ini. Kesibukan itu semakin berwarna ketika bulan lalu mereka mendapat undangan tampil di dua festival metal bergengsi di Eropa, yaitu Wacken Open Air 2015 di Jerman dan Bloodstock Open Air Festival di Inggris.

Vicky Mono, vokalis Burgerkill, bercerita, Ebenz (gitar), Ramdan (bas), Agung (gitar), dan Andris (drum) berlatih setiap sore di studio mereka di Bandung. ”Kumpulnya sekitar jam tiga atau jam empat sore. Latihan sampai buka puasa bareng, lalu pulang ke rumah masing-masing. Itu setiap hari,” kata Vicky.

Pada setiap pertemuan itu, band melatih repertoire lagu yang akan dipanggungkan di dua festival itu. Dari pengakuan Vicky, hingga kemarin mereka menyiapkan satu set daftar lagu. Menurut rencana, lagu-lagu itulah yang bakal dimainkan di dua festival tahunan itu.

Burgerkill akan bertolak ke Jerman pada 28 Juli. Jadwal pentas mereka di Wacken pada 30 Juli. Mereka berniat berkemah di festival yang digelar selama tiga hari itu. Setelahnya, Burgerkill akan main di Bloodstock pada 8 Juli di panggung yang sama dengan Fleshgod Apocalypse dan Godflesh.

”Total, kami di Eropa selama 14 hari. Menurut rencana, kami ingin membikin ’sesuatu’ di sana. Kami ajak tiga pendokumentasi. Entah nanti bentuknya DVD atau buku, masih kami pikirkan. Sekarang anak-anak fokusnya pada performance tur ini dan album baru,” lanjut Vicky.

Menurut dia, kemajuan album itu baru sekitar 40 persen, dengan singel ”Undefeated” yang sudah dilepas di pengujung Desember silam. Setelah kembali dari Eropa, mereka berkonsentrasi merampungkan album. ”Mumpung euforianya masih hangat,” ujarnya.

Walaupun sibuk, Burgerkill merencanakan menggelar acara buka puasa bersama para Begundal, sebutan untuk penggemar mereka. Band yang aktif sejak 1995 ini terakhir kali mengeluarkan album studio adalah Venomous pada 2011.

Band rock n roll yang juga dari Bandung, The Changcuters, juga punya kekhusyukan serupa. Target penggarapan album kelima berkelindan dengan persiapan pentas di Summer Sonic Festival 2015 di Tokyo, Jepang, Agustus.

”Waktu awal bulan puasa, kami dapat kepastian main di Jepang,” kata Mohammad Tria Ramadhani, vokalis. Sebelum dapat jadwal itu, The Changcuters merancang workshop penggarapan album kelima mereka di studio. ”Selama puasa, workshop jalan terus mumpung jadwal off-air lagi sepi. Sore atau malam masuk studio, jadinya tetap khusyuk puasanya,” lanjut Tria.

Saat ini, kata Tria, mereka sudah merampungkan tiga lagu. Ketiganya mereka hasilkan bulan lalu lewat sesi khusus selama sepekan di vila di kawasan pegunungan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Sisanya bakal mereka rampungkan di studio. Mereka berencana merekam 15 lagu untuk dipilih lagi sebelum masuk album.

Durasi panjang

Band yang album barunya sudah dinanti, Efek Rumah Kaca, juga sedang merampungkan Sinestesia, judul album ketiga. Album itu bakal memuat enam lagu berdurasi panjang. Lagu terpendek, kata Cholil Mahmud, vokalis, berdurasi delapan menit, sedangkan yang terpanjang 14 menit.

”Musiknya sudah selesai sekitar 2013 lalu. Karena banyak kesibukan, kerja dan kuliah, jadi tertunda lama,” kata Cholil yang baru kembali ke Tanah Air setelah menyelesaikan kuliah di New York, AS, selama dua tahun.

Saat ini, bagian Cholil untuk merampungkan peran sebagai pengisi vokal dan menyelaraskan lirik. Sebagian besar lirik lagu berasal dari pemain bas, Adrian Yunan Faisal. Namun, kata Cholil, lirik itu perlu diselaraskan dengan pelafalan dan gaya bernyanyinya supaya enak ia bawakan. Beberapa bagian kecil musiknya juga perlu ditempa lagi.

Semula, Cholil berencana mengisi vokal untuk lagu-lagu baru itu di sela-sela kuliah. Ternyata jadwal sekolah padat. ”Sudah beli alat rekam dan mik, ternyata tidak sempat juga mengisi vokal. Nah, sekarang mumpung waktunya banyak, sudah tidak kerja kantoran lagi, bisa menyelesaikan yang tertunda itu,” katanya.

Selain Cholil dan Adrian, ada juga Akbar Bagus Sudibyo, pemain drum dari band yang muncul sejak 2001 ini. Dua album trio ini, Efek Rumah Kaca (2007) dan Kamar Gelap (2008), banyak disuka karena melantangkan kritik sosial dengan kalimat yang puitis tanpa mengiba.

Album-album baru Burgerkill, The Changcuters, dan Efek Rumah Kaca layak dinanti. Masing-masing berupaya menampilkan hal berbeda dari album terdahulu, sampai-sampai waktu puasa pun dijalani di studio. Begitulah puasa yang produktif, bukannya konsumtif.

(HERLAMBANG JALUARDI)


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Juli 2015, di halaman 35 dengan judul “Khusyuk di Studio Selama Puasa”.