Era Video 360 Derajat

0
1330

Giroptic, perusahaan asal Perancis, mengajukan proposal di situs penggalangan dana secara daring, Kickstarter, untuk pengembangan produksi massal kamera yang mampu mengambil gambar ataupun video 360 derajat secara bersama-sama. Hanya dalam waktu singkat permohonan dana sebesar 150.000 dollar Amerika Serikat segera terpenuhi.

Giroptic mengakhiri satu sesi pengajuan proposal dengan meraup dukungan sebesar 1,4 juta dollar atau sembilan kali lipat.

Setelah pengajuan pada bulan Juli lalu, kamera tersebut akhirnya tampil ke muka umum secara perdana di perhelatan Consumer Electronic Show 2015 yang digelar di Las Vegas, AS. Mereka diundang tampil setelah mendapat penghargaan inovasi CES untuk kategori digital imaging dan rumah pintar.

Kamera seharga 499 dollar AS ini menyedot perhatian karena fitur yang ditawarkan, yakni mengambil gambar 360 derajat. Artinya, begitu mulai merekam, tiga buah lensa di kamera langsung mengambil gambar secara bersamaan dan dijahit saat itu juga. Hasilnya adalah foto atau video sekeliling kamera.

Meskipun tidak ada layar pratinjau di perangkat tersebut, gambar bisa langsung dinikmati di layar telepon seluler (ponsel) yang sudah dihubungkan sebelumnya melalui koneksi Wi-Fi. Alternatif berikutnya adalah menonton video dari kartu memori yang dipasang di dalam perangkat.

Begitu banyak potensi dari perangkat ini untuk dimanfaatkan para penggunanya. Kini, mengambil gambar tidak lagi mengenai obyek foto, tetapi kondisi di sekelilingnya sehingga gambar dengan ketajaman 8 megapiksel tersebut bisa bercerita lebih banyak.

Fitur yang belum ditemui pada perangkat serupa adalah kemampuan untuk mengambil video dengan sudut pengambilan gambar yang sama tanpa harus khawatir terhadap kualitas suara berkat tiga mikrofon untuk menangkap audio dari berbagai sudut. Hingga kini, video yang dihasilkan memang belum setajam video yang bisa ditangkap ponsel, tetapi itu adalah catatan untuk pengembangan perangkat di masa mendatang.

Peluang bisnis

Pengembang dari Giroptic menuturkan bahwa video yang diunggah ke internet bisa diubah sudut pandangnya seolah penonton ada di sana.

Giroptic melakukan kerja sama dengan Youtube untuk memperkenalkan fitur video 360 derajat. Di sinilah letak keunggulan produk Giroptic dibanding produk serupa yang masih mengandalkan pemutar video yang masih terbatas.

Dan yang paling menarik, fitur video 360 derajat bisa dipancarkan untuk menghasilkan pertunjukan virtual. Dengan meletakkan perangkat ini, kita bisa menyiarkan video 360 derajat secara langsung dengan streaming.

Hal ini membuka peluang bisnis di bidang pertunjukan yang bakal menggeliat di tahun-tahun mendatang mengingat tren serupa sudah ditangkap oleh Google yang mengembangkan platform virtual reality, yakni Cardboard.

Begitu pula dengan Samsung yang merilis Gear VR pada tahun ini. Konten berupa video 360 derajat akan dengan mudah diproduksi dengan dana yang lebih terjangkau, tinggal diletakkan dan disambungkan ke internet kita bisa menawarkan konser virtual kepada siapa pun.

360Cam didesain anti air sehingga bisa dibawa untuk mengambil gambar di bawah laut. Pengembang menyiapkan aksesori untuk tiga lensa agar bisa mengurangi distorsi gambar. Bagian bawah juga memiliki dudukan yang bisa dihubungkan ke perangkat fotografi semisal tripod atau monopod.

Aksesori lain berupa penyadur (adapter) colokan lampu membuat 360Cam bisa dipasang di langit-langit dan berubah menjadi kamera keamanan dengan sudut pandang yang bebas.

Dengan fitur yang ditawarkan itu, 360Cam berpotensi menjadi rival kamera aksi seperti GoPro dengan keunggulan yang tidak dimiliki, yakni gambar 360 derajat. GoPro memang memiliki aksesori yang memungkinkan untuk mengambil gambar serupa, tetapi dengan keterbatasan perangkat lunak dan membuat ukuran perangkat jadi besar.

Salah satu kelemahan kamera ini dibandingkan dengan GoPro adalah kualitas gambar yang belum bisa mencapai definisi tinggi atau bahkan resolusi 4K seperti yang dihasilkan GoPro Hero 4. Semua kembali pada kebutuhan konsumen, ingin membuat kenangan seperti apakah dengan perangkat yang mereka miliki.

Kompas/ Didit Putra Erlangga Rahardjo