Pesona Cita Rasa Peru

0
804

Mendengar kata Peru, bayangan kita pasti langsung ke reruntuhan Machu Picchu, suku Inca, pegunungan Andes, atau malah sepak bola. Ternyata Peru tak hanya itu. Negara nun di Amerika Selatan tersebut menawarkan petualangan kuliner yang akhir-akhir ini semakin populer di berbagai belahan dunia. Warisan peradaban kuno bercampur dengan budaya pendatang menghasilkan cita rasa hidangan yang unik.

Sejumlah tulisan tentang kuliner menyebutkan, masakan khas Peru kini mudah ditemukan di Inggris atau Amerika Serikat. Hidangan Peru sudah masuk dalam daftar 10 teratas masakan internasional dan betapa orang-orang di negara itu keranjingan masakan Peru.

Tak perlu jauh-jauh ke Peru untuk bisa mencicipi pesona unik cita rasa Peru ini. Di Jakarta, belum lama hadir restoran Pavela, yang menyajikan hidangan khas Peru. Berlokasi di Street Gallery Pondok Indah Mall 3, Pavela menawarkan pengalaman bersantap baru bagi penggemar kuliner.

Masakan Peru tak ubahnya masakan Indonesia, dengan nasi, sayur, dan lauk. Bangsa Peru juga memiliki kekayaan rempah-rempah yang mewarnai masakan mereka.

“Saya pertama kali makan masakan Peru di Miami, AS, sekitar lima tahun lalu. Dari situ, saya tahu bahwa kuliner Peru sudah mendunia. Ketika saya coba, saya langsung jatuh cinta. Saya kira rasanya cocok dengan lidah orang Indonesia,” kata Henry Sanjaya, pemilik Pavela, akhir Juni lalu.

Kuliner Peru kini merupakan perpaduan unik dari bumbu-bumbu asli suku Inca yang diwariskan turun-temurun dengan pendatang dari Eropa (Spanyol, Italia, Jerman), Asia Timur (Jepang dan Tiongkok), serta Afrika Barat. Semua bersatu dalam harmoni yang indah di lidah.

Salah satu warisan Inca adalah aji, cabai pimiento yang pedas. Mereka juga makan jagung, beras, kentang, dan singkong beserta sayuran, daging ayam, daging sapi, dan ikan.

Sebagai makanan pembuka, Pavela menawarkan yucca fritas (singkong goreng) dan papas fritas (kentang goreng) yang dicocol saus aji verde. Saus ini berwarna hijau yang berasal dari cilantro (daun ketumbar) dengan bumbu aji, daun mint, dan bawang. Rasa yang tajam, asam, sekaligus segar dari saus langsung menyergap mulut, berpadu pas dengan gurih singkong atau kentang goreng.

Makanan pembuka lain yang ditawarkan ialah ceviche crocante, yang merupakan salah satu masakan nasional Peru. Ceviche crocante berisi potongan cumi disajikan dengan perasan jeruk nipis, pipilan jagung, serta irisan kecil tomat, timun, dan bawang bombai.

Menu utama Pavela merupakan menu yang disantap sehari-hari oleh warga Peru. Salah satunya pollo saltado. Pollo (dibaca poyo) artinya ayam. Saltado adalah cara memasak digongseng memakai wok hitam. Cara memasaknya memang terpengaruh dari Tiongkok, tetapi rasanya tidak seperti masakan Tiongkok.

 

Pollo saltado disajikan dengan tumisan bawang bombai, tomat, ditambah yucca fritas, salad sayur, nasi mentega dengan taburan cilantro, dan saus aji verde. Rasanya cenderung manis dan segar berkat sausnya.

Asing sekaligus akrab

Menu utama lainnya adalah pollo a la brasa, yang juga masakan nasional Peru. Pollo mengambil bagian paha yang dipanggang secara perlahan sehingga dagingnya empuk, dibumbui dengan beragam rempah. Pollo a la brasa juga disajikan dengan nasi mentega bertabur cilantro, salad sayur, dan saus aji verde.

Pengunjung juga bisa menikmati varian masakan ayam lainnya, seperti nikkei chicken, yakni daging ayam fillet dilumuri saus nikkei yang rasanya manis kemudian digoreng. Ayam kemudian disajikan dengan saus tartar dan potongan daun ketumbar.

Tak ketinggalan adalah menu arroz con chaufa, hidangan nasi goreng khas Peru. Ini merupakan hidangan perpaduan Peru dan Tiongkok (chifa), yakni nasi goreng dengan dua sayap ayam dan telur mata sapi.

Minuman khas Peru yang wajib dicicipi adalah pisco sour. Minuman ini sebenarnya jenis cocktail, tetapi di Pavela racikannya diganti dengan bahan non-alkohol atau mocktail. Warnanya hijau cerah, berasal dari jeruk nipis. Sajiannya dipercantik dengan kocokan putih telur yang lembut dan taburan bubuk kayu manis. Setiap cecapannya berasa asam dan segar.

Javer, salah satu pengunjung, menuturkan, masakan Peru ini cocok dengan lidahnya meskipun ada rasa yang asing. “Rasanya berbeda, tetapi familiar, akrab di lidah kita,” tuturnya.

Henry mengatakan, dia memang menginginkan suasana asli di Peru ke dalam restorannya. Konsep restoran yang sederhana dan homey, dengan batu bata pada sebagian dinding, lantai semen, dan lampu yang redup membawa kehangatan dan kenyamanan bagi pengunjung.

Di dinding terpasang foto-foto hitam putih suasana negara tersebut. Di satu sisi terdapat grafiti yang menggambarkan Machu Picchu, ikon negara tersebut. “Pada dasarnya orang Peru itu suka kemeriahan. Mereka terkenal dengan grafitinya,” kata Henry.

Menyantap pollo a la brasa ditemani yucca fritas alias singkong goreng dengan saus aji verde memang membawa petualangan baru hingga jauh ke Peru.

Fransisca Romana Ninik

Foto: Riza Fathoni


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Juli 2016, di halaman 30 dengan judul “Pesona Cita Rasa Peru”.