Enam Kebiasan Individu yang Percaya Diri

0
919

Pernah ngerasa nggak percaya sama kemampuan diri? Padahal sudah kasih usaha maksimal? Well, meragukan diri (self-doubt) itu ternyata biasa terjadi – terutama untuk perempuan – dan bagi kebanyakan orang, perasaan tersebut menetap. Dan ternyata bukan hanya dialami remaja saja loh. Survey pada manager di Inggris yang dilakukan oleh Institute of Leadership and Management menemukan bahwa sebanyak 50% responden wanita dan 31% pria merasa kurang percaya diri mengenai kinerja dan kariernya di tempat kerja. Wah..!

Pengarang buku “You Are a Badass : How to Start Doubting Your Greatness and Start Living an Awesome Life” Jen Sincero mengatakan bahwa “Kita semua lahir dengan kapasitas untuk menjadi diri kita yang terbaik – menjadi diri kita yang sebenarnya”. Ia menambahkan “Lalu kita mendengarkan pesan yang timbul dari masyarakat yang hidup dalam persepsi ketakutan, kita dikritik dan jatuh. Menjadi percaya diri berarti membuang semua ragu, takut dan khawatir. Lalu kita kembali ke jalur yang kita percayai. Individu yang percaya diri belajar kembali untuk menjadi diri yang sebenarnya”.

Katty Kay dan Claire Shipman, penulis buku “The Confidence Code : The Science and Art of Self-Assurance – What Women Should Know” mengatakan bahwa, “Pada akhirnya kami sampai pada kesimpulan bahwa rasa percaya diri adalah bantuan hidup (life’s enabler) – merupakan kualitas diri yang mengubah ide menjadi tindakan”.

Menjadi individu percaya diri perlu latihan juga loh! Simak enam kebiasaannya yuk!

Mendorong diri ke luar dari zona nyaman

Membangun percaya diri perlu mengambil tindakan. Terlebih tindakan yang melibatkan resiko dan kegagalan, kata Kay dan Shipman. Individu percaya diri memulai dari hal kecil dan terus mengambil tindakan hingga mereka merasa nyaman dengan resikonya. Perbedaaan dengan pribadi yang tidak percaya diri adalah, idnividu yang percaya diri bertindak berdasarkan ambisi dan keinginan serta tidak membuat ketakutan akan kegagalan menghentikan usaha mereka.

Mereka memandang kegagalan sebagai sumber informasi

Individu percaya diri tidak kebal juga terhadap kegagalan, akan tetapi alih-alih membiarkan hal tersebut menghentikan mereka, mereka memandang hal tersebut sebagai sumber informasi. “Individu percaya diri berterima kasih atas pelajaran yang diberikan dari pengalaman, dan mereka mencari cara memperbaikinya”, ujar Kay. Kay menambahkan bahwa bukan spesies terkuat yang akan bertahan (survive), tapi yang paling cepat beradaptasi (adaptable).

Berhati-hati dalam berbahasa

Sincero mengatakan bahwa individu percaya diri tidak berbicara buruk mengenai dirinya. Namun, mereka mempertanyakan keraguan diri. “Dibanding memercayai sesuatu 100 % benar – seperti halnya perasaan merasa diri kalah – mereka menyadari bahwa mereka masuk ke dalam hal yang memang belum pasti dan mereka kemudian mengikat perasaan pada satu belief system yang baru”

Kay dan Shipman menyebutnya mengeliminasi NATS (negative automatic thoughts). Mereka menyarankan untuk mengingat tiga hal baik yang sudah dilakukan untuk setiap pikiran negatif yang muncul. Pada akhirnya teknik tersebut akan membantu kamu mengeliminasi tendensi berpikiran buruk tentang diri sendiri.

Mengambil tanggung jawab

“Dibanding terus-menerus merasa diri menjadi korban dari suatu situasi, individu percaya diri mengambil alih kendali dari situasi dan bertindak untuk mengatasi hal tersebu”, ujar Sincero. Ia juga menambahkan, “Mereka tidak menyalahkan orangtua ataupun yang lain, mereka bertanggungjawab dan mengubah hal-hal yang dirasa akan menghalangi mereka untuk mencapai tujuannya”.

Mencari inspirasi dan nasihat

Individu percaya diri, rajin baca buku, mengambil kursus, melatih meditasi dan mencari pelatih atau mentor yang telah melakukan hal yang ingin mereka lakukan. Menurut Sincero, “Kalau kamu merasa percaya diri, maka kamu tidak akan merasa aneh menunjukkan kerapuhanmu dan membuka kesempatan untuk belajar dari orang lain”. Pribadi yang tidak nyaman dengan dirinya (insecure) tetap berada disitu-situ saja karena mereka takut mengakui kalau mereka punya kelemahan.

Memakai Power Positions

“Dalam jangan pendek, posisi duduk tegak ternyata mampu memberikan dorongan percaya diri,” kata Kay dan Shipman. Juga patut dicoba menganggukan kepala, mereka menambahkan karena “kamu akan merasa lebih percaya diri saat berbicara dan melakukan gerakan tersebut – dan kamu juga secara tidak sadar mengirimkan sinyal yang membuat lawan bicaramu akan setuju dengan argumenmu”.

 

Rasa percaya diri memang perlu dilatih seiring waktu. Bagi sebagian orang jelas tidak mudah, karena juga terkait dengan lingkungan sekitar. Namun, dalam dunia riil, orang yang hanya mengikuti saja perintah orang lain tanpa ada keinginan untuk mempertanyakan sesuatu, hanya ditakdirkan untuk menjadi pengikut dan jarang menjadi penggerak perubahan. Jadi, kamu lebih pilih menjadi individu seperti apa di kemudian hari? Pilihan tentu di tangan kamu. Selamat berlatih!

 

Sumber : fastcompany.com